Sukses

Anak Badak Jawa Baru Terekam Kamera Pengawas di Taman Nasional Ujung Kulon

Setelah kelahiran badak Sumatra yang langka, kini giliran anak badak Jawa yang membawa kabar bahagia. Meski tidak diketahui persis kelahirannya, anak badak terekam kamera pengawas di Taman Nasional Ujung Kulon.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah kabar kelahiran anak badak Sumatra langka di Taman Nasional Way Kambas, kini giliran anak badak Jawa yang memberi kabar bahagia. Spesies bernama latin Rhinoceros sondaicus Desmarest itu terekam kamera pengawas berkeliaran bersama induknya di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

Anak badak Jawa itu diketahui berjenis kelamin betina. Ia teridentifikasi sebagai anak ke-4 dari induk bernama Kasih (IC 032.2011) yang saat ini berusia 12 tahun.

Tim Monitoring Badak Jawa (MBJ) Taman Nasional Ujung Kulon sebelumnya telah menduga kelahiran anak badak Jawa setelah menemukan jejak kaki Kasih yang tidak menyatu antara kaki belakang dengan kaki depannya. Mengutip keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (6/10/2023), hal itu menandakan bahwa ada hambatan langkah kaki depan yang terhalang kehamilannya.

Data ini dikuatkan dengan video klip pada Februari 2023 yang menunjukkan badak Kasih terekam kamera dalam kondisi hamil. Pada April 2023, Tim MBJ TNUK juga menemukan jejak ukuran 15/14 cm beserta kotorannya pada grid yang sama ketika ditemukan tapak dan kamera trap sebelumnya.

"Dengan data yang ada dimungkinkan anak badak Jawa tersebut dilahirkan pada bulan Februari 2023. Individu anak badak Jawa tersebut kemudian diberikan kode ID 092.2023," ujar Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, di Jakarta, Kamis, 5 Oktober 2023.

"Kelahiran ini merupakan keberhasilan bangsa Indonesia dalam upaya konservasi badak Jawa, mengingat saat ini badak Jawa di dunia hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon Indonesia," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hewan Terancam Punah

 

Badak Kasih sebelumnya dilaporkan telah melahirkan tiga anak, yaitu Duba/ID 053.2013, Wira/ID 074.2015, dan Sekar/ID 086.2021. Menurut Satyawan, kelahiran anak badak Jawa itu menunjukkan bahwa Program Pengamanan Badak Jawa di areal semenanjung berlangsung cukup efektif.

Program dilakukan untuk mengamankan kawasan habitat badak, sehingga ikon Provinsi Banten itu dapat berkembang biak dengan baik. "Mari kita selamatkan badak Jawa yang hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Semoga anak badak Jawa tersebut sehat dan lestari," ajak Satyawan.

Badak jawa merupakan satwa langka yang masuk dalam Red List Data Book IUCN dengan kategori critically endangered atau satwa yang terancam punah. Badak jawa juga terdaftar dalam Apendiks I CITES sebagai satwa yang tidak boleh diperdagangkan karena jumlahnya yang sangat sedikit dan terancam punah.

Meskipun badak jawa bisa berkembang biak, bukan berarti habitat dan individu hewan yang terancam punah itu aman dari berbagai gangguan. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dalam kesempatan berbeda, mengatakan bahwa upaya pelestarian mereka berisiko terancam oleh beragam faktor, termasuk aktivitas perburuan liar, predator, penyakit, kemungkinan inbreeding, serta bencana alam.

3 dari 4 halaman

Habitat Terakhir Badak Jawa

Dikutip dari Antara, Minggu, 18 Desember 2022, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) adalah satu dari lima nasional pertama di Indonesia yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 284/Kpts-II/1992. Tujuan utama penetapannya adalah untuk konservasi badak jawa.

Luas taman nasional yang berada di sudut Kabupaten Pandeglang, Banten, itu mencapai 105.694,46 hektare, terdiri atas 61.357,46 hektare daratan dan 44.337 hektare. Pada 1992, Komisi Warisan Dunia UNESCO kemudian menetapkan Ujung Kulon sebagai The Natural World Heritage Site.

TNUK merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Pulau Jawa. Saat ini, TNUK merupakan habitat terakhir badak jawa, setelah pada April 2010 IUCN mengumumkan kepunahan badak jawa di Cat Loc Cat Thien National Park di Vietnam Selatan.

Hingga Agustus 2021, jumlah populasi badak jawa di TNUK mencapai 75 ekor. Hal itu didapat setelah Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK merekam kemunculan dua anak badak jawa dalam kurun waktu April hingga Juni 2021.

4 dari 4 halaman

Kelahiran Anak Badak Sumatera

Anak badak Sumatera berjenis kelamin betina baru lahir di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Lampung Timur, Lampung, Sabtu, 30 September 2023. Bayi badak sumatra tersebut lahir dari hasil perkawinan badak jantan bernama Andalas dan badak betina bernama Ratu pada pukul 01.44 WIB di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas, Lampung.

Mengutip dari laman Instagram KLHK @kementerianlhk, Sabtu, 30 September 2023, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyampaikan kelahiran anak badak Sumatera itu menjadi kabar gembira.⁣⁣ Diketahui, Ratu adalah badak sumatera betina berumur 23 tahun, telah berhasil melahirkan tiga kali selama menjadi penghuni SRS TNWK setelah sebelumnya melahirkan Andatu pada 2012 dan Delilah di 2016.

Ketiga badak yang dilahirkan badak Ratu merupakan hasil perkawinannya dengan badak jantan bernama Andalas yang berusia 22 tahun. Disebutkan bahwa kelahiran anak badak di 2023 ini jadi yang keempat di SRS TNWK.

Menteri Siti menegaskan hal ini membuktikan komitmen Pemerintah dalam melakukan upaya konservasi badak di Indonesia, khususnya badak sumatera.⁣ Jumlah badak yang ada di SRS TNWK ini sekarang menjadi sembilan ekor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.