Sukses

Mengenal Tuty Alawiyah, yang Dipuji Anies Baswedan Menambah Pengetahuan Ibu-ibu Pengajian

Anies Baswedan memuji Tuty Alawiyah, seorang ibu yang hebat dalam mendidik anak-anaknya maupun ibu-ibu pengajian.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, Anies Baswedan melakukan berbagai agenda. Terbaru, Anies berjumpa dengan ratusan ibu-ibu pengajian di Istora Senayan.

"Alhamdulillah, dapat bersama-sama hadir dalam Tasyakur Milad ke-42 Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di Istora Senayan," tulis Anies Baswedan di akun Instagramnya @aniesbaswedan pada Selasa, 21 Februari 2023.  Anies mengahdiri tasyakuran tersebut di Istora Senayan, Selasa malam, 21 Februari 2023.

Bakal capres (calon presiden) yang diusung oleh Partai Nasdem ini menyatakan, bicara tentang BKMT tentu tak dapat dilepaskan dari sosok Tuty Alawiyah, yang bukan hanya seorang ustadzah yang mampu memimpin ratusan Majelis Taklim hingga menjadi BKMT yang jangkauannya seluruh Indonesia.

"Dia juga seorang ibu yang hebat dalam mendidik anak-anaknya," ucapnya, melansir kanal News Liputan6.com. Anies mengaku mengenal Prof Dailami Firdaus dan para saudaranya, anak dari Tuty Alawiyah, merupakan pribadi-pribadi yang berhasil di bidangnya.

"Tak hanya itu mereka juga amat guyub serta saling support.Selama 42 tahun BKMT telah menjadi teladan keberhasilan pendidikan dalam keluarga," lanjutnya. Menurut Anies, BKMT menjadi bukti bahwa pengajian menghasilkan ibu-ibu yang lebih berpengetahuan.

"Ibu-ibu yang punya bekal untuk mendidik anak-anaknya, membuat rumah yang mencerminkan nilai Islam dan akhlak yang baik," ujarnya. Dia yakin ke depannya, BKMT semakin maju dan seluruh kebaikan dari BKMT menjadi catatan amal jariyah Allohuyarham Tuty Alawiyah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mendirikan Lembaga Pendidikan

Lantas siapakah sosok Tuty Alawiyah yang dipuji oleh Anies Baswedan? Melansir berbagai sumber, mendiang Tuty Alawiyah adalah tokoh yang unik dan luar biasa. Ia merupakan sosok ulung di bidang pendidikan, dakwah, sosial bahkan politik karena pernah menjabat sebagai menteri selama dua periode.

Wanita kelahiran Jakarta, 30 Maret 1942 ini merupakan putri sulung dari sembilan bersaudara dari pasangan KH. Abdullah Syafi'ie dan Hj. Togayah.  Pemilik nama lengkap Dra. Hj. Tuty Alawiyah Abdullah Syafi'ie ini menempuh pendidikan di Jakarta dan kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah (sekarang UIN) dan selesai pada 1976.

Tuty Alawiyah menikah dengan H. A. Chatib Naseh, dan dikaruniai lima orang anak yaitu H. Moh. Reza Hafiz, H. Dailami Firdaus, Hj. Nurfitria Farhana, Hj. Lily Kamalia Ihsana, dan Hj. Syifa Fauzia

Semasa hidupnya, banyak kegiatan sosial yang dilakukannya. Pada 1993, Tuty Alawiyah melanjutkan lembaga pendidikan yang didirikan oleh ayahnya dibawah naungan Yayasan Perguruan As-Syafi'iyah. 

3 dari 4 halaman

Jadi Penceramah dan Menteri

Dalam bidang dakwah, Tuty Alawiyah mendirikan salah satu organisasi muslimah terbesar di Tanah Air yaitu Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT). Tuty juga dikenal sebagai pendakwah dan penceramah terkenal. Ia kerap mengisi ceramah di berbagai acara pengajian, termasuk di radio dan televisi.

Ia juga pernah menjadi Presiden International Muslim Women Union (IMWU) sebuah organisasi muslimah dunia yang beranggotakan 88 negara yang bermarkas di Khourtim, Sudan. Ia juga pernah menjadi Ketua Umum International Muslim Women Union chapter Indonesia (1998-2004).

Di bidang politik, Tuty pernah menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari tahun 1992 hingga 2004 dari Utusan Golongan.  Ia pernah pula menjabat sebagai Menteri Negara Peranan Wanita (Pemberdayaan Wanita) dalam dua periode pemerintahan, yaitu Kabinet Pembangunan VII (Masa pemerintahan Presiden Soeharto) dan Kabinet Reformasi Pembangunan Pembangunan (Masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie).

Tuty juga mendapatkan banyak penghargaan, salah satunya Bintang Mahaputra Adhi Pradana dari Presiden B.J. Habibie.

 

4 dari 4 halaman

Dijadikan Nama Jalan

Tuty juga mendapatkan banyak penghargaan, salah satunya Bintang Mahaputra Adhi Pradana dari Presiden B.J. Habibie. Selain itu, banyak pula karya yang dilahirkan oleh Tuty Alawiyah.  Salah satunya, berhasil menerbitkan 30 buku antara lain Wanita dalam Nuansa Peradaban, Strategi Dakwah di Majelis Taklim, Membangun Kesadaran Beragama dan masih banyak lagi.

Tuty Alawiyah wafat di Rumah Sakit MMC, Jakarta pada usia 74 tahun, pada Rabu 4 Mei 2016. Banyak tokoh penting yang datang melayat, termasuk Jusuf Kalaj yang saat itu masih menjabat sebagai wakil presiden. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman keluarga di lingkungan Pesantren As-Syafiiyah Jatiwaringin.

Tuty Alawiyah termasuk salah satu tokoh yang didaulat menjadi nama jalan baru di DKI Jakarta. Pengusungan nama jalan Tuty Alawiyah sendiri merupakan inisiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang ingin memberi nama sejumlah ruas jalan dengan nama tokoh-tokoh Betawi.

Salah satunya, Jalan Tutty Alawiyah yang kini menjadi nama jalan di Jakarta Selatan menggantikan nama jalan sebelumnya Jalan Warung Buncit Raya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.