Sukses

Menyesap Banana Frappe dan Sepotong Kue Lemon di Paul Le Cafe Cipete

Paul Le Cafe Cipete menjadi gerai stand alone pertama yang dibuka di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Paul Le Cafe akhirnya meramaikan usaha kuliner yang menjamur di kawasan Cipete Raya, Jakarta Selatan. Dibuka pada pertengahan September 2023, kafe tersebut menempati lantai 2 bangunan kaca yang belum benar-benar tuntas dibangun. Tak heran, saat saya berkunjung, masih terlihat sejumlah bahan bangunan dan para pekerja yang sibuk menuntaskan target mereka.

Kafe itu menjadi Paul Le Cafe ke-8 yang dibuka di Indonesia. Ini menjadi versi compact dari restoran Paul. Walau tetap menghidangkan makanan hangat, variannya tidak sebanyak di restoran. Lagipula, tempat itu lebih cocok dijadikan tempat nongkrong kasual, dibandingkan untuk rapat formal.

Karena peruntukannya sebagai tempat nongkrong, menu utama yang tersedia jelas adalah segala macam minuman dan makanan ringan sebagai pendamping. Saya direkomendasikan memilih di antara dua, Banana Oatmilk Frappe atau Ice Oatmilk Shaken Espesso. Kedua menu minuman itu disebut hanya tersedia di cabang itu, bukan di tempat lain.

Frappe berwarna kuning pucat terhidang dengan krim kocok yang cukup tebal di atasnya. Rasanya tak terlalu manis, sehingga tidak cepat eneg ketika menyeruputnya. Minuman dingin itu cocok untuk melepas dahaga saat Jakarta sedang panas-panasnya.

Sebagai pendamping, dihidangkan pula kue lemon yang terlihat seperti pie, Meringue Lemon Tart. Lapisan dasarnya adalah kue lady finger yang diisi dengan adonan lemon dan meringue. Rasa lemon yang kecut berpadu dengan meringue yang lebih manis.

Sepotong saja sudah cukup untuk saya karena rasanya cukup asam. Kue tersebut sebenarnya lebih cocok disantap bersama dengan kopi espresso Paul Le Cafe yang 100 persen dari biji kopi arabika.

"Aku bisa melihat komunitas di Cipete memiliki cerita berbeda dibandingkan gerai-gerai lainnya," kata Laura Walter, Operation Manager Paul, ditemui di Jakarta, Kamis, 14 September 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Survei Pasar Mendalam Sebelum Buka

Gerai di Cipete menjadi stand alone pertama bagi Paul Le Cafe di Indonesia. Kafe itu berkapasitas 40 kursi yang dihiasi dengan warna terakota sebagai benang merahnya dengan gerai Paul Le Cafe lainnya. Pembedanya, kata Laura, adalah motif wallpaper yang digunakan.

Secara lokasi, Cipete menawarkan pasar kelas menengah yang sesuai dengan target brand tersebut mengingat ada sekolah internasional di sana. Di sisi lain, kompetisinya cukup ketat karena banyak kompetitor di sana. Laura mengaku bahkan harus mengulas sekitar 20 kedai kopi yang beroperasi di sekitar Cipete, baik brand lokal maupun internasional.

"Kami akan lihat traffic-nya. Ini termasuk challenging karena posisinya di atas, tamu harus naik. Karena itu, marketing kami harus kuat sekali," kata Laura.

Selain pemasaran, pihaknya berusaha menarik hati konsumen lewat kualitas produk yang diberikan. Laura menyebut semua bahan baku mayoritas diimpor dari Prancis untuk memastikan kualitasnya standar dan konsisten. Tujuannya agar konsumen Paul di mana pun akan merasakan rasa yang sama dari produk yang dijual di tempat lain.

"Most ingredient are coming from France. It explained why we're expensive. Its differentiate from competitor... So, when you eat butter croissant here is the same as in France," ucapnya.

3 dari 4 halaman

Pertanian Berkelanjutan

Laura menerangkan bahwa biji kopi yang digunakan berasal dari Amerika Selatan, tetapi dipanggang di Italia. Ia meyakinkan bahwa biji kopi tersebut berasal dari hutan hujan yang sudah menerapkan prinsip keberlanjutan. Hal itu penting agar para petani mendapatkan bayaran yang setimpal sekaligus lingkungan tetap terjaga.

Di sisi lain, perubahan iklim telah menjadi ancaman serius bagi sektor industri kopi secara global. Mengutip Live Science, Sabtu, 16 September 2023, diperkirakan pada 2050, lahan yang digunakan untuk perkebunan kopi bisa berkurang setengahnya akibat perubahan iklim. Hal itu berdasarkan penelitian yang diterbitkan pada 26 Januari dalam jurnal PLOS One,

Dengan melakukan pemodelan terhadap tiga skenario iklim berbeda yang membatasi pemanasan global pada 2,7 derajat Fahrenheit (1,5 derajat Celsius), 4,3 derajat Fahrenheit (2,4 derajat Celsius), atau 7,2 derajat Fahrenheit (4 derajat Celsius), para ilmuwan menemukan bahwa jumlah wilayah yang sangat cocok untuk perkebunan kopi, seperti wilayah di Brasil, Vietnam, Indonesia, dan Kolombia, dapat mengalami penurunan hingga 50 persen.

Padahal, kopi adalah komoditas penting bagi Indonesia. Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, periode 2022/2023 menjadi titik prestasi yang membanggakan bagi industri kopi Indonesia. Produksi kopi Indonesia mencapai 794,8 ribu ton pada 2022, meningkat sekitar 1,1 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil kopi terbesar ke-3 di dunia setelah Brazil dan Vietnam.

 

4 dari 4 halaman

Hilirisasi Industri Kopi

Capaian itu bisa dilakukan dengan melakukan hilirisasi, yaitu menghubungkan ekosistem dari hulu hingga hilir. Salah satu pelakunya adalah PT Bumi Boga Laksmi.

Dengan berfokus kepada dorongan terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di sektor industri kopi, perusahaan ini merangkul inovasi dalam menghadirkan produk kopi olahan berkualitas tinggi dan berdaya saing global, sehingga siap bersaing dan diekspor ke pasar mancanegara, agar menciptakan peluang baru bagi UKM lokal untuk merambah pasar kopi internasional.

Melalui Groundbreaking Center of Excellence (CoE) Kopi Nasional sekaligus Soft Launching Produk Hilirisasi Perkebunan di Solokan Jeruk, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar) pada 13 Agustus 2023, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa, selain diperlukan branding yang kuat, adalah memperkuat kelembagaan, pemberdayaan petani dan kemitraan, sekaligus mengangkat produk kopi nasional di kancah  internasional.

"Kami mendorong para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk tidak hanya berfungsi sebagai pemasok biji kopi mentah, tetapi juga sebagai produsen produk kopi olahan yang memiliki nilai tambah. Langkah ini tidak hanya membuka peluang keuntungan lebih besar, tetapi juga merespons permintaan konsumen global yang semakin mengapresiasi produk berkualitas tinggi dan ramah lingkungan," kata Bean Specialist and Procurement PT. Bumi Boga Laksmi, Derby Sumule dikutip Jumat, 15 September 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.