Sukses

Sebut Hotel Sultan Sekarang Sudah Milik Negara, Sandiaga Uno Berharap Konflik dengan Pemilik Lama Bisa Segera Teratasi

Sandiaga Uno mengungkapkan termasuk sering melakukan kegiatan di Hotel Sultan untuk berbagai acara yang diadakan Kemenparekraf.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno buka suara tentang konflik Hotel Sultan di Jakarta. Sandiaga berharap konflik itu bisa segera diselesaikan dan menghasilkan keputusan yang positif bagi semua pihak.

Konflik itu terjadi setelah hak guna bangunan yang dimiliki Pontjo Sutowo melalui PT Indobuildco telah berakhir pada Maret dan April 2023. Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) sebagai pengelola kawasan GBK telah meminta pengosongan hotel tersebut karena pengelolaannya akan dikembalikan pada negara.

Meski belum kunjung dikosongkan dan masih menerima tamu, para karyawan Hotel Sultan terancam kena PHK. Untuk itu, Sandiaga Uno berharap pengelola dalam hal ini PT Indobuildco harus memberikan perlindungan kepada karyawannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Pekerja tentu harus diberikan perlindungan, sesuai dengan hukum yang berlaku. Tentu ini jadi tanggung jawab dari pengelola dan harus dipenuhi," ujar Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid pada Senin (9/10/2023).

Ia menambahkan, bila nantinya hotel tersebut akan dioperasikan kembali oleh pemerintah atau pihak lain yang ditunjuk oleh pemerintah, dia berharap agar pengelola baru bisa memberikan kesempatan pertama bagi mantan karyawan untuk kembali bekerja di hotel tersebut.

"Mereka kan ada yang sudah bekerja selama puluhan tahun, hotel ini usianya sudah 50 tahun. Mudah-mudahan mereka yang kena PHK dapat kesempatan pertama untuk kembali bekerja kalau pengelolaan hotel ini kembali berlanjut," harapnya.

Pria yang akrab disapa Sandi ini mengungkapkan termasuk yang sering melakukan kegiatan di Hotel Sultan untuk berbagai acara yang diadakan Kemenparekraf. Selain itu sejumlah tempat di kawasan Senayan seperti JCC sering menggelar acara dan Hotel Sultan hampir selalu jadi pilihan utama untuk menginap atau melakukan kegiatan lainnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hotel Sultan Merupakan Jantung Kegiatan MICE

Tentunya situasi seperti sekarang ini akan sangat berpengaruh pada kegiatan maupun berbagai event di kawasan Senayan dan sekitarnya. "Hotel Sultan ini merupakan jantung dari kegiatan MICE di kawasan Senayan, tapi sekarang sudah menjadi milik negara, dan negara tentu akan mengelola dengan baik," kata Sandi.

Sandi berharap, masalah ini tidak menjadi polemik berkepanjangan serta meminta kedua belah pihak dalam hal ini PPKGBK dan PT Indobuildco untuk segera menyelesaikan masalah tersebut. "Ini kerja samanya berakhir, proses secara hukum sudah berlangsung, pemerintah sekarang menjadi pemilik. Setelah itu harapnnya bisa segera diputuskan bagaimana langkah selanjutnya agar bisa menunjang kegiatan pariwisata di kawasan Senayan," ujarnya.

Adapun, hingga saat ini Hotel Sultan yang dikendalikan oleh konglomerat Pontjo Sutowo masih berlanjut usai PT Indobuildco menolak untuk mengosongkan bangunan tersebut. Padahal, PPKGBK sudah berulang kali mengeluarkan somasi agar perusahaan segera mengosongkan hotel tersebut.

Bahkan pekan lalu, PPKGBK telah memasang spanduk di sekitaran Hotel Sultan untuk menandakan bahwa hotel tersebut merupakan barang milik negara serta membangun posko untuk mengontrol arus keluar-masuk hotel.

Sandi berharap, masalah ini tidak berlarut-larut dan tidak menjadi polemik serta meminta kedua belah pihak dalam hal ini PPKGBK dan PT Indobuildco untuk segera menyelesaikan masalah tersebut. "Ini kerja samanya berakhir, proses secara hukum sudah berlangsung, pemerintah sekarang menjadi pemilik," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Hotel Sultan Masih Menerima Tamu

Sementara itu, proses pengosongan Hotel Sultan Jakarta untuk nantinya dikelola negara masih terus jadi perhatian. Kendati sejumlah spanduk mendeklarasikan pengosongan hotel bintang lima milik PT Indobuildco itu sudah dipasang, setidaknya sejak Rabu, 4 Oktober 2023, promosi online-nya masih terus berjalan.

Merujuk unggahan akun Instagram-nya, yang dilihat Liputan6.com pada Jumat, 6 Oktober 2023, sejak Rabu pihaknya masih rutin berbagi konten promosi online, mulai dari fasilitas kolam renang, lapangan tenis, sampai Lagoon Lounge yang baru dibagikan Jumat siang.

Sebagai keterangan unggahan, pihaknya menulis dalam bahasa Inggris yang artinya, "Bersantailah dengan penuh gaya di Lagoon Lounge, tempat di mana Anda dapat bersantai dan menikmati hidangan lezat untuk malam yang sempurna."

Per Kamis, 5 Oktober 2023, situs web maupun aplikasi pemesanan kamar hotel pun masih mempromosikan layanan Hotel Sultan, termasuk melalui laman resmi hotel yang masih dapat diakses. Di laman resmi, Hotel Sultan menyediakan pemesanan kamar untuk kategori deluxe, grand deluxe, executive room, dan royal suite.

Promosi akomodasi Hotel Sultan Jakarta pun masih ditemukan di tiket.com. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp1.252.180 untuk kategori kamar deluxe king dengan pemandangan kolam renang. Ada juga tipe kamar deluxe double dengan pemandangan kota, termasuk sarapan untuk dua orang, harganya Rp1.669.800.

4 dari 4 halaman

Nasib Karyawan Hotel Sultan

Selain itu terdapat pilihan kamar tipe king bedroom dengan pemandangan taman seharga Rp2.940.300. Untuk kamar executive double dibanderol Rp3.005.640 dan tipe kamar suite junior single harganya mencapai Rp3.431.706.

Pada Rabu, 4 Pktober 2023, pihaknya memang tetap beroperasi melayani tamu, lantaran banyak di antaranya yang terlanjur memesan kamar.  "Operasional hotel masih tetap jalan. Saya bilang jalan saja terus. Agenda orang di sini sudah pesan dari enam bulan lalu," ujar kuasa hukum PT Indobuildco, Hamdan Zoelva, lapor kanal Bisnis Liputan6.com, Rabu, 4 Oktober 2023.

Mengenai nasib karyawan Hotel Sultan, Direktur Utama PPKGBK Rakhmadi Kusumo mengatakan itu merupakan hal teknis. Jadi, ia belum bisa memutuskan apakah mereka nantinya bakal langsung masuk PPKGBK setelah Indobuildco hengkang atau ada alternatif lain.

"Ini bisa kami bicarakan dengan baik untuk masalah ini. Kenapa? Karena tentu Kemensetneg juga punya pengalaman-pengalaman, seperti di Taman Mini, tentunya hak-hak mereka sejatinya masih di bawah Indobuildco," terangnya di Komplek GBK, Rabu 4 Oktober 2023.

"Tapi, kalau ke depannya bisa dimanfaatkan lebih baik bersama PPKGBK, tentu kami akan mencarikan solusi yang terbaik untuk mereka," sambungnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini