Sukses

Kreatif, Banyumas Sulap Sampah Anorganik Jadi Paving Block untuk Trek Lari

Banyak cara kreatif untuk memanfaatkan sampah yang menumpuk dan kerap jadi masalah, salah satunya seperti yang dilakukan oleh kabupaten Banyumas dengan mengubahnya menjadi paving block untuk track lari.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak cara kreatif untuk memanfaatkan sampah yang menumpuk dan kerap jadi masalah, seperti yang dilakukan oleh Kabupaten Banyumas dengan mengubahnya menjadi paving block untuk trek lari. Hal tersebut terungkap dalam sebuah konten yang diunggah melaui TikTok.

"Waduh sampah bertebaran di jalan, ini nih conblock hasil olahan sampah anorganik di Banyumas," ungkap seorang konten kreator melalui akun @azffam yang diunggah pada 21 Januari 2024.

Paving block atau conblok ini berada di sepanjang jalan Bung Karno yang dipergunakan untuk track lari. Bahannya meski dari plastik tapi keras saat dipukul, teksturnya juga tidak licin meski jalanan basah karena hujan. 

Paving block dengan bentuk-bentuk beragam merupakan bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen dan pasir, lalu ditambahkan air dan bahan tambahan lainnya yang digunakan dalam campuran paving stone. Paving block biasanya dipakai untuk membuat taman dan halaman jadi terlihat lebih estetik.

Jika dilihat sekilas, paving block dari sampah anorganik di Kabupaten Banyumas mirip dengan yang biasanya terbuat dari campuran berbagai material tersebut. Pembuat konten itu pun menjelaskan bagaimana situasinya ketika cuaca hujan.

"Sebenarnya tadi hujan tapi terang lagi, tapi kalau dilihat teksturnya ini kayaknya kalau hujan masih aman sih. Kalau hujan, kita coba tes langsung ya," ungkapnya sambil mengajak warganet untuk datang dan mencoba sendiri sampah yang disulap jadi paving block. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tak Meleleh Saat Panas

Ada pula warganet yang menanyakan kondisi saat hari sedang terik, apakah paving block akan terbakar. Lalu, ia menjelaskan bahwa panas di Death Valley yang merupakan tempat terpanas di dunia saja hanya 97 derajat.  Sementara, panas untuk melelehkan plastik Polyethylene Telephthalate (PET) biasanya 180 derajat dan akan sempurna mencair di suhu 200 derajat.

"Sampah anorganik yang sangat tidak berguna dan biasanya katanya jadi gunung doang, di sini bisa jadi trotoar secakep ini, mantap," ungkapnya di akhir video. 

Video yang disukai oleh lebih dari 6.953 pengguna TikTok itu pun ramai dikomentari warganet. Di antara mereka juga banyak yang memuji tentang hasil kreativitas tersebut.

"Angkat topi untuk pengelolaan sampah anorganik Kabupaten Banyumas luar biasa," komentar seorang warganet.

"Olah sampah yang ada di bantar gebang bang," usul yang lain.

"Riset buat skripsi anak teknik sipil nih," kata yang lain.

"Inovasinya keren bang semangat terus untuk berkarya dan menciptakan inovasi baru lagi, oya bang jangan lupa edukasi yang lainnya juga semangat," usul warganet. 

 

3 dari 4 halaman

Bukan Kali Pertama

Sebelumnya, mengutip dari Tim Bisnis Liputan6.com, sampah yang bertebaran di lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Pulau Punjung tak lagi jadi barang yang tidak berguna. Limbah itu justru berharga karena dapat diolah menjadi sebuah paving block yang kemudian bisa bermanfaat. Salah satunya digunakan dalam pembuatan taman.

Kegiatan membuat paving block dari sampah ini menjadi salah satu proyek membina karakter siswa, mengingat saat ini SMA Negeri 1 Punjung menggunakan kurikulum merdeka yang di dalamnya ada kegiatan P5 atau Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

"Kami menampilkan kegiatan proyek siswa kita. ini merupakan kegiatan di luar intranya. Seperti kita ketahui dalam kurikulum merdeka itu 25 persen kita membina karakter siswa kita melalui P5. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila," cerita Kepala SMA Negeri 1 Pulau Punjung Nofsri Suriyana ke tim Berani Berubah.

Nofsri pun bercerita, sebelum membuat paving block ini, para siswa membuat tema lain yaitu tentang kearifan budaya lokal. Dia menuturkan, "Dari tiga tema yang kita pilih dalam satu tahun, yang satu tema sudah berjalan yaitu tentang kearifan lokal. Kita mengangkat tentang budaya daerah. Kemudian untuk yang kedua ini, kita mengangkat kompetensi untuk anak kita untuk memberikan bekal kehidupan di masa depannya."

4 dari 4 halaman

Proses Membuat Paving Block

Nofsri pun mengungkapkan bahwa salah satu alasan membuat pavling block ini yaitu karena bisa mengatasi masalah sampah plastik khususnya yang ada di SMA Negeri 1 Pulau Punjung. Kemudian para siswa pun mencari ide melalui media. Alhasil, mereka memutuskan untuk mengolah sampah plastik tersebut menjadi paving block.

"Alhamdulillah bagus sekali hasilnya. Dan kayaknya paving block ini mempunyai keistimewaan yang sangat berbeda sekali dengan paving block biasanya," kata Nofsri.

Untuk pembuatannya, salah satu pelajar SMA Negeri 1 Pulau Punjung Qoni’ah Yajana menuturkan pertama-tama para siswa mengumpulkan sampah plastik terlebih dahulu.

"Bagaimana cara membuat paving block dari sampah. Pertama, mengumpulkan sampah yang ada di lingkungan sekitar terutama sampah plastik. Kemudian sampah plastik akan dimasak di dalam sebuah ketel dan ditunggu hingga mencair,” ungkap dia.

Usai adonan sampah mencair, tambahkan sedikit oli dan pasir, lalu diaduk secara homogen. Setelah adukan sampah merata, pindahkan ke dalam cetakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.