Sukses

Pendapat Para Ahli tentang Pengakuan Ashton Kutcher dan Mila Kunis yang Jarang Mandi

Liputan6.com, Jakarta - Pengakuan Ashton Kutcher dan Mila Kunis tentang mereka yang jarang mandi, bahkan memandikan anak-anaknya memancing komentar dari sejumlah ahli. Pasalnya, kebiasaan itu tak lazim bagi mayoritas warga AS yang rutin mandi setiap hari, terutama di musim panas. Itu menjadi rutinitas yang dilakukan tepat setelah bangun tidur di pagi hari, atau mungkin menyegarkan diri di malam hari.

Dilansir dari CNN, Jumat, 30 Juli 2021, seberapa sering seseorang harus mandi sangat tergantung pada aktivitas yang dilakukannya sehari-hari, menurut Elaine Larson, seorang sarjana senior di Akademi Kedokteran New York dan professor emeritus epidemiologi di Universitas Columbia Mailman School of Public Health.

"Menurut saya, orang akan terjebak dengan pertanyaan, 'Seberapa sering saya harus mandi?' atau 'Seberapa sering saya harus membersihkan tangan saya?', tetapi semestinya lebih kepada lebih kepada apa yang sudah kamu lakukan," ujar Larson.

Maka itu, pertanyaannya harus diubah menjadi kapan waktu yang tepat untuk mandi atau mencuci tangan. "Ketika mereka terkontaminasi," jawab Larson.

Ia menyebut berkurangnya banyak penyakit tak terlepas dari praktik sanitasi yang dijalankan di zaman modern. Tapi, kebanyakan orang di negara maju kini memiliki air bersih, sabun, dan tempat yang bersih untuk ditinggali. Maka, ia menilai kegiatan mandi saat ini bergeser dari mencegah timbulnya penyakit, menjadi lebih memenuhi kebutuhan estetika, yakni untuk terlihat bersih dan wangi.

Jika didasarkan pada tujuan awal, orang dewasa yang banyak menghabiskan waktunya di rumah saja, seperti saat pandemi ini, tak perlu mandi setiap hari. Menurut Larson, orang tersebut berada di lingkungan yang sama dan tidak berkontak dengan kuman asing yang harus dibersihkan.

Saran ini terutama ditujukannya kepada orang-orang tua yang bertipe kulit cenderung kering. Larson menerangkan, keseringan mencuci tangan atau mandi justru akan membuat mereka lebih rentan terhadap kuman.

"Umumnya, Anda tidak boleh mandi setiap hari karena Anda akan mengurangi perlindungan diri terhadap organisme lain dan infeksi yang dimiliki oleh kulit secara normal," ia menjelaskan.

"Faktanya, jika Anda terlalu sering membersihkan diri hingga kulit menjadi kering, Anda lebih berpotensi membawa kuman dan lainnya," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hati-Hati Mencuci Tangan

Aturan yang sama juga berlaku ketika kita mencuci dan mengeringkan tangan. Kegiatan tersebut juga berpotensi mendatangkan kuman jika dilakukan terlalu sering, walau kegiatan ini sangat penting dilakukan dalam situasi pandemi COVID-19. Maka itu, mencuci tangan wajib dilakukan ketika terkontaminasi, seperti menutup mulut ketika batuk menggunakan tangan dan mengganti popok bayi.

Hal yang sama juga berlaku dengan penggunaan hand sanitizer yang mengandung antibakteri. Menurut Dr. Arielle Nagler, asisten profesor dermatologi di Universitas Grossman School of Medicine, produk tersebut tidak baik untuk kulit bila penggunaannya serampangan. Kandungan di dalamnya tergolong keras untuk kulit dan bisa merusak skin barrier.

"Tidak masalah untuk menggunakan produk itu asalkan Anda lanjut menggunakan pelembab agar kulit tetap sehat," ujar Nagler.

Nagler menambahkan, orang-orang yang memiliki masalah kulit, seperti eksim dan kulit kering, terutama harus membatasi waktu mandi mereka dan menggunakan air yang dingin. Mereka juga harus membatasi penggunaan sabun di area yang rentan berbau tak sedap, serta  segera menggunakan pelembab setelah mandi.

Terhadap seseorang suka berolahraga, Nagler menyarankan agar mereka mengatur kegiatan mandi di sela-sela jadwal olahraga untuk menghindari mandi yang berlebihan.

 

3 dari 4 halaman

Beda Usia, Beda Kebutuhan

Beda usia, beda pula cara dan kebutuhan mandinya. Menurut Dr. Andrew Doyle, dokter anak dari Wellstar Health System di Marietta, Georgia, bayi seharusnya mandi menggunakan sabun seminggu sekali atau seminggu dua kali. Tentunya, area popok tetap harus terjaga kebersihannya tanpa mandi.

"Jika mereka mau, orangtua dapat memandikan bayi mereka setiap hari, hanya menggunakan air, karena kulit bayi yang baru lahir tergolong sensitif dan harus tetap mempertahankan minyak alami dari tubuhnya," ujar Doyle.

Doyle menyambung, ketika anak-anak sudah mencapai umur 5-6 tahun, merujuk pada rekomendasi dari American Academy of Dermatology, mereka harus mandi setidaknya satu atau dua kali dalam seminggu. Mereka juga harus mandi sesudah beraktivitas kotor dan berkeringat atau setelah berenang di kolam renang, pantai, atau permukaan air lainnya. Doyle meminta agar orangtua membuat momen mandi menyenangkan dan dinantikan oleh anak-anak.

Begitu remaja, mereka harus mandi setiap hari. Selama masa pubertas, tubuh remaja berubah, seperti menghasilkan minyak yang banyak dan timbulnya bau badan di lipatan area tubuh. "Orangtua harus memulai kebiasaan kebersihan sejak dini dengan anak-anak mereka dan menjadi contoh bagi anak-anak. Bimbing mereka agar mereka bisa mengurus kesehatan mereka sendiri ketika sudah dewasa nanti," ujar Doyle. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

Manfaat Mandi Air Dingin dan Panas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.