Sukses

BBM di Cilegon Masih Langka

Kelangkaan BBM di Cilegon, Banten, disebabkan sejumlah SPBU menolak pasokan premium dari unit pemasaran III Tanjung Gerem, Merak. Guna memenuhi kebutuhan, mereka memasok dari Depo Pertamina.

Liputan6.com, Cilegon: Bahan bakar minyak (BBM) di Cilegon, Banten, hingga Rabu (17/5), masih langka. Sebab pihak stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) sudah empat hari menolak pasokan BBM jenis premium dari unit pemasaran III Tanjung Gerem, Merak. Hal ini setelah banyak konsumen yang kecewa karena kendaraan mereka rusak setelah mengisi BBM di SPBU [baca: Kendaraan yang Mogok Terus Bertambah].

Untuk mengatasi kelangkaan BBM di Cilegon, sejumlah SPBU memasok premium dari depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara. Namun pasokan untuk setiap SPBU dibatasi, yakni hanya 7.000 liter yang bakal habis dalam beberapa jam. Lantaran jumlahnya terbatas, polisi melarang warga yang membeli BBM dengan jeriken.

Sejauh ini, Pertamina membantah jika premium yang dijual di kawasan Cilegon adalah oplosan. Sebab jelas Jaelani, Divisi Pemasaran BBM Pertamina Pusat, pihaknya selalu mengawasi secara ketat sejak BBM keluar dari depo.

Mengoplos premium dengan minyak tanah atau sejenisnya sebenarnya bukan barang baru. Pertamina sudah berulang kali mendapati upaya ini di beberapa daerah di Jakarta. Modusnya, mobil tangki berisi premium dicampur dengan minyak tanah terlebih dahulu sebelum dibawa ke SPBU atau sebaliknya.

Pertamina pernah mencoba dengan mengganti sopir pembawa tangki premium yang sebelumnya dikelola pemilik tangki diganti dengan sopir dari Pertamina. Hal ini untuk memudahkan pengawasan. Namun, upaya itu diprotes sehingga usaha membersihkan kasus premium oplosan tidak pernah tuntas.

Banyaknya sepeda motor yang rusak di Cilegon akibat premium oplosan membawa rezeki bagi sejumlah bengkel. Bengkel di Jalan Jombang Kali Cilegon, misalnya, belakangan cukup ramai menservis motor yang rusak. Para pemilik kendaraan umumnya mengeluh soal yang sama, yakni sepeda motor mati atau jalannya tersendat. Ini terjadi setelah mereka mengisi premium di SPBU.

Dampak premium oplosan juga dirasakan bengkel di Jalan Kemakmuran, Serang. Salah seorang kepala bengkel di kawasan ini mengaku, dalam sehari bisa menservis hingga 40 sepeda motor. Keluhannya pun sama, rusak pada bagian pengapian.

Sementara itu, antrean kendaraan di salah satu SPBU di Gorontalo hari ini mencapai dua kilometer. Ini diakibatkan SPBU hanya buka sampai siang hari karena pasokan dari Pertamina dikurangi dari 40 ribu liter menjadi 20 ribu liter. Pertamina menjamin pasokan akan lancar Jumat besok. Ini setelah kapal tanker berlabuh di Pelabuhan Bitung [baca: Kelangkaan Premium Meluas, Warga Mengeluh].

Kelangkaan BBM juga terjadi di Timika, Papua, sejak tiga hari silam. Pasokan yang biasanya empat tangki, kini menjadi satu tangki ukuran 15 ribu liter. Persediaan ini hanya bisa bertahan sampai siang hari. Bagi mereka yang belum kebagian harus rela menginap atau menitipkan kendaraannya di SPBU sampai pasokan berikutnya datang.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini