Sukses

Menjarah saat Pasar Johar Terbakar, Pemuda 'Dihukum' Pedagang

Para pedagang Johar mengejar dan memukul seorang pemuda yang kepergok tengah menjarah barang dagangan mereka.

Liputan6.com, Semarang - Kebakaran pasar Johar tadi malam adalah musibah bagi para pedagang di pasar legendaris Semarang itu. Namun di tengah musibah itu ada orang yang tega mencari keuntungan pribadi dengan menjarah barang dagangan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang, Minggu (10/5/2015), sedih dan marah, para pedagang Johar mengejar dan memukul seorang pemuda yang kepergok tengah menjarah barang dagangan mereka. Sejumlah warga yang kesal ikut menghakimi sebelum polisi mengamankan pemuda itu.

Penjarahan oleh pemuda itu terjadi di tengah kepanikan dan hiruk pikuk para pedagang yang berusaha menyelamatkan barang dagangan mereka dari api yang memusnahkan pasar Johar.

Pasar Johar yang merupakan salah satu pasar tertua dan paling terkenal di Semarang, terbakar Sabtu malam. Diduga bersumber dari sebuah kios pakaian, api dengan cepat merembet dan menghanguskan kios-kios lain di lantai atas dan bawah.

Hingga berita ini disusun, petugas  pemadam masih bekerja di pasar induk Johar. Api memang sudah bisa dipadamkan namun masih banyak bara yang harus benar-benar dipadamkan. Sejumlah polisi dan tentara ikut membantu pemadaman.

Di sekitar pasar, polisi berjaga-jaga guna mencegah penjarahan seperti terjadi malam tadi. Sementara sebagian pedagang berusaha mengais barang dagangan yang masih bisa diselamatkan.

Belum ada penjelasan resmi tentang penyebab kebakaran ini. Namun sejumlah pedagang menuding ada pihak yang sengaja membakar pasar Johar. Tudingan yang tentu saja belum tentu benar. Terlepas dari itu, para pedagang berharap pemerintah Kota Semarang mau mengganti kerugian mereka akibat kebakaran.

Pasar Johar adalah salah satu ikon Kota Semarang yang telah berdiri sejak 1860, artinya 155 tahun lalu. Pada tahun 50-an pasar Johar disebut-sebut sebagai pasar terbaik di Asia Tenggara. (Nda/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.