Sukses

Ide Jalan-Jalan Gratis di Jakarta: Menyambangi Festival Merayakan Gastronomi Indonesia

Festival Merayakan Gastronomi Indonesia berlangsung di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada 2--11 Februari 2024 dengan seluruh agendanya dapat diikuti secara gratis, kecuali Traditional Communal Dinner.

Liputan6.com, Jakarta - Belum ada ide mau ke mana akhir pekan ini? Tenang, karena Anda bisa datang ke Festival Merayakan Gastronomi Indonesia yang berlangsung di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, pada 2--11 Februari 2024.

Sesuai namanya, festival yang diinisiasi Yayasan Nusa Gastronomi Indonesia dan didukung Hibah Dana Duta Besar AS untuk Pelestarian Budaya (AFCP) ini menawarkan perpaduan seni, tradisi, dan ilmu kuliner guna mengapresiasi dan melestarikan keberagaman makanan Indonesia.

Acara ini menampilkan hasil penelitian proyek Pusaka Rasa Nusantara (PRN) dalam bentuk "museum" gastronomi Indonesia. Ketua Tim PRN, Meilati Batubara, menyebut bahwa pihaknya punya dua gol: menerbitkan buku resep dan menggelar pemeran, yang akhirnya diperlebar jadi festival, berdasarkan temuan-temuan mereka.

Dalam pengembangannya, mereka kemudian tidak hanya merekam resep makanan lokal dari Sabang sampai Sentani, namun juga kultur kuliner di setiap wilayah. "Kami percaya, makanan adalah jalan masuk ke hati banyak orang," kata Mei di acara pembukaan Festival Merayakan Gastronomi Indonesia di lokasi acara, Jumat, 2 Februari 2024.

Ia melanjutkan, "Seminggu ke depan, kami ingin merayakan bagaimana gastronomi menyambungkan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan menyambungkan banyak topik dalam kehidupan kita."

Selama festival berlangsung, pengunjung dipersilakan menjelajah Pop Up Gastronomy Museum untuk lebih memahami sejarah dan budaya kuliner Indonesia. "Data ini kami peroleh dengan datang ke rumah warga, masak dan makan bersama, lalu mengobrol. Cerita-cerita dari mereka inilah yang kami sampaikan," sebut dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ragam Agenda Seru

Mei melanjutkan, "Kami juga merekam bagaimana bioma berbeda akan menghasilkan resep yang berbeda pula. Orang yang tinggal di pantai akan punya makanan khas yang berbeda dengan warga pegunungan, misalnya."

Di samping itu, ada juga instalasi ragam bumbu makanan khas Nusantara, ruang pamer khusus makanan-makanan fermentasi lokal, alat-alat makan dan masak, serta tidak ketinggalan, macam-macam rempah yang memperkaya, sekaligus jadi ciri khas kuliner Indonesia.

Pengalamannya kian interaktif, karena di salah satu seksinya, pengunjung dipersilakan memegang dan membaui ragam bumbu masakan khas Indonesia. Tidak berhenti di situ saja, karena mereka juga menggelar demo masak tradisional.

Ada juga Taste Workshop yang agendanya berbeda-beda setiap hari, mulai dari karbohidrat dan kacang-kacangan, cascara tea, tengkawang butter, sagu Nusantara, madu hutan, sampai pemanis alami selain tebu. Selain itu, terdapat pula food film screening dan culinary mural live art.

Melengkapi agenda, rangkaian Culinary Talk pun tidak kalah seru. Topiknya mulai dari kuliner dan alam, wisata kuliner, memuliakan sisa makanan, sampai panggung fermentasi Nusantara.

3 dari 4 halaman

Traditional Communal Dinner

Salah satu acara spesial di Festival Merayakan Gastronomi Indonesia adalah Traditional Communal Dinner yang, sesuai namanya, menyajikan makanan tradisional yang dimasak langsung para juru masak lokal dari berbagai penjuru Indonesia. Pilihannya, yakni:

  • Kuliner Hutan Papua
  • Hidangan Khas Keraton Buton
  • Kuliner Kutai Kartanegara
  • Kuliner Khas Pulau Samosir
  • Kuliner Khas Gorontalo

Sementara agenda lain selama festival bisa diikuti secara gratis, Traditional Communal Dinner punya tiket masuk seharga Rp320 ribu per orang dan calon pengunjung diminta mendaftar di bit.ly/MerayakanGastronomiFeast.

Konselor Diplomasi Publik Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Jason Rebholz, menyebut bahwa selama 20 tahun, AFCP sudah membantu mendanai pelestarian ragam warisan budaya di berbagai negara. "Tapi, ini pertama kali kami terlibat dalam upaya pelestarian warisan kuliner," sebut dia di kesempatan yang sama.

AFCP dijelaskan sebagai program yang diprakarsai Biro Urusan Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Luar Negeri AS pada 2001 untuk membantu negara-negara melestarikan warisan budaya mereka, serta menunjukkan upaya AS dalam melestarikan warisan budaya dan menghormati budaya yang berbeda di seluruh dunia.

4 dari 4 halaman

Jaga Tradisi Kuliner Indonesia

Dalam portofolionya, AFCP telah mendukung proyek-proyek untuk melindungi berbagai warisan budaya di lebih dari 100 negara, termasuk bangunan bersejarah, situs arkeologi, objek etnografi, lukisan, manuskrip, bahasa pribumi asli, dan bentuk ekspresi budaya tradisional lainnya.

Rebholz mengatakan, "Festival ini merupakan puncak dari proyek yang didukung dana hibah Duta Besar AS untuk mendokumentasikan, serta berbagi resep-resep tradisional Indonesia. Prakarsa penting ini memperkuat hubungan antar masyarakat Amerika Serikat dan Indonesia saat kita merayakan ulang tahun hubungan diplomatik ke-75 tahun ini."

"Proyek ini menunjukkan komitmen AS terhadap keberlanjutan, pemberdayaan ekonomi, keterlibatan orang muda, dan membina hubungan antar masyarakat," ujar dia.

Disebutkan pula bahwa Festival Merayakan Gastronomi Indonesia berlangsung dengan semangat menjaga tradisi kuliner dan menginspirasi generasi muda untuk mengapresiasi dan meneruskan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Ini sejalan dengan tren makanan global, termasuk pangan organik, farm-to-table, dan locavore yang mendukung gaya hidup berkelanjutan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini