Sukses

Rumah Perahu hingga Kamar Rahasia, Ini 4 Hotel Unik di Amsterdam

Tak hanya museum atau destinasi wisata yang layak dikunjungi di Amsterdam. Banyak hotel di ibu kota Belanda itu yang menyimpan kisah menarik.

Liputan6.com, Amsterdam - Tak hanya museum atau destinasi wisata yang layak dikunjungi di Amsterdam. Banyak hotel di ibu kota Belanda itu yang menyimpan kisah menarik.

Misalnya, American Hotel yang menjadi lokasi bulan madu Margaretha Geertruida 'Grietje' Zelle alias Mata Hari yang menyandang status 'The Greatest Woman Spy' atau ratunya mata-mata. Pada era Perang Dunia II, penginapan di kawasan Leidseplein itu juga pernah menjadi markas Nazi.

Ada juga Pulitzer Amsterdam, hotel yang berdiri di bekas rumah-rumah kuno di tepi kanal yang didirikan pada tahun 1700-an.

Pada tahun 1960, Peter Pulitzer -- cucu taipan media asal Amerika Serikat, Joseph Pulitzer -- membeli 10 rumah kanal tersebut dan mengubahnya menjadi Howard Johnson Hotel, sebelum akhirnya berganti nama jadi Hotel Pulitzer Amsterdam. Hotel tersebut pernah muncul dalam Film Ocean’s 12 yang dibintangi dua aktor ganteng George Clooney dan Brad Pitt.

Bukan hanya penginapan lama yang punya cerita. Hans Brinker Budget Hotel, misalnya, bangga dengan status sebagai 'The Worst Hotel in the World' alias hotel paling buruk di dunia.

Herannya, orang-orang justru penasaran dan ingin menjajal seberapa parahnya menginap di hotel yang letaknya hanya selemparan batu dari kawasan lampu merah alias red district Amsterdam itu.

Pada Mei 2018 lalu, Booking.com mengundang sejumlah jurnalis Indonesia ke Amsterdam, salah satunya untuk melihat beberapa penginapan unik yang ada di kota itu.

Dari sensasi menginap di dalam rumah perahu, juga kamar-kamar tersembunyi di balik rak buku, berikut 4 hotel unik di Amsterdam yang punya reputasi bagus di situs reservasi online Booking.com:

Saksikan video 4 penginapan unik di Amsterdam di bawah ini, yang membuktikan bahwa penginapan bukan hanya sekedar tempat singgah, melainkan bagian dari sebuah perjalanan:

 

Saksikan video penginapan unik di Amsterdam di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penginapan Anti-Mainstream

1. Hotel Not Hotel

Mereka yang suka hal-hal yang anti-mainstream atau out of the box mungkin akan menyukai Hotel Not Hotel.

Tak seperti hotel 'normal', dengan lorong-lorong dan deretan pintu yang tampak seragam, penginapan ini menawarkan sensasi menginap di dalam gerbong tram antik, kamar-kamar rahasia di balik rak buku, vila Spanyol, atau bahkan motel abstrak.

"Mengapa namanya Hotel not Hotel? Karena ini bukan hotel biasa," kata Bruno Bont, pendiri sekaligus salah satu orang yang bertanggung jawab atas desain unik Hotel not Hotel kepada rombongan jurnalis asal Indonesia.

Bruno Bont, rekannya Tijmen Receveur mendesain hotel tersebut dengan bantuan studio Collaboration-O dan seniman konseptual (concept artist) Arno Coenen.

Menurutnya, konsep Hotel Not Hotel sama sekali tak ajeg atau statis, melainkan dinamis.

Sejumlah kamar di sana dilengkapi dengan kamar mandi, lainnya harus menggunakan toilet yang dipakai bersama. "Pernah ada tamu yang menginap di sini, suami istri asal Israel. Awalnya mereka tak suka dengan konsep kami dan meminta dipindahkan ke hotel lain," kata Bont. "Namun setelah tinggal semalam, mereka berubah pikiran dan tak mau pergi."

Selain ruang komunal yang nyaman, juga tersedia bar Kevin Bacon -- yang namanya diambil dari seorang aktor Hollywood yang pernah bermain di Film Hollow Man.

Menariknya lagi, hotel yang beralamat di Piri Reisplein 34, 1057 KH Amsterdam itu sangat dekat dengan Masjid Westermoskee Aya Sofya.

Menurut Bruno Bont, tamu biasanya datang dari pintu masuk yang menghadap masjid, dan keluar dari pintu dekat bar.

"Bangunan di mana hotel berada dulunya adalah semacam pintu masuk ke masjid," kata dia.

2. Prinsenboot

Prinsenboot menawarkan sensasi menginap di dalam rumah perahu (Liputan6/Elin Yunita)

Prinsenboot bukan hotel biasa karena menawarkan sensasi menginap di dalam rumah perahu yang ditambatkan di pinggir kanal Prinsengracht, di jantung kota Amsterdam.

Usia rumah perahu itu cukup tua, sekitar 100 tahun, namun dilengkapi dengan pendingin udara, microwave, kulkas, brankas, dan tak ketinggalan akses internet. Kamar mandi di dalamnya juga bergaya modern, dengan wastafel dan pancuran mandi.

"Kami masih memertahankan jendela asli kapal ini," kata manajer sekaligus pemilik Prinsenboot, Edwin, menunjuk jendela berbentuk bulat di kamar mandi, tepat di atas wastafel.

Kapal tersebut direnovasi sedemikian rupa sehingga aman dari ancaman kebakaran. Bahkan kain pelapis sofa dibuat dari bahan tahan api.

Prinsenboot juga dilengkapi balkon tempat para tamu bersantai sambil menikmati pemandangan kanal.

"Anda bisa duduk di balkon dan melambaikan tangan kepada para wisatawan yang sedang tur di kanal," kata Edwin. "Atau menyaksikan parade dari jarak dekat. Sebab, tak seperti di kota lain, parade di Amsterdam tidak dilakukan di jalanan melainkan di sepanjang kanal."

Meski terkesan tak biasa, Prinsenboot hampir selalu dipesan calon tamu. "Biasanya tamu berasal dari Eropa, Amerika Serikat...dari Indonesia seingat saya belum ada," kata dia.

Selain Prinsenboot, Edwin juga mengelola Prinsenhuis, apartemen yang terletak di pinggiran kanal yang beralamat di Prinsengracht 967, Amsterdam City Centre.

Ia menunjukkan salah satu kamar yang bisa ditempati sekeluarga, lengkap dengan kulkas dan dapur. "Para tamu bisa memasak di sini," kata Edwin.

3 dari 3 halaman

Rumah Kuno hingga Bekas Laboratorium

3. Vergulden Eeenhorn

Vergulden Eeenhorn adalah sebuah penginapan yang terletak di kawasan yang asri dan hijau, Ringdijk 58, yang berada di tengah Amsterdam.

Hotel tersebut berada di sebuah rumah pertanian tua yang dibangun tahun 1702. Foto-foto dari masa lalu dipajang di sepanjang lorong hotel yang tak seberapa luas itu.

Meski terkesan 'mungil', kejutan menanti di balik pintu. Salah satu kamar yang ditunjukkan pada jurnalis asal Indonesia ternyata tak hanya terdiri dari satu ruangan, melainkan tiga ruangan bertingkat alias triplex.

Ruang pertama adalah kamar tidur dengan kasur double, lengkap dengan kursi, meja di sisi kasur, dan jendela luas yang menghadap ke jalanan yang asri.

Di sana ada tangga yang mengarah ke kamar kedua yang berada di loteng. Ada dua tempat tidur ukuran singgle, lengkap dengan televisi, di sana. "Untuk kami pria Belanda, atap loteng ini mungkin terlalu rendah," kata salah satu staf.

Para pria Belanda memang memiliki ukuran tubuh menjulang, bahkan masuk daftar paling tinggi di dunia.

Lalu, di mana kamar mandinya?

Kamar mandi ternyata berada di ruang bawah tanah, dengan bathtub dan pancuran terpisah yang disekat kaca. Ruangan itu merupakan perpaduan gaya modern dan klasik, dengan tegel kuno tersusun di lantainya.

Selain penginapan, Vergulden Eeenhorn juga dilengkapi restoran atau kafe, serta taman yang kerap disewa sebagai tempat menyelenggarakan pernikahan.

4. ClinkNOORD

ClinkNOORD di Amsterdam berdiri di bekas laboratorium minyak dari tahun 1920 (Liputan6/Elin Yunita)

ClinkNOORD berada di Distrik Noord, Amsterdam, tepat di seberang IJ River. Lokasinya jauh lebih tenang dibanding pusat kota.

"Lokasi hostel ini sangat strategis. Para tamu bisa naik feri gratis jarak pendek dari Central Station yang beroperasi 24 jam dan berjalan kaki ke sini," kata Rafa, staf ClinkNOORD yang menemani para jurnalis asal Indonesia.

ClinkNOORD menawarkan akomodasi dormitory, kamar privat, Wi-Fi gratis, dan atmosfer yang santai di mana para tamu, yang kebanyakan backpacker berusia muda, bisa leyeh-leyeh di kafe, perpustakaan, lounge, area lobi, atau bergaul di bar ZincBAR yang ada di area hostel.

Selain bisa makan di restoran, para tamu juga boleh memasak sendiri makanannya di dapur umum.

Rafa mengungkapkan, ClinkNOORD menempati bekas bangunan laboratorium perminyakan Shell pada era 1920-an. Sejumlah fitur asli dipertahankan, seperti panel instalasi juga kaca-kaca jendela yang diberi lapisan pelindung.

"Kami juga melibatkan banyak seniman untuk menghias hostel ini. Mereka bahkan bisa menyelenggarakan pameran di sini," kata Rafa.

Seperti dikutip dari situs clinkhostels.com, ternyata ada arti di balik istilah 'clink' dalam nama hotel.

Clink adalah istilah gaul (slang) dalam Bahasa Inggris lama yang berarti penjara. Hostel pertama mereka di London memang menempati bekas gedung pengadilan lawas dengan banyak sel di dalamnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.