Sukses

Inggris Legalkan Konsumsi 6 Spesies Serangga

Karena Brexit, Inggris sempat melarang penjualan dan konsumsi serangga.

Liputan6.com, Jakarta - Ulat dan jangkrik rumah kembali jadi menu makanan di Inggris. Penjualan serangga oleh perusahaan negara itu sempat dilarang akibat keputusannya meninggalkan Uni Eropa (UE), menurut VICE News World, Selasa, 9 Agustus 2022.

Brexit memicu aturan serangga dapat dimakan tidak lagi memiliki payung hukumyang mengatur konsumsinya di Inggris. Anggota industri serangga yang dapat dimakan di Inggris kini bisa bernapas lega setelah pemerintah mengakui seharusnya tidak menyuruh mereka berhenti menjual serangga pasca-Brexit. 

Ketika Inggris meninggalkan UE, banyak aturan UE yang disalin dan ditempelkan ke dalam undang-undang Inggris. Tapi, itu diambil tanpa langkah-langkah transisi yang ada untuk mendukung bisnis melalui undang-undang baru tersebut.

Ini membuat perusahaan seperti Horizon Insects, yang berbasis di London, diperintahkan otoritas lokal untuk berhenti memproduksi serangga dan ditolak perusahaan asuransi. Imbasnya, mereka harus memusnahkan 100 kilogram ulat tepung dan menghentikan penjualan.

"FSA (Badan Standar Makanan Inggris) sekarang telah mengklarifikasi dengan otoritas lokal bahwa ketentuan transisi terus berlaku di Inggris Raya. Proposal yang ditetapkan akan memungkinkan serangga yang dapat dimakan untuk tetap dijual jika mereka ditandai di UE atau Inggris sebelum 1 Januari 2018," kata FSA.

Nick Rousseau, pendiri Woven Network yang mewakili industri serangga yang dapat dimakan di Inggris, mengatakan bahwa kejelasan hukum perlu ditekankan agar perusahaan dapat memperoleh asuransi lagi. Pada akhirnya, peraturan makanan barulah yang akan menghambat pembuat serangga yang dapat dimakan di Inggris.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sehat dan Aman

"Serangga telah terbukti sepenuhnya sehat dan aman,” kata Rousseau. "Sebelum 2018, serangga yang dapat dimakan tidak diakui sebagai makanan baru, tidak ada batasan penggunaannya, mereka hanya makanan selama orang mengikuti praktik yang benar dan profesional."

"Sekitar 6 juta pound sterling penjualan diamankan yang berarti setidaknya satu juta orang memakannya, tapi karena FSA mengatakan mereka tidak berwenang lagi, kami telah melihat setengah dari anggota kami memutuskan mengalihkan operasi mereka ke produk non-serangga," imbuhnya.

Rousseau menambahkan bahwa Inggris sekarang berada di belakang pesaing Eropa meski memiliki konsentrasi produsen dan inovasi yang tinggi. "Setengah lusin operasi besar ditingkatkan dan mendapat investasi di Eropa. Kami belum dapat melakukannya pada tahap ini," tuturnya.

Selain kesulitan asuransi dan dokumen yang mahal, lampu hijau dari FSA sekarang berarti bahwa enam spesies serangga kembali tersedia di Inggris karena termasuk dalam perjanjian transisi UE. Keenam spesies itu adalah ulat tepung, jangkrik rumah, ulat tepung kuning, jangkrik berpita atau berhias, belalang migrasi, dan lalat prajurit hitam.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Mengubah Persepsi Publik

PBB mengatakan bahwa pasar serangga yang dapat dimakan dapat bernilai 6,3 miliar dolar AS (sekitar Rp93,5 triliun) pada 2030. Tercatat dua miliar orang sudah memakannya di seluruh dunia sebagai bagian dari makanan sehari-hari mereka.

Sebelumnya, chef asal New York, Joseph Yoon, telah lantang bersuara untuk mengubah persepsi publik, sehingga mereka bisa makan serangga yang "lezat, padat nutrisi, dan lebih ramah lingkungan."

"Saya sangat menyukai serangga," kata Yoon, mengutip CNN. "Fakta bahwa mereka sangat beragam, fakta bahwa ada begitu banyak spesies serangga, fakta bahwa kita sangat bergantung pada serangga untuk ekosistem dan keanekaragaman hayati, itu benar-benar menarik."

Ada lebih dari 2.100 jenis serangga yang dapat dimakan di dunia, dan mereka datang dalam berbagai rasa, seperti kacang, jeruk, keju, dan kelapa, kata direktur eksekutif Brooklyn Bugs itu, sebuah organisasi yang mempromosikan serangga yang dapat dimakan. "Apa yang saya coba lakukan adalah memberi orang banyak rasa, tekstur, dan ide tentang cara memasak serangga yang dapat dimakan," tuturnya.

4 dari 4 halaman

Mengurangi Dampak Lingkungan dari Kebiasaan Kuliner

Memberi makan warga dunia menjelma jadi tantangan yang semakin sulit. Tanah kian langka dan hasil lautan ditangkap secara berlebihan, namun produksi pangan saat ini perlu hampir dua kali lipat untuk mengakomodasi sembilan miliar orang yang diperkirakan akan mengisi Bumi pada 2050, menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).

Ditambah, produksi makanan berdampak pada lingkungan. Studi terbaru menunjukkan bahwa industri peternakan menghasilkan antara 14 hingga 17 persen emisi gas rumah kaca. Jangkrik membutuhkan pakan enam kali lebih sedikit daripada sapi, empat kali lebih sedikit dari domba, dan setengah dari pakan yang dibutuhkan babi, serta ayam broiler untuk menghasilkan jumlah protein yang sama, menurut FAO.

Untuk membantu mengurangi dampak lingkungan dari kebiasaan kuliner, Yoon ingin menormalkan serangga yang dapat dimakan di seluruh dunia. "Terutama di sini tempat saya tinggal di Amerika," imbuhnya.

Bahkan bagi mereka yang mau mencoba, tidak selalu jelas bagaimana cara terbaik untuk memasukkan serangga ke dalam menu diet harian. "Ketika orang bertanya pada saya bagaimana mereka harus mengintegrasikan jangkrik atau serangga ke dalam makanan mereka, salah satu cara favorit yang saya suka lakukan hanyalah menambahkannya ke dalam makanan favorit saya," kata Yoon.

"Anda tidak harus berpikir membuat hidangan baru dengan bahan baru, tapi jika Anda suka membuat nasi goreng seperti saya, saya suka membuat nasi goreng dengan jangkrik. Saya suka menambahkan jangkrik ke mac and cheese favorit saya. Anda bisa menambahkan bubuk jangkrik hingga saus keju," imbuhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.