Sukses

Ayam Panggang Tanpa Tulang Isi Nasi, Enaknya dan Kemasannya Anti Mainstream

Anda bisa menikmati bersama sama dengan keluarga atau teman, di setiap peristiwa yang tak terlupakan.

Liputan6.com, Jakarta -  Ada banyak kreasi makanan kekinian termasuk di masa pandemi ini. Salah satunya adalah Chickocang, makanan ini berhasil menjadi pusat perhatian di meja makan. Ayam panggang utuh tanpa tulang yang dimarinasi seharian, lembut dengan bumbu yang meresap sempurna di setiap gigitannya.

Di dalam ayam, jika Anda memotongnya,akan terlihat nasi yang gurih, lalu di dalam nasi ada kejutan lain: telur asin! Anda bisa menikmati bersama sama dengan keluarga atau teman, di setiap peristiwa yang tak terlupakan. Bahkan cocok juga dibawa untuk oleh oleh bagi orang daerah yang berkunjung dari Jakarta.

Dengan pengemasannya yang menarik, mewah dan bernuansa tradisi Indonesia, Chickocang hanya perlu dipanaskan di oven sekitar 20 menit atau kukusan sekitar 40 menit, sajian ayam lengkap dengan nasi, telur asin, dengan tambahan sambal, potongan timun, kecap, dan jeruk limau ini siap menggoyang lidah.

Ruth Gabriel, usia 22 tahun adalah penemu ayam Chickocang sekaligus sebagai pemilik usaha ini. Anak Jakarta yang menempuh jurusan Culinary Art di Singapura, terinspirasi untuk membuat sesuatu yang lebih update yang dapat dikonsumsi semua orang sesuai dengan ketertarikannya pada Asian Cuisine, yang penuh dengan rempah dan jenis bumbu yang sangat beragam.

“Saya ingin membuat sesuatu yang antimainstream, yang belum ada di pasaran,yang menggambarkan diri saya juga namun dalam bentuk masakan. Nah, Chickocang ini awalnya terinspirasi dari ayam kodok, tapi saya mau lebih uptodate, sesuatu yang special yang bisa menjadi center point of the table,” kata Ruth.

Maka lahirlah temuan baru ayam Chickocang tanpa tulang ini, sebab menurut dia, dengan tulang yang masih melekat tidak menjadikan ayam mudah untuk dikonsumsi, sehingga Ruth memutuskan untuk belajar melepaskan tulang padaayam tersebut tanpa merusak bagian luarnya, sehingga dapat diisi sesuatu dan memiliki bentuk yang masih bagus seperti ayam panggang pada umumnya.

Kemudian dilanjutkan dengan ide mengisi ayam tersebut dengan nasi dan telur asin, Kenapa nasi dan telur asin? Menurutnya karena nasi merupakan makanan pokok orang-orang di Asia, dan telur asin menjadi pelengkap yang menarik dandinikmati oleh banyak orang, dan merupakan penambah unsur rasa yang sangatbaik untuk menambah citarasa dalam hidangan ini.

Menurut Ruth, bisnis ayam Chickocang baru dirintisnya beberapa bulan belakangan, dan dapat dipesan melalui online atau telepon 08111286878 dan bisa dilihat secara lengkap di Instagram Chickocang. Makanan halal ini, tersedia juga varian rasa yang bisa dipilih sesuai dengan lidah pelanggan yang memakannya, dan sangat cocok untuk mereka yang merayakan ulang tahun, acara hari raya, kumpul-kumpul dan kegiatan bersama lainnya serta menjadi trend sebagai pengganti parcel/hantaran disaat sekarang.

Ruth punya impian untuk terus mendorong berkembangnya makanan Indonesia yang memiliki ciri khas Indonesia. “Sebagai anak muda Indonesia saya memiliki keinginan untuk membuat sesuatu yangbisa menjadi authentic Indonesia, bukan sekedar melihat dan meniru apa yang di buat oleh negara lain.”

Tak hanya soal rasa, tapi dia juga memilih kemasan unik; sangat tradisional berupa besek bambu dan tas rajut pasar yang diproduksi oleh pengrajin-pengrajin local di daerah Jogja dan Jawa Timur.

Dengan niat untuk membantu dan mengangkat usaha lokal dan sekaligus memperkenalkan budaya dan makanan Indonesia. “Sehingga melalui kemasan pelanggan sudah dapat melihat identitas makanan tersebut, seperti dari mana makanan itu berasal,” ucap Ruth lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.