Sukses

BPPT Mengkhawatirkan Kualitas Air Minum di Jakarta

Peneliti BPPT mengkhawatirkan kualiatas bahan baku air yang buruk membentuk senyawa penyebab kanker dalam air produksi perusaaan air minum di Jakarta. Pihak PT Palyja memastikan airnya layak minum.

Liputan6.com, Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mewaspadai pembentukan senyawa penyebab kanker dalam air produksi perusahaan air minum di Jakarta. Ini terjadi karena kualitas bahan baku air kian buruk sementara proses pengolahan tidak berubah.

Nusa Idaman Said, peneliti Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair BPPT di Jakarta, Rabu (6/9), menerangkan air bahan baku yang tinggi kandungan bahan organik ini diolah instalasi pengolahan air minum. Dengan pemberian kaporit, menurut Nusa, 90 persen berpeluang untuk membentuk senyawa trihalo metana yang berpotensi menyebabkan kanker.

Sebanyak 80 persen air dipasok dari Waduk Jatiluhur, Jawa Barat, lewat saluran Tarum Barat. Saluran air yang terbuka dan musim kemarau berkepanjangan membuat kualitas air baku ini kian buruk.

Amstrong Sembiring dari Komunitas Pengguna Air Jakarta memprihatinkan kondisi ini. Konsumen air memang memiliki pengetahuan yang minim soal polutan mikro. Sejauh ini mereka melulu mengeluhkan persoalan klasik air minum seperti berbau kaporit, kadang-kadang berwarna kecolekatan, dan keruh.

Sri Mawati, ibu rumah tangga, misalnya mengaku tidak mengerti soal kualitas air. Saban hari dia menggunakan air ledeng untuk kebutuhan sehari-hari. Dia hanya tahu kualitas air semata dari kualitas fisik seperti warna dan bau.

Charaeni yang tinggal di Kelurahan Ancol, Jakarta Utara, juga mengaku tidak paham soal kandungan bahan kimia dari air yang mengalir di rumahnya. "Sebenarnya nggak yakin [terhadap kualitas air ledeng], tapi kalau beli air terus Ibu bisa tekor," kata ibu rumah tangga ini.

Direktur Hubungan Investor PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) Kumala Siregar menepis kekhawatiran soal kehadian polutan mikro dalam air bersih. "Sekarang ini kita berpegang pada Peraturan Menteri Kesehatan yang ada," kata Kumala. Menurut dia, air produksi Palyja memenuhi standar yang disyaratkan dan sudah siap minum. Kemala juga mengatakan perlu penelitian lebih dalam untuk membuktikan kebenaran pernyataan BPPT itu.

Untuk meningkatkan kualitas air dan menghilangkan keragu-raguan, BPPT menyarankan konsumen memberi perlakuan sederhana terhadap air yang akan dikonsumsi. Salah satu cara sederhana untuk menghilangkan polutan mikro dengan menyaring dengan arang aktif. Jika tidak punya saringan arang aktif, masaklah air sampai benar-benar mendidih.(TNA/Agus Hidayat)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini