Sukses

Kampanyekan Solusi Cerdas Melawan Berita Hoaks untuk Masyarakat Indonesia

Jadilah warga Indonesia yang cerdas sebagai agen perubahan bangsa dalam melawan hoaks.

Liputan6.com, Jakarta - Berita palsu atau bohong yang sering disebut dengan hoaks semakin berkembang di Indonesia. Menurut data NKRI setiap bulannya penyebaran berita hoaks terus bertambah setiap bulannya.

Dari Agustus hingga Februari 2019 sebanyak kurang lebih 771 berita hoaks tersebar di Indonesia mulai dari politik, agama, pemerintahan, pendidikan bahkan kejahatan dan fitnah.

Sebagai masyarakat Indonesia yang cerdas sudah seharusnya dapat menanggapi berita hoaks secara bijaksana. Melalui video yang diunggah di kanal YouTube, Budi Salim mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih peka terhadap penyebaran berita hoaks.

Video yang telah diapresiasi langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara tersebut dapat dijadikan motivasi untuk masyarakat Indonesia dalam menghadapi hoaks.

"Saya mau sharing tentang bagaimana kita supaya lebih cerdas dalam menyingkapi hoaks saya sangat prihatin sekali karena sekarang media sosial banjir dengan berita-berita yang membuat kepala kita pusing," ujar Budi Salim, Presiden Direktur Departement Citrus Store dalam videonya.

Pria alumni Lembaga Ketahanan Nasional itu memberikan contoh beberapa kasus hoaks yang berkembang di negara berkembang seperti, Sri Lanka, Myanmar, India, dan Indonesia.

Budi pun juga memberi contoh berita hoaks yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara yang berawal dari teguran warga terhadap seorang pengurus masjid karena pengeras suaranya. Namun informasi tersebut diputar balikan faktanya dan menyulut emosi warga sehingga berujung pada pembakaraan sebuah wihara.

Lalu ada tips mudah untuk masyarakat dalam membedakan berita hoaks. Mana yang harus dipercaya dan ditanggapi secara cerdas, sehingga masyarakat tidak ikut menyebarluaskan berita yang tidak jelas faktanya.

Hal terkecil dimulai dari aplikasi pesan telepon, terkadang kita tidak menyadari bahwa di sanalah berita hoaks menyebar dengan mudah. "Pertama kalian harus menghindari membaca berita di Whatsapp yang berupa ketikan langsung seperti pernyataan suatu tokoh, kita tahu bahwa ini bisa diedit, jangan dibaca," ujar Budi Salim.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara mudah menyikapi berita hoaks

Ibaratnya adalah "Makan dengan sendok, dengan makan sendok itu sudah berbeda," tambahnya. Ia menghimbau untuk menghindari pesan yang tidak jelas dari mana sumbernya. Kalau memang ada link berita dari portal berita online yang terpercaya sudah dipastikan berita tersebut memang benar adanya.

Budi juga mengajak agar masyarkat jangan terbiasa hanya membacanya judulnya saja. Usahakan untuk membaca isi sebuah berita sampai selesai dan benar-benar mencerna isi berita secara baik.

Terkadang berbagai isu muncul dan membuat presepsi berbeda. Ada berita yang mungkin kurang mengenakkan mengenai seseorang yang didolakan. Ia berpesan untuk tidak membalas dan tersulut emosi. Usahakan jika memang ada berita yang kurang sesuai, tanggapi dengan pemikiran yang positif.

"Hoax menyebar ketakutan, mengadu dombakan dan pada akhirnya menjadi kerusuhan," tambah Budi. Ia berharap masyarakat Indonesia dapat menjadi agen perdamaian dan dapat menyebarkan kebaikan ini kepada orang-orang di sekeliling kita. 

Budi Salim juga mengimbau dengan semakin dekatnya dengan Pemilihan Presiden (Pilpres), jangan sampai kita termakan oleh hoaks. Banyak dari pihak yang ingin menjatuhkan namun sebaiknya kita tetap menjadi warga Indonesia yang cerdas dalam menggunakan media.

"Kita harus bersama menjaga warisan orangtua kita semua di Indonesia yang selama 74 tahun dalam keadaan damai, jangan sampai Indonesia menjadi tidak aman karena emosi rakyat yang disebabkan berita hoax," pungkas Budi salim melalui pesan aplikasi telepon kepada Liputan6.com. (Adinda Kurnia Islami)

Saksikan video pilihan di bawah:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.