Sukses

4 Karya Warisan Budaya Takbenda Indonesia Asal Kalimantan Timur

Tarian suku Dayak jadi salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia asal Kalimantan Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Terdapat empat karya budaya dari Kalimantan Timur yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021. Karya budaya ini termasuk seni pertunjukan dan adat istiadat masyarakat, ritus, serta perayaan-perayaan.

Lantas, apa saja keempat karya budaya tersebut? Simak rangkuman selengkapnya seperti dikutip dari laman Warisan Budaya Kemdikbud, Rabu (17/11/2021) berikut.

1. Tari Punan Leto

Ini adalah kesenian suku Dayak Kenyah Lepok Tukung yang dipercaya telah berkembang sejak zaman nenek moyang mereka. Saat ini, kesenian tersebut masih dipelihara dengan baik di Desa Tukung Ritan.

Punan berarti merebut, sedangkan Leto berarti perempuan, secara harafiah Punan Leto berarti merebut perempuan. Tarian ini berkisah tentang dua pria yang sama-sama menyukai satu orang perempuan dan memperebutkannya untuk dijadikan kekasih.

Tari Punan Leto ditarikan oleh tiga penari, dua penari laki-laki dan satu penari perempun. Tarian ini selalu ditarikan pada setiap upacara besar seperti upacara pesta panen, syukuran desa, dan acara penyambutan tamu besar.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Bekenjong

Bekenjong adalah ritual pengobatan yang dipercaya masyarakat Suku Kutai di desa Kelinjau Ilir, Kecamatan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Sedangkan Tari Ngenjong, yakni media gerak dalam keadaan trance sebagai media komunikasi kepada orang di atas, orang di tanah, dan orang di air.

Konsep masyarakat suku Kutai memahami bahwa tidak ada perbedaan antara Bekenjong dan Tari Ngenjong. Upacara bekenjong dan Tari Ngenjong adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan.

3. Belian Namang

Tari Belian Namang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Kedang Ipil. Penciptaan tari ini berdasarkan nilai dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat. Tidak ada ketentuan jumlah penari pada Belian Namang, semua bergantung dari yang mengadakan hajat.

Tari Belian Namang ditarikan laki-laki dengan syarat ketika akan menjadi seorang penari Belian Namang, harus bisa menguasai mantra atau mamang yang selalu diucapkan ketika menari. Tujuannya untuk memohon kepada leluhur, agar selama menari diberikan keselamatan.

Gerakan tari Belian Namang adalah aspek-aspek dari gerak berjalan dan terbang. Ada beberapa gerak yang diubah dari gerak nurmi, misalnya gerakan terbang ke khayangan. Alat musik yang digunakan, yakni Penyalit, Gendang Panjang, Gong kecil, dan Kelentangan.

3 dari 4 halaman

4. Tari Kajet Lasan

Tari ini adalah kesenian dari suku Dayak Kenyah Lepo Tukung di Desa Ritan Baru, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kanjet dalam Bahasa Kenyah Lepo Tukung berarti tari, dan Lasan artinya tempat yang luas.

Kanjet Lasan awalnya ditarikan perempuan dan dengan adanya perkembangan, muncul penari laki-laki. Penyajian berupa gerak, iringan, tata rias, busana penari, dan tempat pementasan mengalami perkembangan.

4 dari 4 halaman

Infografis Wayang Potehi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.