Sukses

Osing Nyampah, Langkah Nyata Bersama Ubah Sampah Jadi Sumber Energi Alternatif

Melalui program EcoRanger, "Osing Nyampah: Less Waste Village", Greeneration Foundation bekerja sama dengan Emvitrust Indonesia dan mendapatkan dukungan penuh dari Coca Cola Foundation Indonesia untuk meningkatkan potensi manajemen sampah berkelanjutan di Banyuwangi.

Liputan6.com, Jakarta - Tingkat produksi plastik sekali pakai yang terus meningkat saat ini belum diiringi dengan upaya daur ulang yang memadai, sehingga mengakibatkan peningkatan penumpukan sampah plastik setiap hari dan berdampak buruk terhadap kehidupan manusia dan ekosistem sekitar.

Melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, masalah penumpukan sampah ini terjadi di berbagai tempat di Indonesia, salah satunya adalah di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, di mana pada 2022, sampah sebanyak 1.200 ton terkumpul setiap hari. Dari jumlah sampah sehari-hari tersebut, 66 persen merupakan sampah organik, dan sisanya 34 persen adalah anorganik. Manajemen sampah yang efisien dan berkelanjutan menjadi keharusan untuk mengurangi tumpukan sampah yang terus meningkat tersebut.

Berbagai pihak telah berusaha mempercepat kegiatan daur ulang plastik, termasuk industri, pemerintah, dan organisasi masyarakat. Greeneration Foundation menjadi organisasi tunggal yang telah berkontribusi secara aktif dalam manajemen dan daur ulang sampah di Banyuwangi dengan membangun fasilitas manajemen sampah yang modern, inovatif, dan eco-friendly untuk menangani tantangan sampah yang ada.

Saat ini, melalui program EcoRanger, "Osing Nyampah: Less Waste Village", Greeneration Foundation bekerja sama dengan Emvitrust Indonesia dan mendapatkan dukungan penuh dari Coca Cola Foundation Indonesia untuk meningkatkan potensi manajemen sampah berkelanjutan di Banyuwangi.

"Pelaksanaan program ini dilakukan untuk mengelola sampah menjadi energi yang bermanfaat bagi komunitas setempat, di antaranya sampah organik menjadi biogas, kompos, dan maggot, lalu sampah anorganik menjadi roster atau bahan bangunan," ungkap Nur Almira Rahardyan, yang merupakan Community Empowerment Project Leader.

Nur berharap upaya pengelolaan ini dapat terus mengurangi timbunan sampah dan terus memberi manfaat positif bagi masyarakat di Banyuwangi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Pembukaan program ini disertai dengan kegiatan pembersihan sampah, "Banyuwangi Clean Up Day", yang diadakan di berbagai tempat seperti Dusun Pancer, Siliragung, dan Blimbingsari di Kabupaten Banyuwangi. Clean Up ini diorganisir melalui kerja sama antara Greeneration Foundation dan Emvitrust Indonesia, sebuah organisasi sosial yang berfokus pada lingkungan dan pariwisata berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat lokal sebagai mitra utama yang dapat berdiri sendiri setelah mendapatkan pelatihan dari Greeneration Foundation.

Dengan semboyan "Kolaborasi untuk Keberlanjutan", Emvitrust bersemangat untuk mewujudkan visi dan misi kolaborasi dari semua elemen, mulai dari pemerintah, komunitas, industri swasta, akademisi, dan media. Program ini juga didukung penuh dari Coca Cola Foundation Indonesia, yang berusaha untuk mengurangi dampak negatif penumpukan sampah di Kabupaten Banyuwangi.

Siti Muyasaroh, Direktur Eksekutif Emvitrust Indonesia mengatakan bahwa Program Osing Nyampah ini dimulai dari kepercayaan Coca Cola Foundation Indonesia untuk kembali mendukung upaya pengelolaan sampah di Kabupaten Banyuwangi melalui program EcoRanger. "Melalui kolaborasi ini, sambutan baik dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, serta dukungan masyarakat menjadi langkah awal kebersamaan kita menggerakan Banyuwangi yang bebas sampah," ujarnya.

Untuk mencapai tujuan keberlanjutan, program ini juga menyediakan pelatihan dan pendidikan bagi masyarakat tentang manajemen sampah yang tepat. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif dari masyarakat, karena kesadaran dan perhatian mereka terhadap isu ini merupakan elemen kunci dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

3 dari 4 halaman

Mengembangkan Daerah Wisata

Sebagai bagian dari upaya untuk merangsang partisipasi aktif masyarakat, Greeneration Foundation membentuk aktivis lingkungan yang dibagi menjadi empat kategori, yakni Kader Roster yang bertanggung jawab atas proses daur ulang plastik multilayer menjadi produk ecobrick untuk bahan konstruksi; Kader BSF yang mengelola sampah organik menggunakan maggot BSF; Kader Kompos yang mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos; dan Kader Biogas yang mengubah sampah organik menjadi biogas.

Untuk mendukung programnya, Greeneration Foundation berkolaborasi dengan 30 aktivis lingkungan dan 10 destinasi wisata berkelanjutan di Banyuwangi untuk ikut serta dalam peningkatan manajemen sampah dan pengembangan area wisata mereka melalui Program Osing Nyampah.

Partisipasi aktif dari setiap destinasi wisata dalam kegiatan pembersihan juga bertujuan untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan dengan mendidik dan menerapkan manajemen sampah baik kepada masyarakat lokal maupun wisatawan yang mengunjungi daerah tersebut.

"Melalui kolaborasi periode pertama bersama Coca Cola Foundation Indonesia, kami berhasil mengelola lebih dari 80 ribu kilogram sampah, termasuk sampah organik, sampah plastik maupun non plastik, hingga sampah residu. Dengan demikian kami telah berhasil mencegah 53 ribu kilogram sampah berakhir di TPA dan memroses sebanyak 754 kilogram sampah menjadi ecobrick serta menghasilkan 6 reaktor biogas," tambah Nur.

4 dari 4 halaman

Sumber Energi Alternatif

Sampah organik yang telah diolah menjadi biogas bisa berfungsi sebagai sumber energi alternatif bagi masyarakat lokal, mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Di sisi lain, sampah anorganik, khususnya plastik multilayer, seperti kemasan makanan, sachet, dan jenis plastik berlapis lain yang sulit terdegradasi secara alami, menimbulkan tantangan tersendiri dalam proses pengolahannya.

Namun, melalui teknologi inovatif, daur ulang plastik multilayer telah menjadi mungkin dengan mengubahnya menjadi ecobrick yang bisa digunakan sebagai material bangunan alternatif atau untuk konstruksi. Oleh karena itu, sampah multilayer yang sebelumnya dianggap sulit diproses dan berpotensi merusak lingkungan, sekarang bisa dikelola dengan efektif untuk mengurangi dampak negatif plastik terhadap lingkungan.

Dukungan dari pemerintah lokal juga menjadi elemen krusial dalam realisasi program ini, seperti yang disampaikan oleh H. Sugirah, Wakil Bupati Kabupaten Banyuwangi.

"Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab kita terhadap sampah yang sudah kita hasilkan. Hari ini, bahkan ada 120 ton sampah yang dikumpulkan dari wilayah Banyuwangi saja. Sampah yang jumlahnya cukup besar ini menjadi tantangan kita untuk dijadikan peluang dalam hal perbaikan ekosistem maupun peluang ekonomi," ucap Sugirah.

Greeneration Foundation, Coca Cola Foundation, Emvitrust Indonesia, dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berharap kerja sama ini dapat menginspirasi pihak lain untuk berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mendukung pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Melalui kolaborasi yang efektif ini, diharapkan program ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi Banyuwangi dan generasi yang akan datang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.