Sukses

Cerita Janda Asal Jepang yang Bikin Gus Iqdam Takut, Soal Meninggal Mendadak

Perempuan asal Jepang curhat kepada Gus Iqdam. Suaminya meninggal mendadak tanpa sakit dan pertanda apa pun.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang perempuan curhat kepada pendiri Majelis Ta'lim Sabilu Taubah Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam. Pertemuan itu terjadi saat pengajian dengan penceramah Gus Iqdam, dalam sebuah dialog.

Perempuan bernama Bu Yuyun ini awalnya mengaku berasal dari Jepang. Jepang yang dia maksud ternyata bukan Negeri Sakura.

Namun, kata Jepang adalah plesetan 'jeblog wetane tumpang' salah satu tempat di Blitar, Jawa Timur.

"Tepangaken nami kulo Asih Yuyun Setyowati, saking Jepang," kata perempuan ini.

Belakangan, wanita tersebut mengungkapkan bahwa suaminya meninggal mendadak, tanpa sakit dan tanpa tanda apa pun.

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Arti Kata Jepang dari Bu Yuyun

"Jepang pundi," kata Gus Iqdam yang bingung mendengar orang Jepang ngaji di pengajiannya, namun berdialek Jawa Timuran.

"Jepang, jeblog wetane tumpang, sing ngrungokke ingah-ingih. iso ae, aku kudu due sanepaan koyo ngono kui, aku ngertine Jogja, 'jujug saja'," kata Gus Iqdam seperti dalam unggahan akun TikTok @Jabbar Arumbany.

Setelah sekilas obrolan tentang Jepang, Gus Iqdam bergeser obrolan tentang status janda yang disandang perempuan ini. Ternyata Bu Yuyun sudah 5 tahun menjanda setelah ditinggal suaminya.

3 dari 5 halaman

Bu Yuyun Diledek Garangan karena Menjanda 5 Tahun

"Bu Yuyun sudah menyendiri sudah berapa tahun?," tanya Gus Iqdam.

"Lima tahun, Gus," kata bu Yuyun.

"Wah bahaya," kata Gus Iqdam.

"Kok bahaya to Gus," tanya Bu Yuyun.

Mendengar angka tersebut, salah seorang garangan ada yang nyletuk 'buntet no' yang artinya mampet karena lima tahun menjanda.

Otomatis mendengar cletukan itu Gus Iqdam langsung meresponsnya.

"Iki piye Mbah Wondo, malah muni buntet no. Weh piye iki Mbah Wondo, manusia apaan ini. Pak Lurah iki ngeri tenan. Mba Yuyun, astaghfirullah," kata Gus Iqdam.

Setelah semuanya tertawa, bukan maksud merendahkan lawan dialog Gus Iqdam, memang kebiasaan para garangan seperti itu, seolah memberi semangat kepada Bu Yuyun.

4 dari 5 halaman

Gus Iqdam Takut Mendengar Kisah Meninggalnya Suami Bu Yuyun

Untuk menutup guyonan itu, Gus Iqdam menanyakan berapa anaknya dan apakah sudah menikah lagi. Ternyata anaknya tiga, dan sampai lima tahun ini belum menikah lagi.

Saat ditanya sakit apa hingga suaminya meninggal, Bu Yuyun menjawab bahwa suaminya meninggal tanpa sakit.

Gus Iqdam terheran-heran ada sekian detik. Dia diam karena kaget mendengar jika suami Bu Yuyun meninggal tanpa sakit, atau tiba-tiba meninggal begitu saja.

"Iki yo nguuueri, kowe ojo kemlelet. Iki pelajaran go awake dhewe. Ditakoni. loro opo, moro-moro olih WA soko malaikat Izroil, moro-moro ninggal ae," kata Gus Iqdam.

Gus Iqdam sampai takut dan ngeri mendengar jika ada orang meninggal tanpa sakit, kondisi sehat tiba-tiba meninggal. Hal itu bisa menjadi pelajaran bagi seseorang agar tidak semaunya dalam hidup.

5 dari 5 halaman

Kisah Meninggalnya Suami Bu Yuyun

Bu Yuyun berkisah, sebelum meninggal, suaminya jam 11 malam habis teleponan dengan dirinya. Namun jam 1 dini hari, ia dikabari oleh adiknya bahwa suaminya meninggal.

"Padahal ora loro opo opo? Wah marahi ndredeg ae, iki bahaya, mugo mugo awake dhewe sehat, panjang umur kabeh," kata Gus Iqdam yang masih takut, mendengar kisah orang meninggal tanpa sakit, lantaran hal ini bisa datang kepada siapa saja, yaitu meninggal tanpa aba-aba.

Akhirnya Gus Iqdam menanyakan juga soal niat menikah kembali. Ternyata Bu Yuyun dengan alasan menata hati, dan karena pikiran masih belum tertata, ia belum kepikiran menikah lagi.

Sebelum berakhir obrolannya, Bu Yuyun meminta doa agar anak pertamanya diberikan sehat dan lancar rezekinya untuk membantu dua adiknya.

Gus Iqdam mengiyakan untuk mendoakannya. Setelah itu Gus Iqdam sambil bercanda menyebut jika Bu Yuyun janda orisinil, karena ditinggal suami, dan malam itu diberi uang sebesar Rp1 juta. Selain itu, juga mendapat sarung, jaga-jaga untuk membungkus suaminya yang baru.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.