Menurut Ipung dan Hendi, dua pengusaha bajaj, mereka keberatan karena tidak sanggup membayar bajaj BBG seharga Rp 36,5 juta per unit. Selain itu risiko keamanan dan ketersediaan BBG juga masih menjadi kendala. Pengusaha bajaj ini juga berharap pemerintah sebagai regulator lebih tegas dan memperjelas arah kebijakan. Mereka tidak menginginkan kasus kancil sebagai pengganti bajaj yang kemudian dilarang tidak terjadi kembali [baca:Â Kontroversi Peluncuran Kancil Masih Berlanjut].(IAN/Aryo Adi Prabowo dan Prihandoyo)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.