Sukses

Brand Kecantikan Jepang Hilangkan Kata Pemutih dalam Produknya

Untuk menghindari ketidaksetaraan rasial, produk kosmetik Jepang menghilangkan kata pemutih.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah brand ternama satu per satu mulai menghilangkan gagasan putih itu indah dalam industri perawatan kulit, salah satunya Kao, produk kecantikan asal Jepang. Penghilangan kata pemutih itu dinilai menimbulkan ketidaksetaraan rasial seperti yang disorot oleh gerakan Black Lives Matter.

Kao adalah yang pertama mengambil langkah tidak akan lagi menggunakan kata tersebut dalam produk barunya mulai Maret 2021. Perusahaan bertujuan untuk menghilangkan kata pemutih dari semua produknya di beberapa tahun ke depan, seperti melansir dari laman SoraNews24, Rabu, 31 Maret 2021.

Kao mengatakan mereka tidak ingin menyampaikan pesan bahwa satu jenis warna kulit lebih rendah atau lebih tinggi dari yang lain, dan memutuskan untuk menghapus kata-kata tersebut sebagai bagian dari komitmen keseluruhan mereka untuk mempromosikan keragaman.

Terlepas dari keputusan mereka untuk berhenti menggunakan susunan kata yang bermasalah, produk "pemutih" cenderung tetap populer di Jepang karena diyakini dapat mengurangi munculnya bintik-bintik dan bintik hitam.

Kao mengatakan akan terus memenuhi permintaan ini, tetapi alih-alih menggunakan istilah seperti bihaku atau "pemutih", mereka sekarang memilih untuk mengadopsi kata "brightening", dimulai dengan rangkaian produk Twany baru yang dirilis pada pertengahan Maret 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertama di Jepang

Perubahan bahasa ini terjadi setelah langkah serupa diambil oleh perusahaan luar negeri, seperti L'Oreal dan Unilever. Di Negeri Matahari Terbit ini, Kao adalah perusahaan kosmetik Jepang pertama yang berhenti menggunakan kata “pemutih” dan bihaku.

Komitmen Kao terhadap keragaman melampaui bahasa yang digunakan untuk memasarkan produk mereka. Mereka juga berupaya menangani masalah gender. Mereka pun menambahkan opsi tambahan "tidak" dan "tidak yakin" untuk tanggapan atas pertanyaan gender di kuesioner.

Perusahaan juga mengatakan berencana untuk merilis rangkaian baru alas bedak musim gugur ini dengan 23 warna, kira-kira dua kali lebih banyak warna dari yang biasanya ditawarkan. Selain itu,  mereka juga mengambil langkah untuk menangani masalah lain seperti penggunaan kata-kata seperti "standar" atau " normal" untuk alas bedak yang populer.

3 dari 3 halaman

5 Khasiat Madu untuk Perawatan Kecantikan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.