Sukses

Makna Idul Fitri Menurut Gus Baha, Kita akan Kembali Ber-KTP Surga

Gus Baha sebutkan, dengan Idul Fitri ini, maka status kita akan kembali menjadi status sebagai penduduk surga, dan ber-KTP surga kembali.

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menyebutkan mengenai makna Idul Fitri, yaitu status kita akan kembali menjadi warga surga, dan ber KTP surga.

"Syawalan di Indonesia itu identik dengan minta maaf. Jadi kalau 'id' itu dari kosakata audun maknane kembali," kata gus Baha seperti yang diunggah di Channel Youtube @katamutiaraulama.

Gus Baha kembali menjelaskan, setelah kita puasa satu bulan kita Insya Allah ber-KTP surga lagi.

"Jadi kita tahu dulu Nabi Adam itu di surga beberapa anaknya juga lahir di surga sehingga KTP kita ini sebetulnya KTP surga, alamat tetap kita itu surga," jelasnya.

Menurutnya, di dunia kita agak kacau. Dalam istilah Jawa agak bedigasan. 

"Dengan kacau itu, terus status itu agak hilang, semoga gak hilang betul," ucap dia.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penjelasan Idul Fitri Secara Etimologi

"Dengan Ramadhan itu status itu dikembalikan, makanya banyak ulama mengatakan kita yang dulu penduduk surga Insya Allah barokahnya Ramadhan yang diterima itu menjadi status penduduk surga lagi disebut Minal aidin kita kembali lagi ke fitrah," tandasnya.

Mengutip Liputan6.com, secara etimologi, kata Idul Fitri berasal dari bahasa Arab yakni ‘Īd al-fiṭr. Kata tersebut kemudian memiliki makna masing-masing yakni id dan fithr. Id secara bahasa berasal dari kata aada – ya’uudu, yang artinya kembali. Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama.

Sedangkan fithr berarti asal kejadian atau kesucian, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata fathoro-yafthiru dan hadis Rasulullah SAW yang artinya"

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Barangsiapa yang salat malam di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘alayh).

 

3 dari 3 halaman

Beberapa Makna Idul Fitri

Dari penjelasan arti istilah Idul Fitri diatas dapat disimpulkan bahwa makna Idul Fitri adalah dapat dijabarkan dengan hari raya kemenangan dimana umat muslim kembali ke keadaan yang suci dan bersih.

Dikutip dari buku Dakwah Cerdas: Ramadhan, Idul Fitri, Walimatul Hjj dan Idul Adha (2016) karya Dra. Udji Asiyah, M.Si menjelaskan bahwa Idul Fitri adalah sebagai jalan menuju keadaan fitrah, bersih dan tanpa dosa bagaikan bayi yang baru lahir. Hal ini merujuk pada loyalitas perjanjian awal ketika sebelum Allah SWT menjadikan manusia yakni pengakuan terhadap Keesaan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah.

Pendapat tersebut juga sama seperti yang disampaikan oleh Kemenag, bahwa Idul Fitri adalah kembali kepada kondisi fitrah, yakni kondisi awal penciptaan manusia. Dalam Al Qur-an surat Ar Ruum ayat 30 Allah berfirman yang artinya,

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.