Sukses

Jaminan Keamanan dan Keselamatan di Wisata Minat Khusus, Pentingnya Memakai Jasa Biro Perjalanan

Jaminan keamanan dan keselamatan di wisata minat khusus diperlukan untuk kegiatan yang cukup berisiko misalnya arum jeram, terjun payung, mendaki gunung, serta kegiatan ekstrem lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Wisata minat khusus menjadi fenomena baru di dunia pariwisata. Jika dulu orang berwisata secara massal, kini ada tren alternatif wisata dengan suatu pengalaman baru yang menyebabkan permintaan terhadap wisata minat khusus.

Orang-orang yang melakukan wisata minat khusus biasanya berkeinginan untuk mewujudkan minat dan ketertarikannya terhadap suatu objek atau destinasi. Maka umumnya wisata ini hanya diikuti sekelompok kecil pelancong.

Wisata jenis ini biasanya membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal dari wisata yang biasa saja. Salah satu contoh wisata minat khusus adalah mengikuti event lari maraton di sebuah kota, river tubing, arum jeram, hingga trekking ke sebuah gunung sambil mengenal lebih jauh destinasi tersebut.

Hal ini juga membawa satu tuntutan bagi para penyedia jasa wisata atau biro perjalanan wisata. Wakil Ketua Umum DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Budijanto Ardiansjah mengungkapkan untuk jaminan keamanan dan keselamatan biasanya perjalanan wisata oleh agen wisata yang tergabung di ASITA telah terjamin dari pembelian asuransi. Hal ini biasanya untuk kegiatan yang berisiko seperti terjun payung, arum jeram, dan lainnya.

"Dalam asuransi perjalanan biasanya sudah dicover," sebut Bidijanto saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 5 Mei 2023.

Tentunya pengguna jasa perjalanan wisata harus mengecek terlebih dulu agen yang disewanya. Apakah terdaftar sebagai anggota ASITA yang telah menetapkan standart dan telah dikurasi pengalamanannya dalam menangani kebutuhan perjalanan wisata. Pengetahuan ini merupakan satu hal yang mungkin tidak dimiliki oleh semua wisatawan yang hendak memakai jasa travel agent.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Keamanan Transportasi Bus Pariwisata

Lebih jauh Budijanto mengatakan di aspek keamanan pihaknya juga mengikutsertakan permasalahan transportasi, apakah standartnya sudah terpenuhi. Sebab seringkali kasus yang terjadi pada kecelakaan bus pariwisata bukanlah bus pariwisata yang terstandar.

Ia pun pernah menyarankan agar bus pariwisata harus teregister, tidak hanya ditempelkan stiker bus pariwisata. Sementara selama ini bus malam seringkali dijadikan bus pariwisata. "Tidak semua kendaraan bisa jadi bus pariwisata," cetusnya. 

Sehingga kejadian kecelakaan bisa terhindarkan. Selain itu dengan adanya bus pariwisata teregister maka akan ada pihak yang mengecek atau melakukan inspeksi terhadap bus pariwisata. 

Kelayakan sebuah kendaraan untuk dijadikan transportasi wisata juga harus diperhatikan. Menurut Budijanto biro perjalanan wisata yang merupakan anggota ASITA seharusnya sudah memenuhi standart dalam penggunaan kendaraan untuk kegiatan pariwisata. 

Sebab untuk menjadi bagian ASITA, perusahaan travel agent harus melalui kurasi yang ketat dan mendapat rekomendasi dari anggota ASITA yang sudah terdaftar. "Perkiraan anggota aktif kita sekitar 4 ribu anggota yang merupakan perusahaan," sambung Budijanto. 

3 dari 4 halaman

Pentingnya Menggunakan Jasa Pemandu yang Berizin

Hal yang jarang menjadi perhatian wisatawan saat melakukan kegiatan wisata adalah dalam memilih jasa pemandu ataupun biro travel berizin. Ada pula wisatawan yang lantaran menghemat budget bepergian secara mandiri tanpa pemandu, karena merasa sudah bisa mendapatkan informasi seputar tempat wisata melalui riset di Google.

Kebanyakan orang juga menggunakan biro perjalanan saat pergi umroh. Kejadian kasus yang sempat terjadi seperti ditipu atau terlantar bisa diminimalisir jika memilih biro travel berizin. 

Untuk biro travel umroh misalnya, ASITA, sekarang melakukan pengecekan ulang dan untuk teregister sebagai biro perjalanan umroh, perusahaan tersebut ada kuota minimal sudah berapa kali melakukan aktivitas perjalanan wisata.

Sementara itu, Ketua Harian Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) DPP Provinsi Jawa Timur, Yokana Pambajeng Bayu mengatakan, standart yang digunakan para pemandu yang tergabung di APGI merupakan standart di asosiasi profesi. Pemandu gunung di APGI pun memiliki tingkatan, seperti tingkat ahli dan tingkat madya yang minimal sudah melakukan pemanduan gunung hingga lima kali. 

 

4 dari 4 halaman

Keamanan dan Keselamatan dalam Pendakian Gunung

Meski memakai jasa pemandu gunung, wisatawan yang hendak mendaki suatu gunung harus membekali dirinya terlebih dulu dengan pengetahuan seputar keselamatan. Seperti macam-macam bahaya yang mungkin ada di gunung sehingga mendaki gunung bisa dilakukan secara aman.

"Karena faktor keamanan dari manusia bisa dicegah yaitu keteledoran manusia," sebut Yoka saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 5 Mei 2023.

Ia mencontohkan, masih banyak pendaki gunung yang tidak menghiraukan bahwa sebaiknya menggunakan sepatu gunung bukan sandal gunung. Selain itu cuaca, seringkali disosialisasikan untuk memprediksi kondisi yang mungkin terjadi selama pendakian. Juga bagaimana agar alamnya tetap terjaga dengan sosialisasi yang diberikan oleh pemandu gunung agar tidak merusak jalur yang dilewatinya.

Wisatawan biasanya baru memakai jasa pemandu gunung ketika mendaki gunung yang cukup sulit seperti Gunung Raung, Gunung Leuser yang cenderung lebih berbahaya dan Gunung Argopuro yang memiliki jalur terpanjang. Namun ia menemukan bahwa pada wisata minat khusus ini pemandu gunung juga diperlukan untuk lebih mengenal destinasi yang dituju seperti sejarah dan ceritanya, sehingga tidak dari aspek keselamatan dan keamanan saja.

Pemakaian jasa pemandu gunung juga disesuaikan dengan preverensi tujuan wisatawan yang mendaki. "Jika hanya ingin mengetahui puncak itu bukan alasan kuat memakai jasa pemandu gunung. Tapi untuk tahu sejarah, bagaimana erupsi, flora fauna, dan adat istiadat masyarakat setempat," jelas Yoka.

Ia pun punya pengalaman saat mengantar turis asing, di perjalanan menuju tempat pendakian sedang ada kegiatan adat. Turis tersebut merasa sedang ketika dirinya ikut menjelaskan kebudayaan daerah setempat dan bisa ikut melihatnya secara langsung. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini