Sukses

6 Fakta Pernikahan Pangeran Abdul Mateen dan Anisha Rosnah, Mahar 1.000 Ringgit Brunei hingga Ada Tembakan Meriam

Putra keempat Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Pangeran Abdul Mateen resmi menikahi Anisha Rosnah, Kamis, 11 Januari 2024. Prosesi akad nikah berlangsung di Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.

Liputan6.com, Jakarta - Putra keempat Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Pangeran Abdul Mateen resmi menikahi Anisha Rosnah, Kamis, 11 Januari 2024. Prosesi akad nikah berlangsung di Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.

Prosesi tersebut dihadiri oleh Sultan Hassanal Bolkiah, kerabat, dan tamu undangan. Perayaan pernikahan Pangeran Mateen dan Anisha Rosnah berlangsung selama 10 hari yang dimulai dengan Majlis Istiadat Bersuruh Diraja atau lamaran kerajaan pada 7 Januari 2024.

Ada beberapa momen yang mencuri atensi di prosesi pernikahan pasangan ini. Simak enam faktanya seperti rangkuman yang dikutip dari berbagai sumber berikut ini.

1. Datang Naik Rolls Royce

Pangeran berusia 32 tahun ini tiba di masjid tempat akad nikah dengan menggunakan mobil Rolls Royce hitam. Ia terlihat memasuki masjid, lalu duduk dan mengucapkan janji nikah.

Setelah itu, pria kelahiran 10 Agustus 1991 tersebut terlihat bersalaman dengan keluarganya. Ia juga menghampiri sang ayah dan mencium tangannya.

2. Busana Nuansa Putih

Di hari bahagiannya, Pangeran Mateen terlihat mengenakan pakaian berwana putih dengan benang perak. Atasan tersebut dipadukan dengan penutup kepala warna senada. Ia duduk di hadapan penghulu mengucapkan ijab qabul dengan lancar, meski raut wajahnya terlihat tegang.

3. Ijab Kabul dan Mahar

Pangeran Mateen mengucap ijab kabul dengan satu tarikan napas. "Saya terima nikahnya Dayang Anisha Rosnah binti Adam dengan maharnya 1.000 Ringgit tunai," ucapnya. Mahar tersebut bila dirupiahkan setara Rp11,7 juta.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

4. Duduk di Kasur Namat

Dikutip dari The National, Jumat (12/1/2024), di dalam masjid, Pangeran Mateen duduk di atas gelaran khusus yang disebut Kasur Namat, diapit oleh empat lilin upacara yang disebut Dian Empat, lapor harian berbahasa Inggris Borneo Bulletin.

Dikutip dari laman adat-istiadat.gov.bn, Kasur Namat adalah dua instrumen keagungan yang disatukan, yaitu Kasur adalah matras yang terbuat dari kain kuning berbentuk khusus yang dianggap sebagai alas tempat duduk kediaman Sultan atau alas tempat duduk pesta Kerajaan dalam upacara tertentu seperti Upacara Pernikahan Kerajaan. 

Dibawa ke dalam upacara oleh Awang-Awang yang mengenakan pakaian upacara untuk diletakkan di depan Patarana atau di tempat yang telah ditentukan. Sedangkan Namat adalah tikar yang berbentuk khusus, dilapisi dengan sutra kuning dengan pinggiran emas yang memiliki sulaman tertentu. 

5. Tembakan Meriam

Penghormatan 17 tembakan meriam menandai berakhirnya upacara tersebut. Pangeran Mateen naik mobil keluar dari masjid dengan sebuah mobil mewah dan melambai kepada penonton yang sedang menunggunya.

 
3 dari 4 halaman

6. Digelar di Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien

Dikutip dari laman Visit Southeast Asia, Selasa, 9 Januari 2024, nama Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien (SOAS) diambil dari nama pembangunnya, Sultan Omar Ali Saifuddien III. Ia adalah ayah dari Sultan Hassanal Bolkiah sekaligus Sultan ke-28 Brunei.

Pembangunan masjid agungnya memakan waktu selama empat tahun dan akhirnya rampung pada 1958. Desainnya sangat dipengaruhi oleh arsitektur Mughal di India.

Hanya bahan terbaik yang digunakan dalam konstruksi masjid yang berlokasi di Lambak Kanan BS8711, Brunei ini. Beberapa bahan yang menghiasi masjid mulai dari granit Shanghai dan marmer Italia, lampu gantung kaca patri dan kristal dari Inggris, karpet halus dari Arab Saudi dan kubah berlapis daun emas.

Desainnya menggabungkan sentuhan asli lokal, seperti pilar mirip tali yang mengingatkan kita pada "kalat" (tali tebal) Brunei dan replika mahligai (tongkang kerajaan) Brunei abad ke-16 di kolam pantulan di luar masjid. Dikutip dari Lonely Planet, Selasa, 9 Januari 2024, masjid ini dikelilingi oleh laguna buatan yang berfungsi sebagai kolam pemantul, mencerminkan kubah emasnya yang berkilauan.

Karena ini adalah Brunei, interiornya hampir sama mewahnya dengan eksteriornya. Ada penggunaan mosaik kaca berjumlah 3,5 juta keping yang dilapisi daun emas asli menutupi kubah utama. Menara masjid setinggi 52 meter menjadikannya bangunan tertinggi di pusat Bandar Sri Begawan.

 
4 dari 4 halaman

Tempat Resepsi Pernikahan Pangeran Abdul Mateen dan Anisha Rosnah di Istana Nurul Iman Brunei

Puncak perayaan 10 hari itu merupakan Majlis Bersanding Pengantin Diraja, yang bakal digelar di Istana Nurul Iman pada 14 Januari 2024. Dikutip dari laman resminya, Rabu, 10 Januari 2024, Istana Nurul Iman masuk dalam Guinness Book of Records sebagai kediaman kepala negara terbesar di dunia.

Istana yang berlokasi di Jalan Menteri Besar, Bandar Seri Begawan BB3910, Brunei tersebut adalah kediaman resmi Sultan Brunei Hassanal Bolkiah dan keluarganya, serta lokasi kantor senior pemerintahan negara tersebut. Istana ini menjadi tuan rumah bagi badan-badan pemerintahan paling penting, termasuk kantor perdana menteri Brunei.

Istana Nurul Iman beberapa kali lebih besar dari Istana Versailles dan Istana Buckingham. Istana Nurul Iman berdiri di tepi Sungai Brunei, beberapa kilometer di selatan ibu kota Brunei. Dari kejauhan, tampak istana ini adalah bangunan besar berwarna putih dengan kubah dan menara emas.

Pemandangan istana yang menakjubkan terbuka dari Taman Persiaran Damuan di dekatnya. Atap bangunan yang melengkung dan kubah emas besar masjid istana menjulang di atas pepohonan hijau.

Nama Istana Nurul Iman berarti Istana (dari bahasa Melayu Istana) Cahaya Iman (dalam bahasa Arab Nurul Iman). Istana ini dibangun dalam waktu dua tahun dan selesai pada saat Brunei memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1 Januari 1984.

Lebih dari 1 miliar dolar AS dihabiskan untuk pembangunannya. Arsitek eksterior Istana adalah Leonardo V. Locsin, yang mencoba menyatukan tradisi arsitektur Islam dan Melayu Brunei dalam desain Nurul Iman. Sedangkan, desainer interiornya adalah Khuan Chew, yang juga mengerjakan pembangunan Burj Al Arab di Dubai.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini