Sukses

Bus Transjakarta Mogok, Operator Kena Sanksi Bayar Denda

Bus Transjakarta JTM 026 mengalami mati mesin saat sedang mengangkut penumpang di jalur bus Pramuka, Jakarta Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Bus Transjakarta JTM 026 mengalami mati mesin atau mogok saat sedang mengangkut penumpang di jalur bus Pramuka, Jakarta Timur, pagi tadi. Penumpang di dalam pun histeris saat melihat kepulan asap keluar dari badan bus.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) ANS Kosasih mengakui ada kerusakan mesin yang memicu mogoknya bus, yaitu bocornya radiator yang menimbulkan uap air karena mesin kering.

"Ini kami tindak langsung operatornya. Mereka tidak periksa radiator itu (sebelum jalan). Radiatornya bocor sehingga airnya keluar, mesin kering dan mengeluarkan uap air, bukan asap," kata Kosasih usai menghadiri acara coffee break dengan pejabat Polda Metro Jaya di Gedung Utama Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/9/2015).

"Karena banyak yang tidak bisa membedakan antara uap air dan asap jadi penumpang panik, kaget," imbuh dia.

Kosasih mengatakan, seharusnya operator mengecek air radiator secara berkala, terutama sebelum bus beroperasi. Akibat kelalaian ini, Kosasih memberikan sanksi kepada operator untuk menarik bus tersebut ke pool dan membayar denda sejumlah uang.

"Sudah disanksi, bus disuruh pulang biar tidak dapat duit. Lalu dikenakan denda sejumlah uang dikalikan 200 kilometer," ujar Kosasih.

Ia mengaku akan terus mengecek kondisi JTM 026 saat sedang beroperasi. Jika ternyata lebih dari tiga kali terjadi kerusakan, maka armada tersebut akan dinonaktifkan.

‪"Nanti sore akan kaji, kami buat tabulasi. Nanti dilihat bus (JTM 026) bermasalah berapa kali. Kalau sudah tiga kali, dikandangkan," tutur Kosasih.

Dia mengatakan, telah menginstruksikan setiap operator bus Transjakarta untuk melakukan servis kendaraan rutin dan bekerjasama dengan Agen Pemegang Merk (APM) agar perawatan bus lebih mudah dilakukan.

Sejauh ini, tambah Kosasih, sebanyak 10 persen armada bus Transjakarta sedang direparasi. Sementara 90 persen sisanya masih mengaspal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"‪Pemeriksaan berkala rutin dilakukan, baik kami di Transjakarta dan juga operator, berapa kali harus diservis. Kami syaratkan semua harus kontrak dengan APM. Terus selain itu, 10 persen armada ditarik untuk dirawat. Setiap harinya yang jalan hanya 90 persen," pungkas Kosasih. (Ndy/Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini