Sukses

Cerita Akhir Pekan: Rumah Lebih Sehat dengan Ruang Terbuka

Saat pandemi orang cenderung menempatkan ruang terbuka di dalam rumah, ternyata konsep ini memang seharusnya ada untuk konsep rumah lebih sehat.

Liputan6.com, Jakarta - Saat pandemi orang cenderung ingin membuat desain ruang terbuka di dalam rumah. Tak hanya terbatas di teras bagian depan, ada sebuah taman belakang sebagai ruang hijau lainnya yang menyatu dengan dapur maupun area tempat mencuci.

Lalu bagaimana setelah pandemi? Toton Suhartanto dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) mengungkapkan ruang terbuka sebenarnya mutlak ada di setiap rumah meskipun lahannya sempit. "Utamanya untuk mengakomodir bukaan cahaya dan udara alami ke dalam rumah," sebutnya saat dihubungi Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat (23/12/2022).

Sehingga memang untuk kelayakan bangunan, ruang terbuka sangatlah penting dan harus ada. Bahkan tidak hanya di saat masa pandemi lalu, namun menjadi kebutuhan dalam mendesain rumah yang sehat. "Kita harus bersyukur pandemi mengingatkan lagi pentingnya ruang terbuka di rumah. Orang jadi lebih aware," tukasnya.

Kelebihan dari penyediaan ruang terbuka ini akan menyediakan bukaan cahaya dan sirkulasi alami ke dalam bangunan rumah. Lebih jauh lagi dapat memberi efek psikologis suasana ruang yg lebih luas dan terbuka bagi orang yang tinggal di dalamnya.

Namun hanya sedikit ada kelemahan, bahwa ruang terbuka perlu disiasati agar bagian tersebut tidak tampias terhadap curah hujan maupun cahaya terik matahari dari arah Barat. Toton pun memberi kiat agar pemilihan material atap peneduh maupun material finishing untuk bagian dindingnya. Utamanya material yang digunakan harus tahan cuaca seperti penggunaan cat untuk kebutuhan luar ruangan.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Multak Ada dalam IMB

Sebagai sebuah hal yang mutlak, ruang terbuka ternyata merupakan syarat dalam mendirikan bangunan yang tertuang dalam prosedur awal Izin Mendirikan Bangunan (IMB). "IMB sudah dari awal diarahkan tidak boleh mepet kanan kiri atau menghabiskan bagian belakang rumah, dalam peraturan perizinan sudah ada," kata Toton lagi.

Lalu bagaimana jika luas tanah terbatas? Toton menyebut seminimal mungkin tiap rumah harus memiliki ruang terbuka baik di sisi depan maupun belakang. Lantaran memang tiap rumah harus sejak awal di desain dengan baik agar layout tiap ruang mempunyai bukaan udara dan cahaya, meski di luasan yang terbatas sekalipun.

Sementara memang masih banyak masyarakat yang tinggal di area sempit, bahkan menghabiskan semua lahannya untuk ruangan tinggal. Hal itu sangat tidak disarankan, karena rumah akan sulit mendapatkan pencahayaan alami dari luar. Selain itu sebenarnya meski sempit, pemilik rumah tetap bisa sedikit mengambil area samping  untuk fentilasi udara dan tempat cahaya masuk. 

3 dari 4 halaman

Desain Sejak Awal

Menempatkan ruang terbuka di dalam rumah harus dipikirkan dalam desain keseluruhan bangunan sejak awal. Menurut Toton desainnya sudah harus diperhitungkam perencanaanya sejak awal membangun rumah. 

"Harus berimbang antara ruang tertutup dan ruang terbuka. Ruang terbuka juga bukan ruangan yang percuma, karena bisa dimanfaatkan untuk teras, ruang santai duduk yang visualnya akan berpengaruh bagi psikologis pemilik rumah," paparnya lagi.

Ruang terbuka bisa ditempatkan di depan, di belakang maupun di tengah rumah. Tak hanya berpengaruh di sisi psikologis, tata ruang apik dengan ruang terbuka akan membuat cahaya, sekaligus udara segar yang masuk membantu mengurangi kelembapan di dalam rumah.

Hal ini penting agar jamur tidak berkembang biak di permukaan perabot kayu dan material berbahan kain dalam rumah misalnya tirai jendela, seprai, bahkan pakaian juga senantiasa kering. Udara segar, ruang dalam rumah yang kering, area penghijauan, hal-hal seperti ini sangat dibutuhkan pada hunian yang berada di negara tropis seperti Indonesia. 

 

4 dari 4 halaman

Ruang Terbuka Privat

Kadangkala orang merasa bahwa ruang terbuka yang biasanya berupa teras depan kurang terasa privat. Hal ini karena bukaan yang menghadap ke depan bagian rumah dekat dengan jalanan umum dan pagar rumah. Penghuni bisa menempatkan keberadaan ruang terbuka di sisi dalam rumah, baik itu di belakang, atau bahkan di samping selebar satu meter, sehingga bisa menjadi akses bukaan yang lebih privat.

Pemilik rumah dapat dengan tenang membuka jendela tanpa harus takut akan dapat dilihat oleh tetangga atau orang yang lalu lalang. "Ruang kecil pun 1,5 kali 2 meter untuk bukaan samping bisa sebagai lubang kecil memanjang untuk cahaya alami masuk," Toton berbagi tips.

Untuk pemandangan dalam ruang yang lebih segar, bisa saja Anda menanam tanaman merambat pada bidang dinding yang menghadap area bukaan. Dengan begitu, setiap membuka jendela, ada pemandangan yang hijau dan asri yang dapat dinikmati.

Namun jika tak ingin repot merawat tanaman, tidak ada salahnya membeli beberapa tanaman pot yang mudah dirawat. Keberadaan ruang terbuka yang masih memiliki sedikit penghijauan setidaknya bisa menjadi ruang yang menenangkan bagi pemilik rumah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.