Sukses

Mengapa Tetap Ada Asbak di Pesawat Meski Dilarang Merokok dalam Penerbangan?

Larangan merokok di dalam penerbangan sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun, mengapa tetap disediakan asbak?

Liputan6.com, Jakarta - Merokok dalam penerbangan pertama kali dilarang pada 1987 di Australia, diikuti Amerika Serikat pada 1988, dan 1997 oleh Uni Eropa. Meski demikian, pesawat, bahkan pesawat baru, tetap memiliki asbak di dalamnya.

Terkait ini, pramugari maskapai Kanada Swoop mengungkap alasannya melalui sebuah video di akun TikTok-nya, baru-baru ini. Kaylee memulai klip itu dengan mengatakan, "Pernahkah Anda memperhatikan bahkan pesawat baru memiliki asbak? Tahukah Anda mengapa?"

Ia kemudian menunjukkan asbak yang berada di bagian dalam dan luar pintu kamar mandi. Peletakannya persis di bawah tanda "Dilarang Merokok." Video ini membuat banyak pengguna menebak alasannya di kolom komentar.

"Sengaja sebagai tempat membuang rokok dengan aman jika masih ada yang bandel merokok," komentar seorang warganet, sementara yang lain menuliskan, "Lebih aman menyediakannya untuk berjaga-jaga daripada mengambil risiko kebakaran dalam penerbangan."

Kaylee menjawab dengan mengatakan bahwa tebakan mereka benar. Pramugari lain berkomentar, "Itu karena orang akan mencoba melanggar aturan. Kami lebih suka mereka menggunakan asbak untuk menyembunyikan rokok mereka daripada menyebabkan bahaya kebakaran dengan menyembunyikannya di sudut-sudut sempit."

Meski larangan merokok dalam penerbangan sudah berlaku selama beberapa dekade, melansir The Sun, Selasa, 7 September 2021, seorang wanita dikeluarkan dari penerbangan bulan lalu setelah ketahuan menyalakan rokok saat berada di dalam pesawat.

Pada 2019, seorang pria mengejutkan penumpang setelah merokok di pesawat saat bepergian ke Minnesota dengan penerbangan Spirit Airlines. Masih di tahun yang sama, seorang penumpang maskapai easyJet tertangkap mencoba naik ke pesawat sambil merokok.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pentingnya Asbak dalam Penerbangan Bebas Asap Rokok

Larangan rokok dalam penerbangan tentu bukan tanpa alasan. Time melaporkan, pada 1973, 123 penumpang tewas dalam penerbangan rute Rio de Janeiro-Paris ketika pilot melakukan pendaratan darurat setelah kabin dipenuhi asap. Sebatang rokok diduga jadi penyebab peristiwa tragis itu.

Sekarang, asbak di kamar mandi terdaftar sebagai persyaratan hukum untuk "peralatan minimum" Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat. Begitu seriusnya peraturan tersebut sehingga pada 2009, sebuah penerbangan British Airways tujuan Meksiko dihentikan setelah diketahui tidak membawa asbak.

Aturan ini, mengutip Forbes, bukan berarti industri penerbangan pada awalnya menganut konsep kabin bebas asap rokok. Sebaliknya, itu bergerak perlahan, bertindak dalam lingkungan di mana perusahaan tembakau memberi pengaruh besar pada debat publik yang sangat menghargai konsep "hak perokok."

 

3 dari 4 halaman

Asal Mula Larangan Merokok

Secara historis, tanda perubahan aturan merokok dalam penerbangan dimulai setelah laporan tahun 1964 dirilis pada 1971. Ketika itu, United Airlines membuat ruang khusus merokok di kabinnya. Itu bagus, kata Dave Dobbins, COO Legacy, sebuah kelompok advokasi anti-merokok, karena maskapai "mengakui ada masalah kesehatan."

"Pada pertengahan 1990-an, maskapai mulai memahami bahwa sebagian besar penumpang menyukai perubahan ini," kata Dobbins. "Mayoritas orang tahu betapa jauh lebih baik kualitas udara ketika asap rokok hilang dalam penerbangan."

Langkah-langkah pembebasan penerbangan dari asap rokok tercatat membawa gerakan bebas asap rokok lebih jauh, kata Dobbins. "Tanpa itu, kita tidak akan memiliki restoran bebas asap rokok dan tempat kerja bebas asap rokok," tuturnya.

4 dari 4 halaman

Infografis 6 Cara Hindari COVID-19 Saat Bepergian dengan Pesawat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.