Sukses

Festival Adventure Indonesia 2014 Siap Digelar

Festival Adventure Indonesia 2014 (FAI-2014) akan dihelat di Lembata, Nusa Tenggara Timur, pada 24-29 September mendatang.

Liputan6.com, Lembata Festival Adventure Indonesia 2014 (FAI-2014) akan dihelat di Lembata, Nusa Tenggara Timur, pada 24-29 September mendatang. Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan Kabupaten Lembata.

Seperti yang dilansir dari Indonesia.travel, Kamis (18/9/2014), festival akan mengadakan lomba foto dan menulis blog dengan tema "Adventure & Culture of Lembata". Sasaran yang dituju adalah para fotografer, travel bloger, pecinta alam dan partisipan yang sekedar ingin menikmati acara. Diharapkan sebanyak 500 orang dapat bergabung dalam perhelatan ini.

Nantinya, peserta akan diajak mengelilingi desa-desa adat di Lembata dan dilibatkan dalam setiap kegiatan adat seperti menari. Setelah itu, mereka akan mencipi makanan khas Lembata yang dibuat langsung oleh masyarakat setempat, kemudian bermalam di rumah warga.

Kegiatan selanjutnya adalah trekking, mengikuti pesta kacang dan menikmati Matahari terbut di atas puncak Gunung Ile Lewotolok. Tradisi penangkapan ikan paus yang sangat terkenal di Lembata pun akan disaksikan peserta. Acara puncak diselenggarakan di Kota Lewoleba dengan menampilkan pementasan seni dari 9 kecamatan di Lembata.

Kabupaten Lembata dipilih karena destinasi ini sangat tepat untuk wisata petualangan. Infrastrukturnya belum lengkap sehingga peserta memiliki pilihan untuk bermalam dengan warga ataupun mendirikan tenda sendiri. Budaya dan alam Lembata juga masih asli.

FAI-2014 adalah festival pertama yang bertujuan memperkenalkan Lembata ke dunia internasional. Khusus untuk acara ini, Pemda Lembata tengah mempersiapkan destinasi unggulan seperti Kota Lewoleba, Bukit Wolorpass, Desa Lemagute, Desa Amakaka, Gunung Ile Lewotolok, Desa Jontona, Teluk Waienga, Pasar Tradisional dan Desa Nelayan Lamalera.

Atraksi yang paling terkenal di Lembata adalah penangkapan ikan paus dengan cara tradisional, yakni ditombak. Tradisi turun-temurun ini dilakukan oleh masyakarat Desa Nelayan Lamalera.

The World Wildlife Fund (WWF) telah melakukan survei dan menyatakan bahwa perburuan tidak mengancam populasi biota laut. Ikan paus jenis sperma yang ditangkap di Lamalera rata-rata sebanyak 21 ekor per tahun, jauh dari total populasi ikan tersebut di dunia yakni sekira 360 ribu ekor, sehingga kelestarian tidak terganggu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini