Sukses

Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan 1445 H Jatuh pada 11 Maret 2024, Idul Fitri 10 April 2024

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Senin, 11 Maret 2024 dan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu, April 2024. Sementara, Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024 M.

Liputan6.com, Yogyakarta - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Senin, 11 Maret 2024 dan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu, April 2024. Sementara, Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024 M.

Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti mengatakan, penetapan awal Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha 1445 H itu berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. 

“Pada hari Ahad Legi, 29 Sya'ban 1445 H bertepatan 10 Maret 2024 Miladiyah, ijtimak jelang Ramadhan 1445 H terjadi pada pukul 16:07:42 WIB. Tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta yaitu 0 derajat 56 menit 28 detik. Dengan demikian, hilal sudah wujud,” katanya dalam konferensi pers di Yogyakarta yang disiarkan daring, Sabtu (20/1/2024).

Sayuti melanjutkan, bulan di wilayah Indonesia berada di atas ufuk saat matahari terbenam pada Ahad, 10 Maret 2024. Hilal sudah wujud, kecuali di wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.

“Di wilayah Indonesia, tanggal 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Senin Pahing, 11 Maret 2024 M,” katanya membacakan isi Maklumat Nomor 1 MLM Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1445 H.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Analisis Penetapan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha 1445 H

Sayuti menyampaikan ijtimak jelang Syawal 1445 H belum terjadi pada Senin, 29 Ramadhan 1445 H yang bertepatan 8 April 2024 M. Ijtimak jelang Syawal 1445 H terjadi pada Selasa, 30 Ramadhan 1445 H bertepatan 9 april 2024 M pukul 01:23:10 WIB.

“Tinggi bulan pada saat matahari terbenam tanggal 9 April 2024 di Yogyakarta yaitu 6 derajat 8 menit 28 detik, sehingga hilal sudah wujud. Dan di wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk. Oleh karena itu, di wilayah Indonesia tanggal 1 Syawal 1445 H (Idul Fitri) jatuh pada Rabu Pahing, 10 April 2024 M,” paparnya.

Terkait Hari Raya Idul Adha, hasil hisab hakiki wujudul hilal Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menyatakan pada Kamis Wage, 29 Dzulqa'dah 1445 H bertepatan 6 Juni 2024 M, ijtimak jelang Dzulhijjah 1445 H terjadi pada pukul 19:37:58 WIB.

“Tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta yaitu -3 derajat 32 menit 39 detik. Dengan demikian hilal belum wujud. Dan di wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam itu bulan berada di bawah ufuk, (sehingga) umur bulan Dzulqa'dah 1445 H disempurnakan atau istikmal menjadi 30 hari,” tuturnya

Dengan demikian, PP Muhammadiyah menetapkan 1 Dzulhijjah 1445 H Jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024 M. Hari Arafah atau 9 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada Ahad, 16 Juni 2024 M dan Hari Raya Idul Fitri 10 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.

“Demikian maklumat disampaikan agar menjadi panduan bagi warga Muhammadiyah dan dilaksanakan sebagaimana mestinya,” tutup Sayuti.

3 dari 4 halaman

Pesan Ketum PP Muhammadiyah

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan, maklumat terkait awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1445 dapat menjadi pedoman khususnya bagi warga Muhammadiyah, umat Islam yang mengikuti pedoman hisab hakiki wujudul hilal, dan yang meyakininya untuk memulai ibadah-ibadah puasa Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Ia menegaskan, pengumuman hasil hisab ini tidak mendahului siapapun. Kata dia, pengumuman maklumat ini merupakan hal yang lumrah terjadi pada setiap tahun sebagaimana juga berbagai organisasi Islam bahkan negara mengeluarkan kalender Hijriyah atau Miladiyah.

“Jadi maklumat atau pengumuman Muhammadiyah ini maklumat yang normal terjadi dan dilakukan karena kami menggunakan metode hisab dengan metode khusus hisab hakiki wujudul hilal,” ujarnya.

Haedar mengatakan, tidak menutup kemungkinan nanti terjadi perbedaan awal Ramadhan maupun kesamaan pada Idul Fitri dan Idul Adha 1445 H. Menurutnya, perbedaan atau kesamaan tersebut harus sudah menjadikan umat Islam terbiasa bersikap toleran, tasamuh, bahkan tanawwu dalam hal menjalankan ibadah termasuk memulai bulan-bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Haedar berpesan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal puasa Ramadhan, Idul Fitri, atau Idul Adha 1445 H, jangan sampai ribut di media sosial, apalagi saling menghujat dan menyalahkan yang membuat nilai ibadahnya jadi berkurang. 

“Sehingga pesan ini justru akan memperkuat niat kita dalam ibadah. Karena memang selama masih ada perbedaan dalam hal metode, maka akan selalu terjadi perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan Idul Fitri dan Idul Adha,” tambahnya.

4 dari 4 halaman

Kalender Islam Global

Agar tidak ada perbedaan lagi soal awal puasa Ramadhan atau lebaran Idul Fitri dan Idul Adha, Haedar mengatakan selama ini pihaknya secara terbuka, demokratis, dan argumentatif memberikan solusi disusunnya kalender Islam global. 

“Kalender Islam unifikasi yang tentu ini proses terus menerus yang sebenarnya telah dimulai waktu ada pertemuan antarorganisasi dan negara Islam di Turki tahun 2016. Tapi untuk perwujudan satu kalender Islam global itu memerlukan waktu,” ungkap Haedar. 

“Sehingga kalau memiliki kalender (Islam) global itu seperti kalender Miladiyah, tidak lagi ada perbedaan-perbedaan dan tidak ada lagi ada kegiatan-kegiatan yang bersifat membuat kita menjadi ikhtilaf, berbeda di dalam penentuan,” tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.