Sukses

Apa Itu Narcistic? Pahami Definisi, Penyebab, dan Gejalanya

Mungkin banyak dari kita yang sering mendengar istilah "narcistic" dalam percakapan sehari-hari. Namun, tahukah Anda bahwa ejaan yang benar untuk istilah ini adalah "narcissistic"?

Liputan6.com, Jakarta Mungkin banyak dari kita yang sering mendengar istilah "narcistic" dalam percakapan sehari-hari. Namun, tahukah Anda bahwa ejaan yang benar untuk istilah ini adalah "narcissistic"? Meski dalam bahasa Indonesia kata tersebut diserap dan berubah bentuk menjadi "narsistik", tetap saja istilah yang benar dalam bahasa Inggris adalah "narcissistic".

Dalam konteks ilmu psikologi atau ilmu kejiwaan, terdapat istilah Narcissistic Personality Disorder (NPD). NPD didefinisikan sebagai gangguan kepribadian yang ditandai oleh pola perilaku yang menonjolnya keinginan akan pujian, kekuasaan, dan perhatian yang berlebihan. Orang yang menderita NPD cenderung memiliki pandangan yang terlalu tinggi tentang diri sendiri, merasa lebih unggul daripada orang lain, dan seringkali kurang empati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.

Beberapa gejala yang sering terlihat pada orang dengan NPD antara lain keinginan yang berlebihan untuk dipuji, merasa lebih penting dan arogan, kurang menghargai perasaan orang lain, sulit menerima kritik, dan seringkali memiliki keinginan untuk mendominasi orang lain. Namun untuk menentukan apakah seseorang memiliki NPD, tidak sesederhana hanya dari gejala atau ciri-cirinya saja.

Penting untuk diingat bahwa hanya seorang profesional di bidang kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, yang dapat membuat diagnosis resmi terkait NPD. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala yang serupa, disarankan untuk mencari bantuan profesional guna mendapatkan penanganan yang tepat.

Untuk memahami lebih dalam tentang apa itu Narcissistic Personality Disorder (NPD), simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (8/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Kriteria Diagnostik Narcissistic Personality Disorder

Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola perilaku yang berlebihan dan kuatnya rasa keagungan diri. NPD diklasifikasikan dalam DSM-5 dengan kriteria diagnostik yang telah ditentukan.

Kriteria diagnostik NPD sesuai dengan DSM-5 meliputi:

1. Rasa keagungan yang kuat: Penderita NPD memiliki sikap superioritas dan merasa bahwa mereka unik atau istimewa. Mereka berharap dihargai dan diakui oleh orang lain.

2. Fantasi tentang keberhasilan yang tak terbatas: Individu dengan NPD seringkali memiliki fantasi tentang kekuasaan, keberhasilan, kecantikan, atau kecerdasan yang tak terbatas.

3. Keinginan untuk diakui: Mereka sangat membutuhkan pujian dan pengakuan dari orang lain. Mereka seringkali merasa terluka atau marah jika tidak mendapatkan perhatian yang mereka inginkan.

4. Bersifat egois: Penderita NPD cenderung memperhatikan diri sendiri dan tidak peduli dengan perasaan orang lain. Mereka sulit memahami atau mengakui perasaan orang lain.

5. Hubungan interpersonal yang buruk: Individu dengan NPD seringkali memiliki hubungan yang bermasalah dengan orang lain. Mereka cenderung memanipulasi, memanfaatkan, atau mengabaikan orang lain demi memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Perilaku dan pola pikir yang mungkin muncul pada seseorang yang menderita NPD adalah sikap sombong, kesombongan, hiperfokus pada keberhasilan atau penampilan fisik mereka sendiri, dan ketidakmampuan untuk berempati terhadap perasaan orang lain. Mereka juga seringkali mencari pengakuan dan pujian dari orang lain demi mempertahankan rasa keagungan mereka.

Dalam kesimpulan, NPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan rasa keagungan yang kuat, fantasi tentang keberhasilan yang tak terbatas, keinginan untuk diakui, sifat egois, dan hubungan interpersonal yang buruk. Perilaku dan pola pikir yang muncul pada penderita NPD mencakup sikap sombong, kesombongan, dan ketidakmampuan untuk berempati.

3 dari 6 halaman

Gejala dan Tanda-Tanda NPD

Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan mental yang ditandai oleh sifat-sifat seperti kesombongan yang berlebihan, kebutuhan yang tidak realistis untuk pengakuan, kurangnya empati, dan pola hubungan interpersonal yang tidak stabil. Individu dengan NPD cenderung memiliki pandangan yang sangat tinggi tentang diri mereka sendiri, merasa lebih baik dan lebih penting daripada orang lain. Mereka akan berusaha untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan yang konstan dari orang lain.

Gejala lain dari NPD termasuk keinginan yang kuat untuk diekspos, keinginan untuk dikagumi, dan kepercayaan bahwa mereka berhak mendapatkan perlakuan istimewa. Orang dengan NPD juga cenderung merasa tidak puas dengan prestasi mereka sendiri dan sering merasa tidak dihargai oleh orang lain.

Selain itu, kurangnya empati juga menjadi salah satu ciri khas NPD. Individu dengan NPD seringkali tidak mampu atau enggan memahami atau memperhatikan perasaan dan kebutuhan orang lain. Mereka cenderung memanipulasi orang lain untuk memperoleh keuntungan atau pengakuan.

Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil juga menjadi gejala NPD. Orang dengan NPD sering memiliki hubungan yang bermasalah dan mudah terlibat dalam konflik. Mereka seringkali sulit mempertahankan hubungan yang bertahan lama karena kebutuhan mereka yang terus menerus untuk mendapatkan validasi dan pengakuan.

Secara keseluruhan, NPD adalah gangguan mental yang kompleks yang mempengaruhi perilaku, pikiran, dan emosi individu. Gejala dan tanda-tanda yang terkait dengan NPD, termasuk kesombongan, kebutuhan akan pengakuan, kurangnya empati, dan pola hubungan yang tidak stabil, harus dikenali untuk membantu individu yang mungkin mengalami gangguan tersebut.

4 dari 6 halaman

Penyebab dan Faktor Risiko

Narcissistic Personality Disorder (NPD), atau gangguan kepribadian narsistik, ditandai dengan perilaku yang berpusat pada diri sendiri, kebutuhan akan pujian dan perhatian yang berlebihan, serta kurang empati terhadap orang lain. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada perkembangan NPD meliputi faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman masa kecil.

Faktor genetik memainkan peran penting dalam risiko pengembangan NPD. Studi mendukung bahwa ada kecenderungan genetik yang mengarah pada perkembangan gangguan kepribadian, termasuk NPD. Kendala pada pola pemrograman genetik atau varian dalam gen tertentu dikaitkan dengan peningkatan risiko NPD.

Selain faktor genetik, lingkungan juga memiliki pengaruh yang signifikan. Individu yang tumbuh dalam keluarga yang terlalu memuja, mengabaikan atau dalam suasana yang sangat kompetitif, cenderung lebih rentan terhadap NPD. Faktor-faktor seperti buruknya asuhan orang tua, penyelewengan perawatan, atau kekerasan fisik dan emosional dapat memainkan peran kunci dalam perkembangan gangguan ini.

Pengalaman masa kecil trauma juga diyakini menjadi faktor risiko dalam perkembangan NPD. Trauma seperti pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, atau pengabaian yang parah dapat menyebabkan perkembangan sikap kepercayaan tertanam yang rapuh dan kebutuhan akan pengakuan yang berlebihan pada diri sendiri.

Dalam kesimpulannya, perkembangan NPD dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman masa kecil. Menyadari dan memahami faktor-faktor ini adalah langkah penting dalam memahami penyebab dan risiko dari gangguan kepribadian narsistik ini.

