Sukses

William Wongso: Santan untuk Pabrik Rendang di Bulgaria Akan Diimpor dari Indonesia

Pabrik rendang di Bulgaria itu digadang-gadang menjadi yang terbesar di Eropa dan direncanakan akan juga melayani pasar di Timur Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar (Dubes) RI untuk Bulgaria, Albania, dan Makedonia Utara Iwan Bogananta mengumumkan, pabrik rendang terbesar di Eropa akan berdiri di Bulgaria. Indonesia telah meneken perjanjian investasi dengan Bella Ltd, perusahaan asal Bulgaria, untuk memproduksi makanan khas Sumatera Barat tersebut.

Nilai investasinya sebesar 3 juta dollar AS atau sekitar Rp43 miliar. Investasi usaha kuliner ini terwujud setelah Kedubes Indonesia di Bulgaria menggandeng pakar kuliner William Wongso.

"Nantinya Bulgaria menjadi hub perdagangan untuk pasar Eropa secara keseluruhan dan juga kami rencanakan hingga Timur Tengah," tulis unggahan akun Instagam Kedutaan Besar Indonesia di Sofia, Bulgaria, @indonesiainsofia, pada 7 Februari 2022.

Menurut William Wongso, hal ini bisa terwujud karena Iwan Bogananta jeli dalam melihat peluang dan kenal baik dengan pemilik Bella Ltd. Kesepakatan sudah dicapai sejak November 2021, tepatnya pada 28 November 2021.

Saat itu, William juga tampil dalam acara di sebuah stasiun televisi di Sofia, Bulgaria. Ia tampil dalam program bertema ‘Rendang Goes to Europe’ dengan demo memasak rendang.

Ia juga berbagi tips kepada masyarakat Eropa dalam menikmati rendang, seperti makan rendang dikombinasikan dengan roti lapis dan salad. Mereka sudah cukup lama memperkenalkan rendang di Bulgaria dan melihat potensi yang cukup besar karena ternyata banyak disukai di sana.

"Ssebelah mencicipi rendang, mereka (masyarakat Bulgaria) banyak yang suka. Mereka juga berminat untuk bekerja sama (membuat pabrik rendang) karena melihat potensi orang Indonesia yang tersebar di Eropa dan Timur Tengah," terang William pada Liputan6.com, Selasa, 15 Februari 2022. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Impor Santan

Menurut pria yang akrab disapa Om William itu, pabrik rendang itu akan menggunakan bumbu siap olah yang dibuat di Bulgaria. Tapi, santannya diimpor dari Indonesia.

Pria berusia 74 tahun ini juga akan terlibat di pabrik tersebut dalam hal supervisi, terutama dalam hal teknis produksinya. Ia optimistis proyek ini bisa berhasil karena rendang sudah lama punya banyak peminat di luar negeri.

"Saya sudah 20 tahun lebih berusaha memperkenalkan budaya kuliner Indonesia di luar negeri. Ada banyak makanan yang berusaha kita tampilkan dan rendang yang selalu mendapat sambutan spontan yang baik," ungkapnya.

Selain rendang, William dan Iwan berencana akan mengangkat kuliner atau makanan khas Indonesia lainnya  Iwan Bogananta sudah memantau langsung fasilitas pabrik yang disiapkan Bella Ltd, sekaligus untuk membicarakan teknis produksi rendang.

3 dari 4 halaman

Rempah Indonesia

Dari total luas area 20 ribu meter persegi, lima ribu meter persegi di antaranya disiapkan untuk alur produksi rendang Indonesia, mulai dari pengolahan sampai pengemasan. "Dan nantinya akan dilengkapi sertifikasi halal," ucapnya.

Bella Ltd merupakan perusahaan makanan terbesar di Bulgaria. Perusahaan itu baru saja mendirikan pabrik yang dibangun khusus untuk memproduksi berbagai macam produk daging.

Pendirian pabrik rendang di Bulgaria itu merupakan salah satu wujud dukungan terhadap program 'Spice Up The World'. Program itu bertujuan mempopulerkan rempah-rempah Indonesia sebagai salah satu bagian diplomasi Indonesia sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi para pelaku usaha kuliner Tanah Air.

Menurut Iwan, pendirian pabrik tersebut diharapkan bisa membangkitkan kembali perekonomian nasional. Dalam hal ini, ia berharap pabrik rendang itu bisa ikut memajukan ekspor nasional, khususnya bagi pelaku UMKM.

4 dari 4 halaman

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.