Sukses

Viral Jemaah Gus Iqdam Ngaku Nonmuslim padahal Islam, Konsekuensinya Serius

Jangan Ikuti Pria yang Ngaku Non Muslim Demi Uang, Menjadi ISlam Harus memiliki Kebanggan Tersendiri

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini viral ada seorang jemaah Gus Iqdam mengaku nonmuslim, padahal sesungguhnya ia Islam. Dalam beberapa unggahan yang viral tersebut seorang pemuda mengaku beragama Hindu dan berasal dari Bali.

Diduga, dia berbohong dengan tujuan dapat hadiah duit dari Gus Iqdam. Benar saja saat dialog dengan Gus Iqdam ia mendapatkan uang hingga Rp2juta, dari suami Ning Nila saat Harlah Sabilu Taubah.

Parahnya, dia berbohong di depan Habib Bidin pimpinan Az-Zahir.

Mengaku sebagai nonmuslim secara iseng dapat menimbulkan konsekuensi yang serius, terutama dalam konteks masyarakat yang menerapkan hukum yang keras terhadap tindakan murtad. Tindakan ini tidak hanya bisa berdampak pada hubungan sosial seseorang tetapi juga dapat menghadapi konsekuensi hukum yang signifikan.

Di banyak negara dengan aturan ketat terkait agama, menyatakan diri sebagai nonmuslim tanpa alasan yang sah bisa dianggap sebagai pelanggaran hukum yang serius.

Pentingnya kejujuran dan keterbukaan dalam menyatakan keyakinan agama muncul dari nilai-nilai etika dan moral dalam Islam. Murtad, atau orang yang keluar dari Islam, dianggap sebagai tindakan yang melanggar hukum agama.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengaku Nonmuslim Melanggar Norma Secara Sosial

Oleh karena itu, menyatakan diri sebagai nonmuslim tanpa alasan yang sah dapat dipandang sebagai serangan terhadap prinsip-prinsip fundamental agama dan norma-norma masyarakat.

Namun, dalam masyarakat yang lebih inklusif dan menerapkan prinsip-prinsip kebebasan beragama, menyatakan diri sebagai non-Muslim mungkin tidak memiliki dampak hukuman yang signifikan.

Beberapa negara atau komunitas Muslim mungkin menganut pendekatan yang lebih moderat, dengan menekankan dialog dan pemahaman antaragama tanpa menerapkan sanksi keras terhadap individu yang menyatakan diri sebagai non-Muslim.

Penting untuk memahami bahwa respons terhadap pengakuan iseng dapat bervariasi luas bergantung pada konteks sosial, hukum negara, dan interpretasi agama yang dianut oleh masyarakat setempat.

Dalam situasi apapun, penting untuk berkomunikasi dengan bijak dan memahami konsekuensi dari tindakan yang diambil, serta menjaga sikap saling pengertian dan toleransi antarindividu dengan keyakinan yang berbeda.

3 dari 4 halaman

Alasan Bangga Menjadi Muslim

Menukil eramuslim.com. Allah SWT memerintahkan kepada kita agar memiliki kebanggaan sebagai seorang muslim di dalam firman-Nya :

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْاْ إِلَى كَلَمَةٍ سَوَاء بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلاَّ نَعْبُدَ إِلاَّ اللّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضاً أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُولُواْ اشْهَدُواْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Artinya : “Katakanlah: “Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”. jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (QS. Al Imran : 64)

Perintah terhadap setiap muslim agar berbangga itu dikarenakan Islamlah agama yang telah dipilih oleh Allah SWT, Islam adalah agama yang memiliki kesempurnaan tanpa perlu ditambah dan dikurangi lagi dan yang telah mendapatkan ridho dari-Nya serta adanya jaminan dari-Nya bahwa setiap orang yang memilih selain agama ini dipastikan mengalami kerugian di akhirat.

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ

Artinya : “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran:19)

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا

Artinya : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah : 3)

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Artinya : “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al Imran : 85)

 

4 dari 4 halaman

Kebanggan Menjadi Muslim Harus Ditampakkan

Kebanggaan yang harus ditampakkan dihadapan manusia disekelilingnya termasuk terhadap orang-orang non muslim agar mereka mengetahui akan keagungan dan ketinggian ajaran agama Allah ini. Kebanggan yang dimunculkan didalam aqidah, ibadah dan akhlaknya baik akhlak terhadap Allah, Rasul-Nya, al Qur’an, dirinya sendiri maupun keluarganya.

Kebanggaan seorang muslim kepada aqidahnya adalah yang pertama sebelum kebanggannya terhadap yang lainnya karena aqidah inilah yang menjadi dasar diterimanya ibadah seseorang serta yang bisa membentuk kemuliaan akhlaknya.

Karena itu tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk malu-malu mengatakan bahwa dirinya adalah seorang muslim dan dilarang baginya ketika ditanya apa agamamu lalu dia mengatakan,”Aku adalah seorang Nasrani” karena kalimat ini mengandung kekufuran.

Kalimat tersebut bisa mengeluarkannya dari islam apabila dirinya termasuk orang yang baligh, berakal, memiliki pilihan, tidak dalam paksaan, gila maupun sejenisnya walaupun dihatinya tidaklah menginginkan kekufuran itu akan tetapi hanya sebatas tuntutan pergaulan, bisnis, harta atau yang lainnya.

Ibnu Nujaim mengatakan, ”Barangsiapa yang mengatakan kata-kata (yang mengandung) kekufuran baik dikarenakan senda gurau atau bercanda maka dia telah kafir menurut seluruh ulama dan apa yang ada didalam keyakinannya (di hati) tidaklah dianggap.

Dan tidaklah dibolehkan mengatakan kata-kata itu kecuali apabila dirinya beada didalam keterpaksaan. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, ”Barangsiapa yang kafir tanpa adanya keterpaksaan maka sesungguhnya dia telah secara tegas menyatakan kekafirannya… apabila dia mengatakan kata-kata kekufuran secara sukarela maka sungguh orang itu telah secara tegas menyatakan kekufurannya… firman Allah SWT :

مَن كَفَرَ بِاللّهِ مِن بَعْدِ إيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالإِيمَانِ وَلَكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿١٠٦﴾

Artinya : “Akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran.” (QS. An Nahl : 106)

Dengan demikian tidak seharusnya orang itu mengatakan bahwa dirinya adalah seorang Kristen dikarenakan malu tidak bisa mengaji dan hendaklah dia menyebutkan dengan perasaan bangga bahwa dia adalah seorang muslim. Adapun perihal dirinya yang tidak bisa mengaji tidaklah bisa menjadi alasan untuk mengatakan kalimat kufur akan tetapi hendaklah kesadarannya itu dijadikan pendorong bagi dirinya untuk mempelajari Kitab Allah sejak sekarang. Wallahu A'lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.