Sukses

Esensi Peringatan Hari Ibu di Indonesia hingga Support System untuk Ibu sebagai Orangtua Tunggal

Peringatan Hari Ibu di Indonesia yang jatuh setiap 22 Desember tak melulu soal selebrasi semata, namun ada esensi mendalam di baliknya. Bicara konteks Hari Ibu di Tanah Air berbeda dengan di negara lain yang lebih dikenal dengan Mother's Day.

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Ibu di Indonesia yang jatuh setiap 22 Desember tak melulu soal selebrasi semata, namun ada esensi mendalam di baliknya. Bicara konteks Hari Ibu di Tanah Air berbeda dengan di negara lain atau yang lebih dikenal dengan Mother's Day.

Perayaan ini lekat dengan ungkapan kasih sayang yang tak terhingga yang didedikasikan bagi seorang ibu yang telah melahirkan hingga membesarkan buah hati dengan segala risiko. Mother's Day diilustrasikan dan diimplementasikan dengan pemberian sekuntum bunga tanda cinta.

"Namun di Indonesia berbeda. Peringatan Hari Ibu, selain tidak meninggalkan konteks penghargaan kepada jasa seorang ibu, sebetulnya peringatan Hari Ibu ini adalah Indonesia Women's Day. Karena peringatan Hari Ibu itu lahir dari sejarah, dari proses perjuangan, pergerakan perempuan Indonesia," kata Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Ratna Susianawati saat dihubungi Tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 21 Desember 2023.

Peringatan Hari Ibu ke-95 di Indonesia, dikatakan Ratna, ditarik mundur dari proses awal ketika Kongres Perempuan pertama yang berlangsung di D.I. Yogyakarta pada 1928 silam. "Ini menjadi esensi utama dari Peringatan Hari Ibu setiap tahunnya karena kemudian ditetapkan sebagai hari nasional bukan hari libur," lanjutnya.

"Kemudian menjadi kekuatan bagi ekspose dari masa ke masa, bagaimana perjuangan di pra-kemerdekaan, di masa kemerdekaan, saat ini, dan ke depan. Juga sebagai refleksi kemajuan perempuan dari berbagai bidang profesi dan juga bagaimana perempuan bisa diakui eksistensianya sebagai sumber daya potensi pembangunan, menjadi bagian yang turut mendukung keberhasilan pembangunan," terang Ratna.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

5 Arahan Khusus terkait Isu Perempuan dan Anak

Ratna menyebut bahwa dalam konteks dinamika pembangunan nasional setiap lima tahun, pergantian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) terkait dengan isu perempuan dan anak selalu masuk dalam kerangka kebijakan pembangunan nasional.

"Untuk lima tahun ini, 2020--2024, Bapak Presiden memberikan arahan khusus untuk Bu Menteri Bintang Puspayoga melalui lima arahan khusus, yaitu pertama, bagaimana memastikan pemberdayaan perempuan melalui kewirausahaan yang berspektif gender; kedua, meningkatkan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan; ketiga, menurunkan kekerasan terhadap perempuan dan anak; keempat, menurunkan pekerja anak; dan kelima, mencegah perkawinan anak," katanya.

Dikatakan Ratna, jumlah penduduk Indonesia dari total sensus BPS sekitar 270-an juta jiwa dan 49,4 persen di antaranya adalah perempuan. "Ini yang kemudian menjadi kekuatan kita harus bisa mendorong perempuan dari satu sisi perannya sebagai ibu, sebagai SDM, memiliki talenta, potensi, kekuatan dalam diri, ada peran yang bisa memastikan sisi domestik dan di ramah publik jalan," tambahnya.

"Peran ini yang harus bisa diseimbangkan, ketika perempuan terlibat di ranah publik banyak yang sekarang sudah menjadi pilot, eksekutif dengan jabatan tinggi, CEO, tapi tidak meninggalkan perannya di ranah domestik tentunya. Kalau sudah ke rumah, peran ibu yang jadi peran signifikan," ungkap Ratna.

3 dari 4 halaman

Dukungan bagi Ibu sebagai Orangtua Tunggal

Terlebih untuk perempuan yang menjadi ibu sebagai orangtua tunggal yang dihadapkan dengan tantangan lain. "Ibu menjadi pilar utama, pendidik utama bagi anak-anaknya yang akan menentukan masa depan anak itu sendiri, menentukan kualitas mereka menjadi generasi yang berkualitas, memiliki karakter yang baik, mereka siap bersaing. Ke depan, anak-anak kita akan menjadi sokoguru untuk pembangunan ke depan," tutur Ratna.

Ia menyebut, "Tentunya perempuan pasti punya alasan tertentu ketika menjadi ibu tunggal bagi anaknya. Tetapi, yang penting support yang kita bangun, bagaimana memastikan mereka karena pastinya ketika menjadi ibu tunggal, dia harus bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya, kebutuhan mendasar, ini kita harus dorong mereka."

"Perempuan-perempuan tangguh ini harus memiliki kemandirian, baik secara sosial terutama kemandirian ekonomi. Ini yang terus kita dorong, bagaimana peran perempuan kepala keluarga ini menjadi sangat penting karena banyak ketika menjadi orangtua tunggal tanggung jawab semakin besar," ungkapnya.

Ratna menyebut salah satu yang terus menjadi fokus pihaknya adalah dari sisi pemberdayaan ekonomi. "Mendorong mereka berwirausaha, memiliki keahlian yang di satu sisi bisa meningkatkan perekonomian, pendapatannya untuk bisa lebih survive, punya kepercayaan diri, mampu menguasai teknologi, itu upaya yang terus kita dorong dengan membangun mereka menjadi perempuan siap menghadapi tantangan apapun," tutupnya.

4 dari 4 halaman

Single Moms Indonesia

Berbagai pihak turut menyuarakan dukungannya bagi para ibu sebagai orangtua tunggal. Begitu pula dengan organisasi non-profit Single Moms Indonesia.

"Visi misi kami ingin memberdayakan ibu tunggal Indonesia agar mereka bisa berdiri untuk dirinya sendiri dan orang-orang yang ada di sekitarnya mereka," kata Public Relations and Partnership Head Single Moms Indonesia Sagita Ajeng saat dihubungi Tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 21 Desember 2023.

Ajeng menyebut guna mencapai visi tersebut, pihaknya memiliki serangkaian program, baik internal dan eksternal. Kini pihaknya berfokus pada program internal yang mendominasi sekitar 70 persen.

"Misalnya ada workshop, webinar, live Instagram, Kulwap (Kuliah Whatsapp), materi-materi macam-macam ada kelas bahasa Inggris. Kita juga kolaborasi untuk mengadakan kelas virtual assistant, mereka belajar menjadi virtual assistant, tentang financial planning," tambahnya.

Tak dapat dipungkiri, ada sederet tantangan yang dihadapi ibu sebagai orangtua tunggal dalam menjalani kehidupan mereka. "Ada dua hal yang paling utama yang challenging, pertama, dari segi finansial lalu segi psikologi. Mereka perlu dirangkul dan dengan program yang sudah kita rancang untuk mereka bisa bekerja sama dengan para psikolog bikin co-parenting sebagai single mom, mendampingi anak ketika sang ayah berpulang, sebagai ibu tunggal harus ready," terangnya.

Di sisi lain, kesehatan mental juga menjadi sorotan utama bagi perempuan yang menjadi ibu sebagai orangtua tunggal. "(Kerja sama) dengan psikiater, karena semua pasti tentang mental health, ibu tunggal karena perceraian, biasanya mereka di rumah, tidak bekerja sebagai ibu rumah tangga harus berpisah. Ada juga ibu tunggal yang sang suami meninggal," lanjutnya.

Ajeng menyebut kini telah ada sekitar 10.300 anggota Single Moms Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka juga kerap dihadapkan dengan judgement dari orang-orang sekitar, seperti tetangga, teman, hingga keluarga.

"Stigma negatif ibu tunggal sudah mendarah daging di masyarakat. Momen paling menguatkan ketika kita agenda secara rutin, baik secara virtual atau secara langsung dibagi per regional," katanya.

Ajeng menutup, "Di beberapa occasion, kita bikin Zoom meeting, open house untuk semua member dan kita juga mengundang masyarakat hingga partner, sejauh mana kita memberdayakan ibu tunggal."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini