Sukses

Daftar 10 Perusahaan Penghasil Polutan di Sungai Terbanyak Versi Impact Reports 2023 dari Sungai Watch

Sungai Watch, sebuah organisasi lingkungan di Bali, pada 13 Februari 2024 telah merilis laporan dampak 2023. Laporan tersebut merinci hasil dari pekerjaan mereka membersihkan perairan Bali selama 12 bulan terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Sungai Watch, sebuah organisasi lingkungan di Bali, pada 13 Februari 2024 telah merilis laporan dampak 2023. Laporan tersebut merinci hasil dari pekerjaan mereka membersihkan perairan Bali selama 12 bulan terakhir.

Mengutip dari laporan tersebut, Kamis (15/2/2024), disebutkan bahwa Sungai Watch telah mengumpulkan sampah dan membawanya ke salah satu dari tujuh fasilitas pemrosesan limbah. Di sana, mereka memilah sampah ke dalam 30 kategori material berbeda. 

Laporan dampak 2023 merinci persentase terbaru dari setiap kategori material. Laporan tersebut juga akan menyertakan informasi tentang pengembalian pajak tahunan Sungai Watch. Sungai Watch juga mencatat 10 perusahaan penghasil polutan di sungai terbanyak, sebagai berikut:

1. Danone dengan 39.118 item

Dengan jumlah tersebut, Danone menyumbang pencemaran gelas plastik sebanyak 13 persen dan pencemaran botol PET 25 persen, serta pencemaran plastik sachet 10 persen. Danone juga merupakan penyumbang jenis plastik keras sebesar 3 persen.

2. Wings Surya dengan 33.601 item

Perusahaan ini turut menjadi penyimbang pencemaran plastik dan botol PET, masing-masing sebesar 10 persen. Sementara untuk plastik sachet 13 persen dan plastik keras 2 persen.

3. Indofood dengan 26.156 item

Menduduki peringkat ke-3, perusahaan ini paling banyak menyumbang sampah produk plastik sachet sebanyak 7 persen dan botol plastik keras 8 persen.

4. Ultra Jaya Milk dengan 23.445 item

Perusahaan tersebut paling mendominasi dalam pencemaran kemasan tetrapak sebesar 31 persen. Kemasan berbahan dasar kertas tersebut biasanya digunakan untuk mengemas produk susu dan jus. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

5. Orang Tua Group dengan 23.113 item

Grup perusahaan yang biasanya disingkat OT ini menyumbang jenis sampah gelas plastik sebesar 19 persen dan pencemaran kaca sebanyak 5 persen. 

6. Unilever dengan 21.487 item

Perusahaan ini menyumbang pencemaran plastik sachet sebesar 10 persen dan plastik keras 11 persen, serta pencemaran kaca 2 persen.

7. Mayora Indah dengan 21.185 item

Mayora menyumbang sampah plastik jenis gelas sebanyak 5 persen dan botol PET 15 persen, serta plastik sachet 3 persen.

8. Nestle dengan 17.481 item

Perusahaan ini paling banyak menyumbang sampah jenis logam sebanyak 20 persen dan kemasan tetrapack sebesar 10 persen.

9. Coca Cola dengan 16.203 item

Coca Cola menyumbang paling banyak sampah logam sebesar 6 persen.

10. Sinar Sosro dengan 14.001 item

Perusahaan ini menyumbang sampah botol PET sebanyak 5 persen dan tetrapak 10 persen. Sebagai orgnisasi yang bergerak di bidang lingkungan, Sungai Watch memiliki misi untuk melindungi dan memulihkan sungai-sungai Indonesia dengan mengembangkan dan merancang teknologi sederhana untuk menghentikan aliran polusi plastik ke laut

3 dari 4 halaman

Sampah Plastik Bisa Cemari Tanah

Disebutkan bahwa sampah plastik dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah karena merupakan limbah yang sulit terurai. Jutaan ton plastik mencemari lautan serta telah menarik banyak perhatian. Bukan hanya di lautan, nyatanya polusi plastik pun bisa menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi tumbuhan dan hewan yang berbasis di darat.

Mengutip Tim Hot Liputan6.com, 21 Desember 2022, dikenal sebagai salah satu penyebab pencemaran lingkungan, sampah plastik dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah karena material ini sulit diuraikan oleh mikroba tanah dan bisa bertahan hingga ratusan tahun. Membuatnya menjadi limbah yang perlu diolah secara khusus serta tidak boleh dibuang sembarang.

Begitu sedikit plastik yang kita buang setiap hari, didaur ulang atau dibakar di fasilitas limbah menjadi energi. Sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah, yang membutuhkan waktu hingga 1.000 tahun untuk terurai, sampah plastik ini kemudian melarutkan zat yang beracun ke dalam tanah dan mencemarinya.

4 dari 4 halaman

Proses Mencemari Tanah

Lalu bagaimana proses sampah plastik dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah? Dalam studi yang dilakukan oleh peneliti di Jerman, menemukan bahwa mikroplastik di tanah, sedimen dan air tawar dapat berdampak negatif jangka panjang pada ekosistem tersebut.

Mereka mengatakan polusi mikroplastik terestrial jauh lebih tinggi daripada polusi mikroplastik laut, diperkirakan empat hingga 23 kali lebih tinggi, bergantung pada lingkungan. Para peneliti menyimpulkan bahwa, meskipun sedikit penelitian telah dilakukan di bidang ini, hasilnya sampai saat ini sangat memprihatinkan, di mana ditemukan pecahan plastik terdapat hampir di seluruh dunia dan dapat memicu berbagai macam efek samping yang membahayakan makhluk hidup.

Studi ini memperkirakan, sepertiga dari semua sampah plastik akan berakhir di tanah atau air tawar. Sebagian besar plastik ini hancur jadi partikel yang lebih kecil dari lima milimeter, yang dikenal sebagai mikroplastik. Sampah ini terurai lebih lanjut menjadi partikel nano yang berukuran kurang dari 0,1 mikrometer. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.