Sukses

Ucapan 'Minal Aidin Wal Faizin' Dianggap Salah karena Tidak Dilakukan di Arab, Benarkah?

Tradisi ucapan 'Minal Aidin Wal Faizin', Ini penjelasannya

Liputan6.com, Jakarta - Ucapan "Minal Aidin Wal Faizin" adalah ucapan yang umum digunakan oleh umat Muslim saat merayakan hari raya Idul Fitri.

Secara harfiah, ucapan ini bermakna "Semoga Anda termasuk orang-orang yang kembali kepada kebaikan dan meraih kemenangan." Tradisi ini berkembang di Indonesia.

Namun, ada pula yang menyalahkan ucapan Minal Aidin Wal Faizin dan dianggap tidak syar'i lantaran 'konon' tidak diucapkan di Arab.

Tradisi ini berbeda-beda di setiap budaya dan komunitas Muslim di berbagai belahan dunia. Di beberapa tempat, ucapan ini dianggap sebagai ungkapan kebaikan dan doa untuk keselamatan dan keberkahan.

Namun, di tempat lain, mungkin ada pandangan yang berbeda terkait dengan kata-kata ini, tergantung pada interpretasi lokal dan kebiasaan budaya.

Penting untuk diingat bahwa pentingnya ucapan tersebut terletak pada niat baik yang terkandung di dalamnya. Jika diucapkan dengan niat untuk menyampaikan doa dan kebaikan kepada orang lain, maka tidak ada yang salah dengan menggunakan ucapan tersebut.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apa Maksud Ucapan Minal Aidin Wal Faizin

Namun, jika ada keraguan atau pertentangan dengan nilai-nilai agama atau kepercayaan pribadi, tentu saja Anda memiliki kebebasan untuk memilih ucapan yang sesuai dengan keyakinan Anda sendiri.

Menukil muslim.or.id, sebagian orang menyalahkan ucapan selamat saat hari raya “Minal Aa’idin Wal Faa’iziin” (من العائدين و الفائزين), karena artinya: “Semoga termasuk orang-orang yang kembali dan menang”.

Mereka juga mengatakan: orang-orang arab tidak menggunakan ucapan selamat seperti itu.

Kita katakan:

1. Arti yang paling tepat untuk ucapan “Minal Aa’idin Wal Faa’iziin” adalah: “Selamat berhari raya, dan semoga termasuk orang yang mendapatkan kemenangan”[1. Karena (عيد) ‘id yang artinya: hari raya, terbentuk dari fi’il عاد (‘aada) yang fa’il-nya adalah عائد (‘aaidun), jika dalam bentuk jamak dan majrur menjadi العائدين (‘aaidin). Maka ‘aaidin bisa juga diartikan: orang-orang yang berhari raya, red.].

Maksud dari ucapan ini adalah: memberikan ucapan selamat berhari raya, dan mendoakan semoga orang tersebut termasuk orang yang menang dengan banyak pahala, ampunan, dan kemuliaan yang dijanjikan Allah di Bulan Ramadhan.

2. Tidak benar bila ‘ucapan selamat’ itu tidak digunakan orang-orang arab, karena di Madinah- pernah mendengar beberapa orang arab mengatakannya, terutama mereka yang berasal dari negeri Syam.

3 dari 3 halaman

Bagaimana Selipkan Ucapan “Mohon Maaf Lahir Batin"

3. Para ulama telah menegaskan, bahwa ucapan selamat untuk datangnya hari raya, tidak ada batasannya, selama maknanya baik, maka dibolehkan. Karena syariat tidak membatasinya dengan ucapan atau doa-doa tertentu.

Hal ini, sama dengan dibolehkannya merayakan hari idul fitri dengan permainan, nasyid, dan hal-hal mubah lainnya, dan syariat tidak membatasi jenis permainannya, atau jenis nasyidnya. Selama hal tersebut mubah dan tidak mengandung hal-hal yang diharamkan, maka dibolehkan.

Sehingga ‘ucapan selamat’ ini tidak mengapa, maknanya baik, dan cocok diucapkan di momen Hari Raya Idul Fitri, wallohu a’lam.

4. Diantara contoh ucapan selamat lain yang maknanya baik dan biasa diucapkan oleh sebagian kaum muslimin adalah:

عيدكم مبارك

"Iidukum Mubarok” (semoga hari rayanya penuh dg keberkahan)

.عيدكم سعيد“

‘Iidukum Sa’iid” (semoga hari rayanya penuh dg kebahagiaan)

.تقبل الله طاعتكم“

Taqobbalahu Thoa’atakum” (semoga Allah terima amal ketaatannya).

Tidak mengapa pula menyelipkan ucapan “Mohon maaf lahir batin”, setelah ucapan minal ‘aa-idin wal fa-izin, karena maksudnya meminta atau mengingatkan agar saling memaafkan.

Karena waktu hari raya adalah momen berkumpulnya karib kerabat, sehingga sangat pas bila digunakan untuk saling memaafkan dan mempererat atau memperbaiki tali silaturrahim. Wallahu 'alam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.