Sukses

Top 3 Islami: Anas Urbaningrum dan Mubahalah hingga Agar Santri Baru Betah di Pondok

Top 3 Islami Minggu, 16 Juli 2023 yakni mengenai Anas Urbaningrum dan Mubahalah, Ponpes Al Zaytun dan tahun ajaran baru, agar santri baru cepat betah di pondok pesantren

Liputan6.com, Jakarta - Sabtu, 15 Juli 2023, Anas Urbaningrum berpidato di kawasan Monumen Nasional (Monas). Monas dan Anas, beberapa tahun lalu pernah begitu dikenal.

Adalah Anas yang mengajak orang yang dianggapnya zalim untuk melakukan mubahalah. Mubahalah adalah sumpah kutukan yang dilakukan dua orang yang saling bersengketa tentang suatu kebenaran.

Konsekuensinya berat, yakni kutukan Allah SWT. Karenanya, mubahalah, meskipun ada dalam ajaran Islam, tidak disarankan dilakukan.

Artikel mengenai pidato Anas yang dihubungkan dengan memori tantangan mubahalah itu menjadi artikel yang menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com bersama dua artikel lain mengenai Ponpes Al Zaytun dengan Panji Gumilangnya dan tahun ajaran baru, terkait agar santri baru betah di pondok pesantren.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Pidato Anas Urbaningrum, Monas dan Mubahalah: Sumpah dengan Konsekuensi Berat dalam Islam

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menuai perhatian publik usai berencana berpidato di Kawasan Monumen Nasional (Monas). Akhirnya, rencana itu terlaksana pada Sabtu (15/7/2023).

Salah satu yang disampaikan dalam pidato Anas di Monas adalah soal pelaku kezaliman yang mesti bertobat. Dia juga menyinggung sumpahnya yang begitu spektakuler, 'gantung Anas di Monas', yang begitu populer beberapa tahun lampau. 

"Saya ingin katakan bahwa bagi yang pernah melakukan kezaliman hukum bertobatlah, bertobatlah, tidak perlu minta maaf kepada Anas," kata Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) itu, dikutip dari kanal News Liputan6.com, Sabtu (15/7/2023).

Menurut Anas, tidak mengulangi kembali kezaliman hukum yang sama kepada pihak lainnya menjadi cara taubat terbaik. Saking emosionalnya, Anas sampai bergetar saat menyampaikan hal ini.

"Kemudian minta maaf pada yang menciptakan manusia, menciptakan kita semua. Saya minta maaf kalau saya bergetar soal ini," ungkap Anas Urbaningrum.

Lebih lanjut, Anas menjelaskan hukum tak boleh dijadikan alat untuk memperalat siapa pun. Dia menilai kompetisi politik harus dijalankan dengan kesatria.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Viral Pendeta Ikut Sholat di Ponpes Al Zaytun: Bolehkah Nonmuslim Sholat, Apa Hukumnya?

Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat tengah menjadi sorotan lantaran terus menuai polemik dan kontroversi. Salah satunya soal nonmuslim yang ikut sholat Id beberapa waktu lalu.

Diketahui, ternyata nonmuslim itu adalah seorang pendeta. Video yang memperlihatkan nonmuslim berada dalam shaf sholat pun viral di media sosial.

Adanya nonmuslim ikut sholat menimbulkan pertanyaan dari benak muslim. Apakah boleh nonmuslim ikut dalam barisan sholat?

Menurut Ketua Umum PP Aisyiyah, Salmah Orbayinah, terdapat nonmuslim dalam barisan sholat tidak dibenarkan dalam syariat Islam. Meskipun dalihnya moderasi beragama. Sebab, tujuan sholat adalah kepada Allah bukan karena manusia.

“Non muslim ada dalam barisan sholat, itu keliru. Kita memang dianjurkan untuk bertoleransi dan bermoderasi beragama, tapi penempatannya (moderasi beragama) harus pas, harus pada tempatnya, bukan moderasi beragama yang serampangan dan kebablasan," katanya dikutip dari Republika, Sabtu (15/7/2023).

Soal nonmuslim ikut sholat memang bukan fenomena baru, meskipun menurut Salmah tidak dibenarkan. Lantas, jika nonmuslim sholat apakah sah dan menjadikannya masuk Islam?

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. 8 Tips Agar Santri Baru Cepat Betah di Pondok Pesantren, Cekidot!

Pertumbuhan pondok pesantren di Indonesia begitu menggembirakan. Pada 2023 ini, jumlah pesantren nyaris menembus 27 ribu unit di seluruh Indonesia.

Memang, pondok pesantren makin diminati. Hal itu tak lepas dari pembenahan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan agama.

Jika dulu pesantren hanya berkutat pada ilmu-ilmu agama, kini sudah banyak pesantren yang mengintegrasikannya dengan pendidikan formal.

Bahkan, beberapa pesantren sudah mendirikan perguruan tinggi hingga santrinya bisa tinggal lebih lama belajar di pondok sembari belajar dari tingkat lanjutan hingga sarjana.

Juli 2023 ini, tahun ajaran baru dimulai. Pun di sekolah formal dan pondok pesantren.

Santri-santri baru pasti akan mengalami masa adaptasi. Bisa cepat, ada pula yang lambat.

Banyak di antaranya yang tidak betah di pondok dan ingin pulang. Tentu ini tak diharapkan orangtua.

Selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.