Sukses

Lagi, 2 Bocah di Riau Meninggal Diduga karena Kabut Asap

Menurut Atina, anaknya sebelum meninggal mengalami sesak napas, kejang, dan muntah. Sang anak juga disebut mengeluarkan darah dari hidung.

Liputan6.com, Pekanbaru - 2 Bocah di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Mulya (12) dan Habibi (6), diduga menjadi korban asap yang berujung maut. Namun, Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengaku belum mendapat laporan terkait meninggalnya 2 bocah yang masih mempunyai hubungan keluarga itu.

"Dinas Kesehatan Provinsi Riau belum menerima laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir. Baik itu laporan tertulis maupun secara lisan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril, Sabtu (24/10/2015).

Dia secara pribadi juga tak mengetahui adanya 2 anak di kabupaten tersebut yang diduga menjadi korban kabut asap di Riau. "Secara pribadi, saya juga belum mendapat informasi," tegas Andra.

Sementara itu, kerabat 2 bocah tersebut, Adriyanto dalam keterangan persnya menyatakan, keponakannya meninggal karena terpapar asap yang sudah 4 bulan menyelimuti Riau.

"2 Keponakan saya itu sempat menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada, Tembilahan, Indragiri Hilir. Kedua almarhum mengalami sesak napas," kata Adri.

Pria yang juga anggota DPRD Indragiri Hilir itu menyebutkan, 2 keponakannya itu meninggal dalam waktu yang berbeda. Habibi meninggal sekitar 2 hari lalu, sementara Mulya pada pekan sebelumnya.

Sesak Napas dan Kejang

Atinah, ibu dari Mulya kepada wartawan menyebutkan, anaknya mulai sakit-sakitan sejak Riau diselimuti kabut asap pekat. Karena kondisinya mengkhawatikan, Mulya kemudian dibawa ke rumah sakit.

"1 Hari setelah dirawat, anak saya kemudian meninggal dunia," kata Atina.

Menurut dia, anaknya sebelum meninggal mengalami sesak napas, kejang, dan muntah. Tak hanya itu, sang anak juga disebut mengeluarkan darah dari hidung.

Hal serupa juga terjadi pada korban Habibi. Dia sebelum meninggal juga mengalami sesak, kejang, muntah, hingga hidungnya mengeluarkan darah.

"Di rumah sakit sempat dikeluarkan cairan hitam dari paru-parunya. Kata dokter karena asap," cerita sang ayah Habibi, Kurnain.

Dari surat keterangan dokter, ungkap Kurnain, ditulis penyebab anaknya meninggal karena bronkopneumonia. Penyakit ini adalah peradangan umum paru-paru, yang disebabkan oleh pencemaran, baik pencemaran udara, air maupun tanah.

"Semoga tak ada korban lagi. Karena bisa dilihat sendiri, bagaimana kondisi asap sekarang. Ini sangat berbahaya dan tak baik bagi kesehatan. Semoga tidak ada lagi korban," pungkas Kurnain. (Ron/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.