Sukses

Penerbangan Malaysia Butuh Waktu 3 Tahun untuk Pulih dari Pandemi Corona Covid-19

Industri penerbangan Malaysia butuh waktu yang cukup lama untuk pulih, sesuai dengan wabah di dalam maupun luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid yang melanda di berbagai negara membuat sektor pariwisata tak berdaya. Salah satunya adalah industri penerbangan.

Oleh karena itu, maskapai penerbangan Malaysia perlu waktu tiga tahun untuk pulih dari pandemi corona Covid-19. Itu pun tergantung pada wabah di dalam dan luar negeri, melansir dari Hindustan Times, Jumat, 13 November 2020.

Menteri Transportasi Wee Ka Siong mengatakan dalam revisi proyeksi Komisi Penerbangan Malaysia (MAVCOM) untuk lalu lintas penumpang tahun ini, pihaknya memperkirakan jumlah penumpang menyusut sebanyak 75,6 persen menjadi 26,6 juta. Kondisi itu sangat berbeda dibandingkan dengan 109,2 juta penumpang yang tercatat pada 2019.

“Dalam hal ini, maskapai penerbangan diperkirakan membutuhkan jangka waktu tiga tahun untuk sepenuhnya memulihkan situasi dari dampak epidemi Covid-19, sesuai dengan wabah di dalam dan luar negeri,” kata Wee.

Maskapai penerbangan secara global telah terpukul dari pandemi ketika pemerintah menutup perbatasan dan melarang penerbangan untuk menahan penyebaran virus. Komisi Penerbangan Malaysia pertama kali merevisi menurunkan perkiraan lalu lintas penumpang tahun 2020 di bulan Juni, mengharapkan kontraksi sebanyak 50,3 persen, menjadi 54,3 juta penumpang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penghematan

Wee mengatakan, permintaan penumpang telah turun dari 280.321 sehari pada Januari menjadi 59.378 sehari pada September. ia menambahkan, Kementerian terus bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan maskapai penerbangan untuk meningkatkan kepercayaan publik untuk menggunakan layanan penerbangan guna menghidupkan kembali sektor pariwisata domestik.

Untuk pariwisata internasional, ia mengatakan kementerian “menyambut baik upaya pemerintah untuk menerapkan konsep travel bubble ke beberapa negara seperti Singapura, Brunei, Thailand, Vietnam, Selandia Baru, Australia, Korea Selatan dan Jepang”.

Maskapai penerbangan nasional Malaysia, Malaysia Airlines dan unit jarak jauh Grup AirAsia Bhd, AirAsia X Bhd, telah mengurangi jumlah staf dan mengumumkan rencana restrukturisasi. Grup AirAsia juga menurunkan ekspektasi pemulihan pasarnya. Perusahaan Lion Air Indonesia di Malaysia, Malindo Air, juga telah meluncurkan latihan penghematan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.