Sukses

Romahurmuziy: 40 Persen Kepengurusan PPP Akan Diisi Anak Muda

Romi akan merombak total kepengurusannya dari tingkatan tertinggi hingga kepengurusan terendah di tingkatan daerah.

Liputan6.com, Jakarta - Muktamar Ishlah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar pada 8 April 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta menetapkan Romahurmuziy atau Romi sebagai Ketua Umum PPP. Romi terpilih secara aklamasi setelah disepakati peserta muktamar melalui sidang Paripurna pemilihan ketua umum dan ketua formatur.

Romi mengaku akan secepatnya merangkul seluruh pihak di PPP untuk masuk dalam kepengurusannya. Selain itu, ia akan merombak total kepengurusannya dari tingkatan tertinggi hingga kepengurusan terendah di tingkatan daerah.

"Kalau Presiden punya revolusi mental, kami menyebut hijrah pemikiran dan hijrah tindakan, yaitu dengan melakukan retooling (pembaruan)kepengurusandisemua tingkatan, dari yang tertinggi sampai tingkat kelurahan dan ranting, akan ada pembaharuan kepengurusan," ujar Romi saat menyambangi Liputan6.com di SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Rabu (12/4/2016). 

Selain melakukan perombakkan total di kepengurusan, politisi lulusan Teknis Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) itu juga akan mengisi kepengurusannya dengan kaum muda dan para profesional. "30 persen profesional di luar partai, ini untuk mencangkok pemerikan-pemikiran baru. Dan kita komitmen  40 persen diisi dengan anak muda yang usianya 30 sampai 40 tahunan," ucap Romi.

Romi meyakini, dominasi anak muda dan kaum profesional dalam kepengurusannya akan memberikan angin segar dan perubahan yang cukup besar bagi partai berlambang Kabah itu. "Akan ada amunisi baru, dan adanya kaum muda, profesional dapat menjadikan partai ini lajunya kedepan akan lebih cepat dari Parpol-parpol lain," tutur Romi.

Ke depannya, ia meyakini PPP dapat kembali menjadi rumah besar umat Islam dan menjadi tempat menampung aspirasi rakyat khususnya yang berhubungan dengan bidang keummatan.

"Kita ingin jadi parpol yang cerdas, santun, Islami, karena salah satu keluhan publik, parpol terkesan lambat merespons, sehingga lari ke LSM, atau unjuk rasa dijalan. Unjuk rasa itu sebenarnya muara kelambatan respons parpol, padahal kanal aspirasi itu parpol. Makanya branding ke depan muda, cekatan dan dinamis, Islami," Romi memungkas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini