Sukses

Ketua PUTRI Inda Trimafo Yudha Ingin Bawa Taman Rekreasi di Bali Mendunia

Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Bali menjadi bagian dari kebangkitan sektor pariwisata Bali di tahun 2023 setelah pandemi COVID-19 pada 2020-2022 lalu.

Liputan6.com, Denpasar Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Bali menjadi bagian dari kebangkitan sektor pariwisata Bali di tahun 2023 setelah pandemi COVID-19 pada 2020-2022 yang melumpuhkan pariwisata Bali. Tercatat, ada 100 destinasi wisata rekreasi yang telah menjadi organisasi PUTRI, beberapa diantaranya termasuk yang ikonik seperti Taman Safari Indonesia (TSI) Bali dan kawasan Garuda Wisnu Kencana.

Ketua PUTRI Bali, I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha menyebut usaha taman rekreasi turut menentukan wajah pariwisata Bali. Sejak PUTRI Bali dibentuk kembali sekitar 5 tahun, sudah ada 100 destinasi wisata rekreasi yang terdaftar sebagai anggota organisasi

“Usaha taman rekreasi kelihatannya kecil tapi dikunjungi ribuan orang tiap harinya dan ikut menentukan citra pariwisata Bali di mata dunia,” kata Ketua PUTRI Bali, I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha, Sabtu (25/11/2023).

Pemilik usaha Junglegold Bali ini baru saja terpilih kembali sebagai Ketua PUTRI Bali untuk periode 2022-2026. Pelantikannya di Gedung Kerta Ghosana Badung disaksikan oleh Menparekraf Sandiaga Uno dan Bupati Badung Giri Prasta pada pada Kamis (16/11/2023). Adapun Ketua Umum PUTRI di pusat adalah Hans Manansang, awalnya bahkan adalah anggota dari Bali sebagai pemilik Taman Safari.   

Berdasarkan data Dinas Pariwisata terdapat sekitar 400 destinasi yang tergolong sebagai taman rekreasi. Inda mengatakan pihak PUTRI Bali berusaha merangkul mereka agar memiliki kesamaan visi dan misi dalam meningkatkan kualitas pariwisata Bali. Apalagi, pariwisata juga harus saling mendukung dengan bidang lain, khususnya pertanian dan UMKM.

“Setiap usaha juga mesti mempertimbangkan konsep 3P, yakni Profit, People and Planet,” katanya.

Hal itu untuk memastikan bahwa sumberdaya tak akan mengalami kerusakan atau dihabiskan oleh generasi saat ini sehingga tak bisa diwariskan kepada anak cucu mendatang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peran Organisasi PUTRI BALI

Keberadaan PUTRI bukan sekedar menjadi networking bagi pengusaha, tetapi juga sebagai sarana perjuangan dalam mengakses kebijakan pemerintah. Seperti bagaimana memperjuangkan infrastruktur ke lokasi destinasi, bantuan promosi, dan lain-lain.

“Pihak pemerintah pun pasti akan menghubungi pengusaha lewat asosiasi,” katanya. Di sisi lain, PUTRI bisa menjadi mediator ketika terjadi masalah antara anggotanya dengan komponen pariwisata yang lain.

Untuk pengembangan destinasi rekreasi di Bali agar mampu mendunia, menurut dia, dari segi SDM maupun infrastruktur tidak ada masalah yang berarti. Hanya dari segi manajemen saja yang masih perlu diperbaiki karena banyak pula yang dikelola secara komunal oleh masyarakat.

“Ini yang harus dijembatani agar kepentingan masyarakat dan kepentingan bisnis dari para tour operator bisa dipertemukan,” katanya.  

Mengenai hubungan dengan Pemerintah, dia berharap agar pemerintah di tingkat provinsi dan kabupaten kota dapat menjadikan PUTRI sebagai mitra dalam pengambilan kebijakan dalam pengembangan pariwisata.

“Misalnya dalam kebijakan promosi pariwisata. Kami bisa menunjukkan festival mana saja di luar negeri yang mestinya kita tampil disana,” katanya.

PUTRI juga siap dilibatkan dalam pengawasan atau sebagai advisor ketika ada pembangunan tempat rekreasi yang baru sehingga akan lebih terjamin dari segi kualitas dan keamanannya.

3 dari 3 halaman

Selaraskan Bisnis dan Politik

Selain sebagai pengusaha, Inda juga adalah seorang politisi yang kini menjadi anggota legistatif kabupaten Badung dari PDIP. Cucu dari pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai itu berusaha memadukan bisnis dan politik untuk kepentingan memajukan masyarakat.

“Jadi bukan cari bisnis di politik,” canda tokoh kelahiran 18 Desember 1976 itu. 

Jauh hari sebelumnya, selepas menjalani pendidikan perhotelan di Australia pada tahun 1999, dia pulang ke Bali untuk terlibat dalam usaha keluarga. Sang ayah, I Gusti Ngurah Alit Yudha selain dikenal sebagai politisi adalah perintis usaha pariwisata rafting di kampung halamannya, Desa Carangsari, Badung.

Saat itu Desa mereka masih merupakan desa pertanian yang tak mendapat kue pariwisata sehingga dikhawatirkan akan ditinggalkan oleh anak-anak mudanya yang bermigrasi ke daerah wisata.  

“Ayah saya kemudian mendatangkan expert dari Amerika Serikat untuk mengajari warga desa mengelola rafting,” kenangnya. Usaha ini kemudian berkembang hingga mereka memiliki taman satwa Gajah, Pod Chocolate yang saat ini menjadi Junglegold Bali hingga Bali Horse Riding di Pantai Saba.   

Ia kemudian terjun ke dunia politik melalui PDIP setelah sebelumnya banyak terlibat dalam aktivitas organisasi melalui HIPMI Bali. “Melalui politik kita bisa menyuarakan aspirasi banyak orang, termasuk pengusaha seraya menjembatani keinginan masyarakat,” katanya.

Di luar hal yang umum seperti memperjuangkan kemakmuran bersama, dia merasa memiliki agenda tersendiri untuk merawat lingkungan dan memperjuangkan kesetaraan perempuan di Bali.

“Ini khususnya dalam hal hak warisan orang tua untuk anak perempuan di Bali yang belum mendapat pengakuan sepenuhnya,” katanya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini