Sukses

Buya Yahya Ungkap Ciri-Ciri Waliyullah, Bisa Jadi Ada di Sekitar Kita

Gus Iqdam ada yang menyebut sebagai wali, Buya Yahya ungkapkan Ciri ciri wali, apa Gus Iqdam masuk?

Liputan6.com, Jakarta - Gus Iqdam baru-baru ini disebut sebagai waliyullah, apakah ciri-ciri yang ada pada diri Gus Iqdam sesuai dengan ciri-ciri wali?

Wali dalam bahasa Arab berarti adalah 'seseorang yang dipercaya' atau 'pelindung', makna secara umum menjadi 'Teman Allah' dalam kalimat walīyu 'llāh. Al-Qur'an menjelaskan Waliallah memiliki arti orang yang beriman dan bertakwa.

“Ingatlah sesungguh wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yg beriman dan mereka selalu bertakwa.” (Yunus 10:62 - Al-Furqan dalam kitab Majmu’atut Tauhid hal. 339)

Kata ‘wali’ bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata ‘al-wilayah’ yg arti adl ‘kekuasaan’ dan ‘daerah’ sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Sikkit, atau terambil dari kata ‘al-walayah’ yg berarti pertolongan. Adapun secara terminologi menurut pengertian sebagian ulama ahlussunah, wali adalah orang yang beriman lagi bertakwa tetapi ia bukan seorang nabi.

Sebagian ulama lain berpendapat bahwa seluruh orang yang beriman lagi bertaqwa adalah disebut wali Allah, dan wali Allah yang paling utama adalah para nabi, yang paling utama di antara para nabi adalah para rasul, yang paling utama di antara para rasul adalah Ulul ‘azmi, yang paling utama di antara Ulul ‘azmi adalah Nabi Muhammad SAW.

Maka para wali Allah tersebut memiliki perbedaan dalam tingkat keimanan mereka, sebagaimana mereka memiliki tingkat yang berbeda pula dalam kedekatan Mereka dengan Allah.

Mengenai Waliyullah, Pengasuh Majelis Ta'lim Al-Bahjah, Kh Yahya Zainul Maarif atau Buya Yahya menjelaskan ciri dan sosok wali masa kini. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Seseorang Tidak Bisa Melihat Apakah Seseorang Itu Wali atau Bukan

Menurut Buya Yahya, karena dia adalah kekasih Allah SWT, wali yang akalnya sehat akan sesuai dengan syariat. Ciri wali Allah yang pertama adalah menegakkan syariat.

Tidak ada wali Allah yang melanggar syariat ketentuan Agama.

"Tidak ada waliyullah yang melanggar syariat, nggak ada wali mabuk," kata Buya Yahya, dilansir dari Kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Menurutnya, seseorang memang tidak bisa melihat apakah seseorang itu wali atau bukan. Buya Yahya menerangkan ciri wali lainnya, yakni mudah memaafkan urusan dirinya, namun tidak dengan urusan agama.

"Contohnya dia diambil uangnya tidak marah, memaafkan, dia tidak punya dendam pada siapapun," kata Buya.

Yang menjadikan dirinya wali adalah salamatus sudur, atau hatinya yang bersih. "Mungkin dia tukang sapu di Masjid, atau satpam di majelis ilmu, dia bisa waliyullah. Kenapa? setiap saat dia berzikir, hatinya bersih, tidak dzolim dengan sesama manusia," terangnya.

3 dari 3 halaman

Wali Tidak Dilihat dari Baju dan Jubah, Apalagi Jumlah Jamaah

Berbeda halnya pada zaman dahulu, bahwa wali akan kelihatan atau nampak dari sifatnya yang terlihat. "Seperti Syeh Abdul Qadir Jailani, ilmunya ada, hatinya bersih, cukup disebut wali, tapi kalau akhir zaman, banyak bohong," sebut Buya.

Wali juga tidak dilihat dari baju dan jubah, apalagi jumlah jamaah. "Bukan dari baju dan jubahnya, bukan karena muridnya yang banyak, bukan karena jemaahnya banyak, bukan juga karena sering terlihat di TV," ujarnya.

Bisa jadi wali adalah ilmuwan yang setiap hari bekerja di laboratorium, namun selalu memikirkan penelitian untuk manfaat orang banyak. Bisa juga seorang saudagar kaya raya, namun dari bisnisnya yang halal, ia selalu memikirkan keuntungan usahanya untuk umat dan agama.

Wali juga memiliki sifat tawadhu dan tidak sombong jika diingatkan. "Ia bertaubat kalau memang salah, tidak sombong, jadi tawadhu," tandas Buya.

Wali dalam kisah penyebaran Islam di nusantara, menurut konsensus para ulama dan raja waktu itu, terdapat 9 orang yang patut dianggap sebagai wali, karena mereka sangat mumpuni baik dari ilmu agama Islam maupun bobot segala jasa dan karomahnya terhadap kehidupan masyarakat dan kenegaraannya, yang dikenal dengan sebutan walisongo (sanga dalam Bahasa Jawa berarti sembilan).

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.