Sukses

Korea Selatan Catat 500 Insiden Burung Tabrak Pesawat, Paling Sering di Bandara Seoul

Heo Jong-sik, perwakilan dari Partai Demokrat Korea menunjukkan ada 500 insiden tabrakan burung dengan pesawat selama proses lepas landas dan pendaratan sejak 2019 di bandara Korea Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Kejadian tabrakan burung dengan pesawat bukan fenomena aneh, tetapi jumlah laporan yang meningkat dari tahun ke tahun menjadi sumber keprihatinan bagi otoritas penerbangan di Korea Selatan. Setiap insiden seperti ini dapat menyebabkan kerusakan pada pesawat dan berpotensi membahayakan keselamatan penumpang dan awak pesawat.

Pertanyaan penting yang muncul adalah mengapa kejadian tabrakan burung meningkat? Beberapa spekulasi meliputi perubahan pola migrasi burung, meningkatnya aktivitas pesawat di bandara-bandara tertentu, atau mungkin adanya faktor lingkungan yang membuat burung-burung lebih sering mendekat ke bandara.

Melansir The Korea Times pada Rabu, 25 Oktober 2023, sebuah data yang dipaparkan oleh Heo Jong-sik, perwakilan dari Partai Demokrat Korea menunjukkan ada 500 insiden tabrakan burung selama proses lepas landas dan pendaratan pesawat sejak 2019. Data ini diperoleh dari informasi yang diberikan oleh otoritas bandara.

Bandara Internasional Gimpo di Seoul bagian barat dan Bandara Internasional Gimhae di Busan, yang berjarak 320 kilometer dari ibu kota, masing-masing mencatat 115 dan 112 insiden. Dari total insiden tersebut, ada enam kejadian yang mengharuskan pesawat kembali ke tempat keberangkatannya.

Merespons data tersebut, sebanyak 113 personel ditugaskan di berbagai bandara di Korea Selatan untuk mencegah serangan burung ini. Namun, itu hanya solusi jangka pendek.

Salah satu solusi jangka panjang yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan teknologi seperti radar khusus untuk mendeteksi burung atau alat ultrasonik untuk menghalau burung. Namun, penerapan teknologi ini membutuhkan investasi besar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bikin Bandara Lumpuh

Bukan hanya menjadi ancaman bagi pesawat, burung juga berpotensi menghambat operasional bandara, seperti yang dialami oleh Bandara di Venesia, Italia ini. Meski terkenal dengan kanal indahnya yang menarik turis dari seluruh penjuru, Venesia memiliki masalah dengan burung camar yang seringkali mengganggu warganya.

Seperti dilaporkan oleh CNN pada 16 Oktober 2023, burung camar sering kali menjadi legenda urban di Venesia. Mereka dikenal suka mencuri makanan penduduk dan wisatawan yang sedang menikmati waktu mereka di kafe-kafe atau tepi kanal kota tersebut. Namun, siapa sangka bahwa burung-burung ini bisa mengakibatkan gangguan serius pada lalu lintas penerbangan.

Menurut keterangan dari juru bicara bandara, pada 13 Oktober 2023, antara pukul 09:54 dan 10:45 waktu setempat, aktivitas di Bandara Venesia harus dihentikan total. Penyebabnya adalah sejumlah burung camar yang berkumpul di landasan pacu. Akibat kejadian tersebut, sekitar 20 penerbangan yang seharusnya mendarat di sana harus dialihkan ke beberapa bandara lain di Italia utara, termasuk Treviso, Verona, Trieste, dan Milan.

Kejadian ini tentunya mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para penumpang. Mereka yang dialihkan ke Treviso harus meneruskan perjalanan dengan bus menuju Venesia yang memakan waktu sekitar 30 menit. Sementara bagi yang mendarat di Trieste dan Milan, perjalanan tambahan selama dua hingga tiga jam diperlukan untuk tiba di Venesia.

3 dari 4 halaman

Pakai Jasa Burung Elang

Sumber masalah ini datang dari kawanan "burung-burung besar" yang sempat mengerubungi area bandara. Menanggapi situasi tersebut, staf dari SAVE, perusahaan yang mengelola Bandara Venesia, segera menerapkan rutinitas anti-camar standar yang mereka miliki.

Sebagai salah satu langkah penanganan, bandara ini memanfaatkan jasa seekor elang yang telah dilatih khusus. Elang ini diterjunkan untuk membubarkan sekitar dua ratus burung camar yang berada di sekitar bandara.

Untuk mencegah hal serupa terjadi lagi, bandara juga menggunakan apa yang mereka sebut sebagai "pencegah akustik ramah fauna", seperti yang disampaikan dalam pernyataan resmi dari pihak bandara. Setelah upaya tersebut berhasil dan burung-burung camar mulai meninggalkan area bandara, operasional penerbangan pun bisa kembali normal pada pukul 11.20 waktu setempat.

Menariknya, Bandara Venesia bukanlah satu-satunya bandara di wilayah itu yang memiliki falconer atau ahli pemelihara dan pelatih burung elang. Bandara Treviso, yang berlokasi sekitar 14 mil dari laguna saat kawanan camar terbang, juga mempekerjakan falconer. Sementara, bandara di Verona yang berjarak lebih jauh, sekitar 60 mil, tampaknya terhindar dari gangguan burung camar perampok. 

4 dari 4 halaman

Tidak Bisa Diremehkan

“Serangan burung” adalah fenomena yang seringkali diremehkan namun memiliki potensi bahaya yang sangat besar bagi dunia penerbangan. Dalam beberapa kasus, tabrakan dengan burung bisa berdampak fatal bagi mesin pesawat, mengakibatkan kerusakan serius dan, dalam kasus yang paling buruk, bisa menyebabkan kecelakaan.

Salah satu contoh tragis adalah kecelakaan pada penerbangan Eastern Air Lines 375 pada 1960. Pesawat ini baru saja lepas landas dari Boston, Amerika Serikat, ketika tabrakan dengan kawanan burung mengakibatkan kerusakan mesin, dan akhirnya mengakibatkan kecelakaan mematikan.

Pada 1988, dunia kembali dikejutkan dengan kecelakaan Ethiopian Airlines penerbangan 604 saat mendarat di Addis Ababa, dimana serangan burung kembali menjadi penyebabnya.

Ketika berbicara tentang maskapai dengan rekam jejak keselamatan yang baik, kita mungkin tidak mengharapkan insiden serangan burung. Namun, pada 2008, bahkan Ryanair, salah satu maskapai penerbangan Eropa dengan catatan keselamatan yang membanggakan, harus menghadapi masalah ini.

Pesawat mereka, yang melakukan penerbangan dari Frankfurt menuju Roma, mengalami serangan dari kawanan burung jalak saat mendekati Bandara Ciampino.

Kejadian ini menyebabkan kedua mesin pesawat mati. Meskipun pilot berhasil mendaratkan pesawat dengan selamat, sepuluh orang, termasuk dua awak dan delapan penumpang, harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.