Sukses

H&M Tarik Seluruh Merchandise Justin Bieber Setelah Disemprot Sang Penyanyi

Ini sebenarnya bukan pertama kali H&M mengambil inspirasi desain koleksi dari Justin Bieber.

Liputan6.com, Jakarta - H&M merespons kritik Justin Bieber dengan menarik semua merchandise pelantun lagu Never Say Never tersebut. Suami Hailey Bieber itu sebelumnya mengecam retailer Swedia karena menggunakan nama dan potret tanpa "persetujuannya."

Melansir PageSix, Kamis (22/12/2022), meski perwakilan merek memberi tahu E! News bahwa pihaknya "mengikuti prosedur persetujuan yang tepat," mereka akhirnya memutuskan menarik koleksi "untuk menghormati" penyanyi berusia 28 tahun tersebut.

Pada Senin, 19 Desember 2022, Bieber mengatakan pada 270 juta pengikut media sosialnya untuk tidak membeli pakaian "sampah" setelah merek tersebut mencetak fotonya ke kaus bergambar dan tas jinjing. Mereka juga diduga menjual casing ponsel dengan lirik dari lagunya Ghost.

"Saya tidak menyetujui koleksi merchandise yang mereka pasang di H&M .. semua tanpa izin dan persetujuan saya," tulis Bieber di atas layar oranye kosong di Instagram. "KECEWA, SAYA TIDAK AKAN MEMBELINYA JIKA SAYA MENJADI KAMU."

Ia melanjutkan, "MERCH H&M YANG MEREKA BUAT DARI (gambar) SAYA ADALAH SAMPAH DAN SAYA TIDAK MENYETUJUINYA, JANGAN MEMBELINYA.”

Bieber kemudian menggandakan klaimnya di bagian komentar halaman penggemar yang membagikan foto semua barang dagangan H&M, menulis, "Ketika semua orang tahu saya tidak menyetujui koleksi merchandise ini."

Sementara Bieber belum membahas keputusan merek untuk melepas pakaian tersebut, ini bukan pertama kalinya H&M mengambil inspirasi dari beberapa musiknya. Pada 2020, perusahaan merilis koleksi yang berpusat pada album studio kelima Bieber, Changes. Salah satu kaus menampilkan sampul album, sementara yang lain menampilkan versi kartun suami Hailey Bieber ini di samping judul rekaman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PHK Karyawan

Awal bulan ini, H&M sudah jadi berita utama ketika kabar brand mode Swedia ini akan merumahkan 1.500 pekerja di seluruh operasi globalnya menyeruak. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mereka menghemat dua miliar Kroner Swedia (sekitar Rp3,2 triliun) dalam setahun, di tengah penjualan yang melambat dan kenaikan biaya untuk pengecer pakaian.

Melansir The Guardian, grup yang mengoperasikan lebih dari 4.600 toko di 70 negara ini mengumumkan rencana PHK setelah laba turun 30 persen dalam sembilan bulan hingga akhir Agustus 2022. Sebagiannya diakibatkan penurunan operasinya di Rusia sehubungan dengan perang di Ukraina.

Perusahaan menutup hampir 200 gerai dalam setahun hingga akhir Agustus 2022, sebagian besar di Eropa, karena penjualan beralih ke online. Pihaknya juga mengatakan, penjualan lemah di pasar utama selama musim panas, sementara biaya bahan baku dan pengiriman naik.

H&M mengatakan, PHK akan menyasar karyawan operasi kantor pusat di seluruh dunia dan tidak akan memengaruhi staf toko. Kepala eksekutif H&M, Helena Helmersson, mengatakan bahwa pengecer tidak dapat menyampaikan dampak penuh dari kenaikan biaya pada pembeli.

"Dalam situasi inflasi tinggi, di mana biaya hidup rumah tangga meningkat secara signifikan, lebih penting dari sebelumnya untuk menawarkan nilai terbaik (produk) pada pelanggan," katanya.

3 dari 4 halaman

Penjualan yang Lemah

Pada September 2022, H&M mengatakan, penjualan di awal musim panas lemah di banyak pasar utamanya, tapi kemudian membaik. Mereka diharapkan mengungkap informasi lebih lanjut pada penjualan dan keuntungan selama Desember 2022.

Pihaknya dilaporkan mengantisipasi akhir tahun yang sulit di seluruh Eropa di tengah meningkatnya tagihan energi dan makanan, yang mengurangi uang cadangan rumah tangga. Pengeluaran keseluruhan untuk fesyen lebih baik dari yang diharapkan di Inggris selama musim panas, karena pembeli membeli pakaian liburan dan perlengkapan formal untuk kembali ke kantor, juga acara besar seperti pernikahan setelah berbulan-bulan pembatasan COVID-19.

Namun, pengeluaran untuk hal-hal yang tidak penting semakin ketat selama musim gugur dan musim dingin karena tagihan energi telah meningkat. Pengecer pakaian berada di bawah tekanan khusus karena cuaca hangat di luar musim telah memukul penjualan mantel, sepatu bot, dan pakaian rajut dengan harga lebih tinggi, yang memberikan sebagian besar keuntungan tahunan.

4 dari 4 halaman

Harga Naik

H&M juga terpaksa menaikkan harga karena kenaikan biaya produksi, yang selanjutnya memengaruhi volume barang yang dimasukkan pembeli ke dalam keranjang mereka. Sebelumnya, "skor lingkungan palsu" dilaporkan publikasi bisnis, Quartz, atas lini pakaian H&M. Dalam klaimnya, outlet itu mengaku menyelidiki tentang keabsahan kartu skor lingkungan perusahaan mode tersebut, mengutip situs webnya, 5 Juli 2022.

Dalam laporan tersebut, lebih dari setengah kartu skor di situs web H&M mengklaim bahwa sepotong busana rilisan mereka diproses secara lebih ramah lingkungan. "Padahal sebenarnya tidak lebih berkelanjutan daripada pakaian serupa yang dibuat perusahaan dan pesaing mereka," bunyi laporan tersebut.

Publikasi itu menyambung, "Dalam kasus yang paling mengerikan, H&M menunjukkan data yang sangat berlawanan dengan kenyataan."

Laporan tersebut menyatakan bahwa H&M menampilkan hal-hal spesifik yang merupakan kebalikan dari dampak aktual garmen terhadap lingkungan. Dalam laporannya, Quartz menyatakan, "Kesalahan itu muncul karena situs web pengecer mengabaikan tanda-tanda negatif dalam skor Indeks Higg."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.