Sukses

Plus Minus Sadar Merawat Diri Sejak Dini dari Kacamata Medis sampai Sisi Psikologis

Merawat diri penting untuk meningkatkan kepercayaan diri seseorang sampai untuk tujuan kesehatan. Tapi apa jadinya jika terlalu diri memakai skincare, bahkan saat remaja yang merupakan masa menggali potensi diri?

Liputan6.com, Jakarta - Merawat diri penting untuk meningkatkan kepercayaan diri seseorang sampai untuk tujuan kesehatan. Tapi apa jadinya jika terlalu diri memakai skincare, bahkan saat remaja yang merupakan masa menggali potensi diri?

Dokter spesialis kulit, dr. M. Akbar Wedyadhana, Sp.KK FINSDV, FAADV mengatakan penggunaan skincare sejak remaja itu sebenarnya semakin baik. "Nantinya kalau kita mencegah proses aging (penuaan) kulit itu kan bener-bener nggak bisa dihindari ya. Kalau kita melakukan prefentif sedini mungkin sebenarnya secara prinsip semakin baik," ungkapnya saat ditemui Tim Lifestyle Liputan6.com dalam sebuah acara kecantikan di bilangan Jakarta Selatan, Selasa, 20 Februari 2024.

Namun memang harus diperhatikan pemilihan skincare, seperti pada anak kecil kulitnya masih sensitif, apalagi saat ini produk skincare sangat banyak. "Menurut saya yang harus diperhatikan adalah skincare apa yang dipakai dan mereknya," imbuh dr. Akbar.

Sekarang ini banyak skincare beredar mengklaim memiliki bahan kandungan aktif tertentu yang sedang populer. "Tapi sekali lagi itu, pabriknya nggak jelas, yang buat siapa nggak tahu dan tidak ada penelitian atau terbukti ilmiah," terangnya.

Penggunaan skincare sejak diri yang artinya remaja diperbolehkan, apalagi saat sudah terjadi perubahan hormon. Dampaknya menurutnya akan terasa saat seseorang mencapai dewasa usia 30 tahunan, sehingga akan minimal ditemukan melasma atau bintik kecokelatan di wajah akibat paparan sinar matahari.

Penggunaan skincare untuk anak-anak yang terkena kondisi dermatitis maupun eksim dan gangguan kulit sejak lahir juga disarankan. "Tapi kita harus lihat kasus per kasus dan harus selektif misalnya pakai sabunnya saja yang sudah pasti hypoallergenic," sambung dr. Akbar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kata Psikolog Soal Merawat Diri Terlalu Dini

Sementara itu, Psikolog Klinis dan Master Grafologi, Dian Ibung, S.Psi mengungkapkan, merawat diri dengan pemakaian skincare sejak diri sebenarnya wajar. "Karena dari dulu skincare sudah digunakan untuk perawatan dan kesehatan," sebut Dian kepada Liputan6.com dalam wawancara telepon, Jumat 23 Februari 2024.

Sejak dulu, kata Dian, anak kecil juga sudah dipakaikan skincare. Namun akan berbeda untuk tujuan perawatan dan kecantikan yang dari sisi psikologis akhirnya akan menyangkut konsep diri seseorang.

"Kalo baliknya ke konsep diri ada beberapa aspek bagaimana dia memandang dirinya atau self image, ada juga ideal self bagaimana seseorang memandang ideal dirinya," sambung Dian.  

Ketika berbicara remaja yang menggunakan skincare dianggap terlalu dini, maka menurutnya bisa dibedakan berdasarkan tujuannya. Apakah karena self image agar bisa diterima oleh teman-temannya dan dianggap setara di lingkungannya.  

Hal yang dikhawatirkan, dari penggunaan skincare maupun makeup yang berlebihan pada remaja adalah hanya ikut-ikutan saja. "Takutnya FOMO (Fear of Missing Out)," tukasnya lagi.

3 dari 4 halaman

Pengaruh Besar Lingkungan

Lebih jauh Dian yang juga seorang penulis buku, mengatakan bahwa self image dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan termasuk orangtua maupun orang dewasa yang bertanggung jawab kepada anak. "Karena konsep diri bukan bawaan sejak lahir," katanya.

Di luar itu, menurutnya boleh saja merawat diri sedari kecil maupun remaja, asalkan hal itu bisa membantu individu memperoleh proses diri yang lebih baik dan berdampak positif menjadi percaya diri. "Tapi jika terjadi karena takut ditinggalkan lingkungan hingga meletakan ideal self-nya, maka dampaknya negatif, karena fokusnya itu akan membuat lupa potensi yang lain seperti pelajaran sekolah," paparnya. 

Selain ada ideal self atau bayangan ideal seseorang akan dirinya, ada pula self esteem (harga diri) di mana seseorang menghargai dan mengapresiasi dirinya. "Ini bisa terjadi karena ada pengalaman, mendorong dia skincare-an," tambah Dian.

Bagian dari self image yang melihat konsep diri seseorang sehingga memakai skincare sejak remaja, pengaruh teman dan lingkungan akibat dari interaksi sosial. "Sehingga tekanan dari teman sebaya besar itu akan jadi faktor," bahasnya. 

 

4 dari 4 halaman

Peran Orangtua Terhadap Pemahaman Konsep Diri Anak

Di sini juga ada peran orangtua untuk menanamkan pada anak dan remajanya bahwa konsep diri tidak hanya masalah fisik. Bahwa masih ada prestasi dan keunggulan lain yang bisa membuat seseorang mendapat perhatian dari lingkungan bukan, sekadar fisik dengan mempercantik diri. Orangtua bahkan harus memantau produk skincare apa yang dipakai oleh anak remajanya agar penggunaan skincare sejak dini tetap aman. 

Dalam buku Embrance Change For Success, dari penulis Dale Carnegie, disebutkan bahwa konsep diri menggambarkan persepsi individu tentang dirinya sendiri dan hubungannya dengan obyek atau orang lain dalam lingkungannya. Komponen self image mencakup persepsi atau tanggapan, baik di masa lalu maupun sekarang, terkait ukuran dan bentuk tubuh serta kemampuan pada dirinya (fisik).

Sementara ideal self atau diri ideal adalah persepsi seorang individu mengenai bagaimana individu tersebut semestinya berperilaku berdasar pada standar pribadinya dan terkait dengan cita-citanya. Pembentukan ideal diri ini mulai ada sejak individu itu berada pada masa anak-anak dan dipengaruhi pula oleh individu lain yang berada di sekitar dirinya.

Diri ideal bagi seseorang disebut juga sebagai pengharapan atas dirinya sendiri. Hal ini seperti harapan atas kemungkinan menjadi apa dirinya kelak sesuai dengan idealisme seseorang. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini