Sukses

Hari Terumbu Karang Dunia, Ancol Ajak Masyarakat Mencintai Laut

Dengan luas terumbu karang mencapai 2,5 juta hektare, Indonesia menjadi rumah bagi 67 persen karang dunia. Sudahkah Anda menjaganya?

Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Terumbu Karang Dunia atau World Coral Day, Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) bersama dengan Seaworld Ancol mengadakan serangkaian acara bertemakan “Lautku bersih, Terumbu Karangku Sehat”. Rangkaian acara seru yang telah berlangsung sejak 1 Mei 2018 ini dan puncaknya hari ini, diisi dengan beragam penyuluhan tentang pentingnya karang bagi kehidupan sehari-hari dan pentingnya menjaga kebersihan laut dari sampah, serta melakukan aksi nyata membersihkan pantai dan ekosistem terumbu karang.

Plt Kepala LIPI, Bambang Subiyanto menurut keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Selasa (8/5/2018) mengatakan, Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan hasil laut dan sudah seharusnya masyarakat Indonesia ikut menjaga kekayaan alam ini.

“Kegiatan ini dilakukan untuk terus memberikan penyadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang yang saat ini masih terancam kerusakan,” ungkap Bambang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terumbu Karang Indonesia Memprihatinkan

Indonesia sendiri memiliki terumbu karang seluas 2,5 juta hektare. Dengan luas tersebut, Indonesia menjadi rumah bagi 67 persen karang dunia yang telah memberikan berbagai manfaat dari sisi pariwisata maupun ketahanan pangan. Namun jangan dulu senang, data hasil monitoring Pusat Penelitian Oseanografi LIPI melalui program COREMAP-CTI menunjukkan, 68 persen terumbu karang Indonesia dalam kondisi memprihatinkan (tutupan karang kurang dari 50 persen).

Bahkan, hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa terjadi penurunan tutupan area terumbu karang di beberapa wilayah perairan Indonesia, seperti Banten, Jakarta, Jepara, dan Cilacap, yang masuk dalam kategori damaged atau rusak.

Terkait temuan itu, Dirhamsyah, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI mengatakan, penyebab kerusakan terumbu karang sangat beragam, mulai dari faktor alami lingkungan hingga faktor tangan usil manusia. Salah satu faktor yang menyebabkan kematian karang adalah eutrofikasi atau kelebihan nutrient dalam perairan yang utamanya disebabkan oleh banyaknya sampah-sampah organik maupun anorganik yang dibuang ke laut. “Lalu, ada pula cara berfikir masyarakat yang menempatkan laut sebagai tempat pembuangan sampah dan berbagai polusi dari aktivitas kita sehari-hari turut berkontribusi bagi kerusakan terumbu karang dunia,” ungkap Dirhamsyah menambahkan.

Dirhamsyah pun mendorong agar upaya pelestarian dan pencegahan kerusakan terumbu karang terus ditingkatkan. Salah satunya lewat peringatan Coral Day 2018 kali ini, dengan rangkaian aktifitas edukasi untuk berbagai kalangan masyarakat yang bertempat di Seaworld Ancol.

3 dari 3 halaman

Aksi Nyata

Khusus kegiatan puncak peringatan Hari Terumbu Karang Dunia di Ancol, rangkaian kegiatan meliputi dongeng dan lomba menggambar bertema terumbu karang yang melibatkan 250 siswa dari 15 Sekolah Dasar (SD), coral reefs educational kits untuk para guru, serta talkshow untuk mahasiswa dan masyarakat agar menghargai karang tidak hanya karena keindahanya, tetapi juga manfaatnya sebagai kapsul waktu dan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam mengurangi limbah sampah dengan mengubahnya menjadi keuntungan.

Teuku Sahir Syahali, Direktur Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol mengatakan, pihaknya menyambut baik kerja sama memperingati Hari Terumbu Karang Dunia, mengingat Ancol menurutnya selalu memberikan edukasi dan wawasan soal konservasi.

“Jadi pengunjung ke sini tidak hanya berwisata, tapi juga pulang membawa pengetahuan,” ungkap Sahir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.