Sukses

Mengapa Kurma Jadi Makanan Buka Puasa Khas Ramadhan? Ini Penjelasannya

Berbuka puasa dengan kurma sudah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun. Mengapa kurma? Simak penjelasan berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta - Bulan suci Ramadhan telah dimulai dan selama 30 hari umat muslim di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa Ramadhan mulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam.

Di Indonesia sendiri, buka puasa biasanya menjadi momen yang paling ditunggu karena berbagai hidangan khas buka puasa Ramadhan akan disajikan, seperti kue-kue manis, teh manis panas, dan lainnya.

Dari beragamnya hidangan berbuka, terdapat satu makanan yang tidak pernah terlupakan baik itu ketika berbuka di rumah ataupun di masjid dan tempat lainnya, makanan tersebut adalah kurma.

Sudah menjadi kebiasaan banyak orang selama bertahun-tahun, buka puasa dengan kurma.

Kebiasaan ini tak hanya berlaku di Indonesia, melainkan di seluruh dunia. 

Kurma juga biasanya menjadi makanan yang sering dibagikan ke tetangga atau kerabat sebagai hampers Ramadhan.

Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa hanya kurma? Mengutip dari beberapa sumber, Senin (27/3/2023), simak penjelasan berikut ini.

Ajaran Nabi Muhammad SAW

Berbuka puasa dengan kurma merupakan anjuran yang terkandung dalam hadits yang dikaitkan oleh Nabi Muhammad SAW. 

Dilansir dari Times of India, Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk berbuka puasa dengan kurma matang sebelum berdoa. Sebagai sumber serat, potasium, dan kalsium yang kaya, kurma tidak hanya enak, tetapi juga merupakan cadangan perbaikan nutrisi.

“Kurma adalah salah satu makanan favorit dan paling diinginkan Nabi Muhammad,” kata Dr Nisar Ahmed Bathoolunnisa, manajer dari ahli diet, dikutip dari situs Sheikh Shakhbout Medical City (SSMC).

"Sudah menjadi kebiasaan di banyak negara bagi umat Islam untuk berbuka puasa dengan mengonsumsi kurma karena (dianggap sebagai) praktik yang diberkati berdasarkan (contoh) Nabi Muhammad," tambahnya.

Nabi Muhammad SAW dikatakan mengawali buka puasanya dengan tiga kurma dan air. Jadi meskipun tidak wajib, praktik ini lebih disukai karena dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Baik untuk Kesehatan Secara Medis

Sebuah studi tahun 2003 di International Journal of Food, Sciences, and Nutrition menyebut kurma sebagai “makanan yang hampir ideal, menyediakan berbagai nutrisi penting dan potensi manfaat kesehatan.” 

Selain itu, secara ilmiah kurma juga dianggap penting saat berpuasa karena kaya akan tembaga, selenium, dan magnesium. 

Menurut para ahli, kurma mengandung banyak karbohidrat dalam ukurannya yang kecil.

Kandungan karbohidrat tersebut yang membantu mengisi kembali kebutuhan karbohidrat dalam tubuh dengan cepat setelah puasa.

Tak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, kurma juga mampu mengendalikan dan menahan keinginan tubuh akan gula yang akan mengendalikan nafsu makan selama berpuasa.

Kurma juga mudah dicerna dan tidak akan menyakiti perut setelah berpuasa berjam-jam, sering kali perut akan terasa sakit jika mengawali buka puasa dengan makanan yang tidak tepat.

Menurut ahli gizi, makan kurma saat berbuka puasa membantu menurunkan rasa lapar dan membantu mencegah makan berlebihan pasca puasa, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan masalah kesehatan lainnya.

3 dari 4 halaman

Bekerja sebagai Energy Booster

Kurma merupakan buah yang kaya akan gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa. 

"Kurma dapat memuaskan rasa manis seseorang sekaligus memberikan nutrisi penting, seperti vitamin B-6 dan zat besi. Mereka juga tinggi serat, yang membantu orang merasa kenyang lebih lama," kata Dr Bathoolunnisa.

Menurut para ahli, kandungannya tersebutlah yang membuat kurma merupakan camilan yang sempurna untuk penambah energi setelah jam puasa yang panjang. 

Selain itu, kurma juga dikatakan lebih baik daripada minuman berenergi jenis dan merek apa pun, karena serat makanan di dalamnya memungkinkan tubuh untuk tetap berenergi dalam waktu yang lama.

Selain untuk berbuka puasa, kurma juga baik untuk dikonsumsi saat sahur agar tubuh mendapatkan cukup energi untuk berpuasa seharian penuh.

Kurma dengan bentuk mentah dan kering adalah yang paling sehat dibandingkan dengan kurma olahan seperti yang sudah diawetkan dalam gula, diisi dengan kacang atau isian lainnya, berlapis cokelat, pasta kurma, bola kurma, dan bentuk olahan lainnya.

Buah kurma dapat dikonsumsi oleh semua kalangan usia, termasuk bayi berusia tujuh hingga delapan bulan ke atas.

4 dari 4 halaman

Bisa Ganggu Puasa Ramadhan, Hindari Makanan Asin dan Lemak Jenuh saat Sahur dan Berbuka

Sementara itu, memilih makanan untuk berbuka puasa maupun untuk sahur memang sangat penting di bulan Ramadhan ini. Salah-salah, makanan yang kita pilih bisa saja malah mengganggu puasa.

Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan jika ingin puasa Ramadhan berjalan lancar selama sebulan penuh. Salah satunya yakni menghindar makanan tinggi garam dan lemak jenuh saat makan sahur dan buka puasa.

Seperti disampaikan dokter spesialis gizi klinik RS PELNI dr Eva Kurniawati, M.Gizi, Sp.GK, mengonsumsi makanan asin atau tinggi garam pada saat sahur akan membuat seseorang merasa sangat haus di siang hari.

"Makanan yang tinggi garam dapat membuat Anda merasa sangat haus di siang hari. Makanan asin yang umum dimakan sahur antara lain mi instan, makanan olahan seperti keripik, makanan kaleng," ujarnya, dilansir Antara.

Hidangan tinggi lemak jenuh dan lemak trans juga perlu dihindari sebagai menu sahur dan buka puasa di bulan Ramadhan. Makanan tersebut seperti makanan yang diolah dengan cara digoreng serta mengandung santan yang dipanaskan berulang kali.

Baca selengkapnya di sini...

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.