Sukses

Tim DVI Polda Jateng Ambil Sampel Darah Keluarga Sumarti Ningsih

Tim DVI Polda Jateng juga meminta ijazah sekolah dan membawa foto Sumarti Ningsih.

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sumarti Ningsih (23), buruh migran asal Desa Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, yang tewas dibunuh di Hong Kong, didatangi Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Kedatangan tim bertujuan untuk mengambil sampel darah dan air liur kedua orangtua serta anak Sumarti, Muhammad Hafidz Arnovan (5).

"Kami ke sini atas perintah DVI pusat untuk mengumpulkan data antemortem. Kami mencari data dari identitas secara umum seperti sidik jari, gigi, dan DNA dari kedua orangtua dan anaknya," jelas Kepala Sub Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Jateng, Ajun Komisaris Besar Hastry Purwanti di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (5/11/2014).

Selain mengambil sampel, mereka juga meminta ijazah sekolah dan membawa foto Sumarti. Pengambilan sampel itu untuk keperluan prosesi identifikasi jenazah Sumarti. Sampel darah dan liur nantinya akan dicocokkan dengan milik janazah Sumarti.

Menurut Hastry, data hasil antemortem tersebut nantinya akan dikirimkan ke Jakarta, lalu akan dikirimkan ke Hong Kong untuk dibandingkan dengan data Sumarti.

"Nanti kami kirimkan ke Jakarta dan hasilnya dikirim ke Hong Kong untuk dibandingkan dengan data postmortem dari jenazah yang diduga korban asli sini," ujar Hastry.

Sumarti Ningsih yang juga dikenal dengan nama Alice ditemukan tewas di apartemen Jutting di Distrik Wan Chai, Hong Kong, pada Sabtu 1 November 2014 dini hari. Wanita asal Cilacap, Jawa Tengah itu ditemukan tak bernyawa dalam koper di balkon lantai 31 unit apartemen. Dia diduga sudah meninggal beberapa hari sebelumnya.

Korban pembunuhan lainnya Seneng Mujiasih atau karib disapa Jesse Lorena yang awalnya ditemukan hidup di apartemen milik Jutting dengan luka tikaman parah di leher dan bokongnya. Namun wanita malang asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian.

Sementara Rurik Jutting adalah mantan karyawan Bank of America Merrill Lynch. Lulusan perguruan tinggi terkemuka di Inggris, Cambridge University itu diketahui mengundurkan diri dari pekerjaannya beberapa pekan lalu, sebelum melakukan pembunuhan keji ini. (Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini