Sukses

Tahun Baru Imlek 2024 dan Sejarah Baju Koko Masyarakat Muslim Indonesia

Tahun baru imlek dirayakan secara terbuka sekitar dua dasawarsa lalu. Namun, penggunaan baju koko sudah menjadi busana muslim dengan sejarah yang cukup panjang di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru Imlek merupakan momen sukacita sekaligus perayaan bagi masyarakat etnis Tionghoa. Tahun ini disebut juga sebagai Tahun Naga Kayu yang jatuh pada tanggal 10 Februari 2024 mendatang.

Bicara soal etnis China dengan Islam, keduanya tidak terlepas dari interaksi budaya yang terjadi. Salah satu buktinya dapat terlihat dari busana yang dikenakan.

Seperti yang diketahui baju koko merupakan salah satu pakaian yang lazim dikenakan oleh masyarakat muslim untuk beribadah. Ternyata, baju koko berasal dari budaya pakaian masyarakat Tionghoa.

Hal tersebut merupakan wujud toleransi antarumat beragama dan keberagaman yang sering digaungkan oleh salah satu Presiden Indonesia yaitu KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Tahun Baru Imlek dirayakan secara terbuka sekitar dua dasawarsa lalu, saat pemerintahan Gus Dur. Beliaulah yang dengan berani membawa Indonesia pada iklim keterbukaan.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Asal Mula Baju Koko

Baju ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 silam. Pada masa itu masyarakat Tionghoa datang ke tanah Batavia memakai baju tersebut. Di kalangan mereka baju koko disebut sebagai baju Tui-Khim dan oleh masyarakat Betawi disebut dengan Tikim.

Hingga pada abad ke-20, masih banyak masyarakat pria Tionghoa yang ada di Indonesia memakai baju ini dengan celana longgar sebagai fashion sehari-hari. Namun sebaliknya, justru perlahan baju Tui-Khim sendiri mulai ditinggalkan oleh para peranakan Tinghoa muda dengan lebih memilih pakaian Eropa, seperti jas.

Kemudian, mengapa dinamai sebagai baju koko? Biasanya orang yang memakai baju Tui-Khim tersebut adalah engkoh-engkoh, yang mana sebutan itu dieja dalam bahasa Indonesia menjadi Koko. Selain itu tentunya kita juga tidak asing dengan pria Tiongkok yang dipanggil sebagai 'koko'.

Mengutip dari kanal dalamislam.com baju koko biasanya dijadikan sebagai pakaian identitas untuk pria muslim dan dikenakan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan. Mulai dari pakaian khas lebaran, untuk kajian ataupun untuk beribadah ke Masjid.

Seiring dengan perkembangan fashion saat ini, trend baju muslim untuk pria pun ikut mengalami perubahan. Kini baju koko sendiri sudah banyak yang hadir dengan desain elegan dan kekinian, namun tetap syar’i. Sehingga baju koko kerap pula dikenakan dalam acara-acara non formal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.