Sukses

Cerita Akhir Pekan: Strategi Menyelamatkan Pariwisata Indonesia dari Dampak Corona

Kemenparekraf telah memiliki SOP yang memiliki standardisasi yang diterapkan di dunia internasional dan anggaran khusus yang diprioritaskan untuk permasalahan di pariwisata Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta -  Virus corona atau Covid-19 yang mewabah ke puluhan negara memengaruhi industri pariwisata termasuk di Indonesia. Sejumlah langkah sudah disiapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mengantisipasi wabah corona yang berawal dari Wuhan, China dan sudah terjadi di banyak negara.

Salah satunya dengan menggandeng influencer luar negeri yang merupakan strategi untuk menarik wisatawan asing untuk liburan ke Indonesia. Namun tak lama setelah itu, di awal Maret 2020, pemerintah mengumumkan sudah ada dua orang WNI yang terkena virus corona.

Sontak saja kejadian dan fakta tersebut membuat dunia pariwisata terguncang dan sejumlah kebijakan pun harus diambil untuk menyelamatkan dunia pariwisata Indonesia.

Dalam keterangan tertulisnya pada 2 Maret 2020, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama merespons kabar terbaru terkait positifnya dua WNI yang telah dinyatakan positif corona.

Menurutnya, penerapan kebijakan stimulus sektor pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan mancanegara baru akan dilakukan menunggu hingga wabah Covid-19 mereda dan suasana kembali kondusif. Ia menambahkan, hal terpenting dalam kondisi saat ini adalah mengutamakan penanganan dan antisipasi agar virus tidak semakin meluas.

Pihaknya juga sangat prihatin atas semakin meluasnya wabah virus corona yang sudah sampai ke Indonesia. Untuk saat ini, mereka akan lebih memfokuskan program pada penanganan wisman yang masuk ke destinasi Indonesia saat dimulainya periode penyebaran virus dimaksud, menambah peningkatan kualitas destinasi pariwisata melalui environment sustainability, health and hygiene, dan safety and security.

Lalu, langkah apa yang akan dilakukan Kemenparekraf dalam mengatasi masalah dan menyelamatkan pariwisata Indonesia? Menurut Agustini Rahayu selaku Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf dan Ari Juliano Gema selaku Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kemenparekraf, saat dihubungi Liputan6.com, 5 Maret 2020, pihaknya masih akan tetap menjalani apa yang sudah dijelaskan oleh Menparekraf pada 2 Maret 2020 saat merespons kejadian tentang dua orang WNI yang positif terkena corona.

Pemerintah, termasuk Kemenparekraf, telah memiliki SOP yang memiliki standardisasi sesuai kriteria yang diterapkan di dunia internasional. Selain juga memiliki anggaran khusus yang diprioritaskan untuk menangani persoalan tersebut.

"Hal ini tidak hanya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia, tapi juga kondusivitas pariwisata Indonesia yang rentan dengan kondisi, persepsi, dan isu," terang Wishnutama.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peninjauan Kembali Rencana Promosi dan Insentif

Kemenparekraf juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan pihak terkait lainnya untuk memantau perkembangan virus corona saat ini.

Selain penanganan dan pencegahan virus Corona, Wishnutama juga menyadari betapa penting bagi pemerintah untuk menjaga keberlangsungan perekonomian tanah air. Insentif yang ditujukan untuk pelaku pariwisata tanah air masih berjalan dan akan terus dipantau.

Wishnutama juga menyampaikan imbauan supaya wisatawan yang berkunjung ke sebuah destinasi pariwisata senantiasa memperhatikan aspek kesehatan dirinya seperti menjaga kebersihan, mencuci tangan, meningkatkan imunitas, serta mengindahkan arahan/imbauan dari Pemerintah setempat. Tidak lupa pula agar selalu memantau informasi tentang rumah sakit rujukan sekitar destinasi pariwisata.

"Sementara ini kami akan lebih memfokuskan program pada penanganan wisman yang masuk ke destinasi Indonesia saat dimulainya periode penyebaran virus dimaksud, menambah peningkatan kualitas destinasi pariwisata melalui environment sustainability, health and hygiene, dan safety and security," terang pria yang akrab disapa Tama itu.

Menparekraf juga kembali membuat pernyataan resmi pada 4 Maret 2020. Intinya adalah, Kemenparekraf memutuskan untuk melakukan penundaan pemberian insentif dan promosi ke beberapa negara yang terdampak wabah Covid-19 sampai situasi mereda dan suasana kembali kondusif. Menurut Menparekraf, keputusan tersebut merupakan bentuk peninjauan kembali, terhadap rencana promosi dan insentif sektor pariwisata.

"Kita sudah putuskan untuk menunda promosi dan insentif mendatangkan wisatawan mancanegara di negara-negara yang saat ini terkena dampak virus corona seperti Korea Selatan, Jepang, Iran, Italia, dan lain-lain, di mana sudah dilakukan kepada China sebelumnya," terang Wishnutama.

3 dari 3 halaman

Danau Toba dan Kerajaan Belanda

Hal itu dilakukan, untuk melindungi masyarakat Indonesia dan pemerintah juga terus melakukan upaya maksimal untuk mencegah agar jangan sampai titik awal penularan meluas menjadi sebuah wabah di dalam negeri.

"Hal ini tidak hanya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia, tapi juga kondusivitas ekosistem pariwisata Indonesia secara menyeluruh," katanya.

Menparekraf juga memastikan akan tetap berusaha meningkatkan dan menyelamatkan pariwisata Indonesia. Dalam keterangan tertulis pada 5 Maret 2020, Wishnutana menyatakan komitmennya dalam membangun pariwisata dan ekonomi kreatif, salah satunya di Danau Toba yang manfaatnya akan dirasakan sepenuhnya bagi masyarakat.

Dalam kunjungan kerjanya bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan ke Desa Sigapiton, Toba Samosir, Sumatera Utara, 3 Maret 2020, ia berkunjung ke Desa Sigapiton dan melihat secara langsung progres pembangunan di wilayah Danau Toba.

Di akun Instagram Kemenparekraf pada 6 Maret 2020, dituliskan kalau kunjungan Menparekraf ke Danau Toba juga dalam rangka persiapan kedatangan Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima dari Belanda yang dijadwalkan berkunjung ke Danau Toba pada 13 Maret 2020.

Rombongan Raja dan Ratu Belanda diperkirakan akan berjumlah lebih dari 200 orang yang terdiri dari empat orang menteri, pebisnis, serta jurnalis. Kehadiran rombongan Kerajaan Belanda ini dapat dijadikan momentum penting promosi bagi pariwisata #DiIndonesiaAja, khususnya Danau Toba..Selain Danau Toba, rombongan juga berencana mengunjungi Jakarta, Yogyakarta, dan Kalimantan Tengah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.