Sukses

Tiba dari Timur Tengah, Jokowi Langsung Pimpin Ratas Kabut Asap

Jokowi juga meminta kepada Kapolri untuk menindak tegas pelaku pembakaran, baik perorangan maupun perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kepadatan agenda kunjungannya ke sejumlah negara di Timur Tengah, Presiden Joko Widodo tetap memantau ‎kebakaran hutan yang menyebabkan pemerintah Indonesia menetapkan status Darurat Kabut Asap. Bahkan, setibanya di Tanah Air, Jokowi rencananya akan langsung memimpin rapat terbatas (ratas) terkait bencana kabut asap.

"Walaupun berada dalam kunjungan di 3 negara, presiden secara khusus tetap memantau perkembangan berkaitan pembakaran hutan dan asap. Ada beberapa poin, antara lain besok (hari ini) akan ada ratas sekitar jam 15.00 berkaitan dengan hal ini," ujar Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa malam 15 September 2015.

Selain itu, Jokowi meminta ‎kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk menambah pasukan di lokasi kebakaran hutan. Penambahan personel itu diharapkan mampu mempercepat proses pemadaman api.

"Kedua, Presiden juga meminta Panglima TNI untuk menambah pasukannya, dan sudah ditambah mulai per hari ini 1.059 personel TNI untuk membantu baik di Riau maupun di Sumatera Selatan," tambah dia.

Kapolri pun diminta menindak tegas para pembakar hutan, baik perorangan maupun perusahaan. Jokowi tidak segan-segan menginstruksikan agar perusahan yang melanggar untuk dicabut izinnya.

‎"Kepada perusahaan, maka perusahaan itu akan di-black list izinnya. Kepada komisaris dan direksi (perusahaan tersebut) akan dilakukan tindakan hukum," terang Pramono.

‎Pramono mengatakan, Jokowi menilai selama ini perusahaan-perusahaan nakal tersebut kerap membakar hutan untuk membuka lahan perkebunan. Kurangnya ketegasan dari pemerintah membuat peristiwa tersebut terus terulang. Namun kali ini Jokowi tidak ingin memberikan ruang sedikit pun bagi para pelanggar itu.

"Kali ini tidak ada kelonggaran lagi. Presiden menginstruksikan kepada Kapolri agar hukum ditegakkan. Juga kepada Satgas BNPB agar mereka diberikan hukuman seberat-beratnya. Karena ini bukan hanya mengganggu masyarakat Indonesia, tapi juga negara tetangga," tandas dia.

Dalam lawatannya selama 5 hari ini, Jokowi berkunjung ke 3 negara di Timur Tengah, yakni Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA). Kunjungan tersebut untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi, industri, pertahanan, dan perlindungan WNI yang bekerja di negara tersebut.

Agenda bilateral yang berlangsung sejak Jumat 11 September 2015 itu diselenggarakan dalam waktu yang cukup padat. Di 3 negara itu, Jokowi bahkan menggelar pertemuan hingga 14 kali setiap harinya.

"Perlu diketahui, di sana Presiden rata-rata melakukan pertemuan 13 hingga 14 kali setiap hari dan baru selesai pada jam 23.00," pungkas Pramono. (Mvi/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.