Sukses

Taman Bumi di Merangin Ini Dilirik UNESCO

Agar masuk ke GNN UNESCO, Pemerintah Merangin diharapkan melakukan banyak pembenahan terhadap geopark di wilayahnya.

Liputan6.com, Jambi - Sejumlah peneliti dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) sejak sepekan terakhir melakukan penelitian di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Penelitian ini untuk melihat dan mengecek langsung, situs Geopark atau taman bumi di Merangin, Jambi.

Penelitian tersebut juga untuk menilai, apakah situs Geopark Merangin sudah layak atau belum untuk tergabung dalam jaringan Geopark Global Network (GGN) UNESCO.

"Geopark Merangin sangat menakjubkan, saya sudah banyak meneliti geopark, ini lebih dari sekedar taman bumi. Namun sebagai tempat migrasi peradaban manusia," ujar peneliti sekaligus petinggi GGN Unesco, Guy Martini di Jambi, Rabu 16 Desember 2015.

Untuk masuk dalam jaringan GGN, Guy Martini menyarankan agar Pemkab Merangin melakukan banyak pembenahan terhadap geopark di wilayahnya.

"Jadi banyak potensi yang dapat dikembangkan dan dilakukan agar Geopark Merangin dengan mudah diakui GGN Unesco," jelas Martini.

Menurut dia, Pemkab Merangin harus membuat pemetaan wilayah geopark baru yang lebih terarah. Selain itu, Pemkab Merangin juga diminta menggali potensi geopark agar bisa dikembangkan. Seperti potensi geologi, alam, sejarah, budaya, ekonomi dan sosial.

Selain itu, ahli geopark asal Prancis ini menyarankan agar Pemkab Merangin membuat perencanaan program sesuai dengan potensi daerah, serta kegiatan edukasi.

"Pemerintah juga harus menjalin kerjasama yang baik dalam ruang lingkup kelembagaan geopark, dengan masyarakat, pihak kecamatan dan pemerintah pusat," kata dia.

Kemudian Pemkab Merangin juga diminta untuk membuat produk unggulan. Selain itu, juga harus membuat logo atau ikon Geopark Merangin agar mudah dikenal masyarakat luas.

"Produk andalan, adanya logo dan ikon geopark harus banyak dipromosikan di tempat umum. Tujuannya agar masyarakat tahu jika mereka berada di kawasan geopark," ujar Martini.

Berdasarkan data Pemkab Merangin, Geopark Merangin termasuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang relatif masih terjaga.

Berumur 300 Juta Tahun

Geopark tersebut diperkirakan berumur 300 juta tahun. Karena itu, tempat tersebut menjadi ladang riset utama para geolog dunia dalam mempelajari evolusi bumi.

Di dalam kawasan Geopark Merangin cukup banyak peninggalan fosil kayu, tumbuhan, serta kerang-kerangan yang tercetak membatu di batu endapan lava dan abu vulkanik gunung purba. Fosil-fosil di Merangin itu tersebar di sepanjang Sungai Batang Merangin dan Mengkarang. Fosil-fosil tersebut juga terdapat di dalam tanah.

Geopark Merangin memiliki luas 20.360 kilometer persegi. Geopark tersebut terbagi atas 4 bagian. Yakni, Paleobotani Park Merangin, Highland Park Kerinci, Geo-Cultural Park Sarolangun, dan Godwana Park Pegunungan Bukit Tiga Puluh yang masuk wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat di Jambi.

Paleobotani Park Merangin terbagi atas 3 zona. Yakni, zona tangkapan (gerbang utama) di kawasan Kota Bangko, Ibu Kota Kabupaten Merangin, zona inti geoconservation, bioconservation, cultural, dan conservation serta zona penyangga yang merupakan daerah sepanjang daerah aliran sungai (DAS).

Luas Paleobotani Park Merangin adalah 1.551 kilometer persegi yang terbagi atas 2 zona. Zona pertama disebut geoconservation. Di sana ada 2 blok. Yakni, kawasan Jambi Flora yang meliputi Desa Air Batu hingga Desa Biuku Tanjung serta kawasan Kars Sengayau di Sungai Manau dan Kars Jangkat. Kars Sengayau meliputi 13 gua yang pernah ditempuh masyarakat setempat selama 12 hari.

Zona kedua disebut bioconservation. Yakni, kawasan hutan lindung dan hutan adat di Merangin. Salah satunya, Hutan Adat Guguk di Desa Guguk, Kecamatan Renah Pembarap. Hutan Guguk memiliki luas sekitar 690 hektar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.