5 dari 6 halaman

Dampak pada Kehidupan Sehari-hari

Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya rasa terlalu tinggi akan kepentingan diri sendiri, kebutuhan akan pengakuan yang berlebihan, dan ketidakmampuan untuk memperhatikan atau menghargai perasaan orang lain. NPD dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari individu yang menderita gangguan ini di berbagai aspek, seperti hubungan interpersonal, pekerjaan, dan kehidupan sosial.

Dalam hubungan interpersonal, individu dengan NPD cenderung mengabaikan perasaan dan kebutuhan orang lain demi memenuhi kepentingan diri sendiri. Mereka sering mengungkapkan sikap arogan, sombong, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan keretakan hubungan dengan orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarga, teman, pasangan, dan rekan kerja.

Dalam dunia kerja, individu dengan NPD seringkali bersikap manipulatif, tidak mampu menerima kritik atau menjalani peran yang memerlukan kerjasama. Mereka cenderung mengejar prestasi dan pujian, bahkan dengan mengorbankan orang lain. Hal ini dapat menciptakan ketegangan di tempat kerja dan mengurangi produktivitas tim.

Dalam kehidupan sosial, individu dengan NPD cenderung mencari perhatian dan pengakuan dari orang lain. Mereka sering berusaha tampil sempurna dan bahkan bisa menjadi pusat perhatian di sebuah acara sosial. Namun, karena sikap dan tingkah laku mereka yang seringkali tidak memperhatikan perasaan orang lain, individu dengan NPD bisa kesulitan mempertahankan hubungan sosial yang sehat dan berkelanjutan.

Tantangan yang dihadapi oleh individu dengan NPD dalam menjaga hubungan yang sehat dan berkelanjutan adalah kurangnya empati dan perhatian terhadap orang lain. Mereka cenderung meremehkan kebutuhan dan perasaan orang lain demi memenuhi kepentingan diri sendiri. Selain itu, sikap arogan dan sombong yang seringkali ditampilkan juga dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman, membuat interaksi menjadi sulit.

Seiring dengan menerima pengobatan dan dukungan yang tepat, individu dengan NPD dapat belajar untuk lebih empatik, menghargai perasaan orang lain, dan menjaga hubungan yang sehat. Terapi individu yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan kemampuan empati dapat membantu individu dengan NPD untuk mengelola dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari dan memperbaiki hubungan yang rusak.

6 dari 6 halaman

Penanganan terhadap NPD

Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan mental yang ditandai oleh pola perilaku yang sangat berlebihan dalam membutuhkan perhatian dan kekaguman dari orang lain. Penanganan terhadap NPD melibatkan prosedur diagnostik, pendekatan pengobatan, dukungan, dan prognosis.

Prosedur diagnostik yang digunakan untuk mendiagnosis NPD melibatkan wawancara klinis dan penilaian psikologis. Wawancara klinis melibatkan bertanya tentang riwayat simptomatik, perilaku, dan hubungan interpersonal individu. Penilaian psikologis melibatkan penggunaan alat tes psikologis yang dirancang khusus, seperti Tes Kepribadian Narcissistic Personality Inventory (NPI), untuk mengidentifikasi tanda-tanda NPD.

Pendekatan pengobatan yang dapat digunakan untuk NPD termasuk terapi kognitif perilaku dan terapi psikoanalisis. Terapi kognitif perilaku bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku individu yang merugikan. Terapi psikoanalisis berfokus pada memahami dan mengatasi akar masalah psikologis yang mendasari NPD. Penggunaan obat-obatan dalam pengobatan NPD belum terbukti efektif.

Untuk mendukung individu yang menderita NPD, terdapat kelompok dukungan dan jaringan profesional yang dapat memberikan bantuan dan pemahaman. Kelompok dukungan dapat memberikan tempat yang aman bagi individu untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan dari orang lain yang mengalami kondisi yang serupa. Jaringan profesional seperti terapis dan konselor juga menyediakan bimbingan dan pengobatan yang dibutuhkan untuk mengatasi NPD.

Prognosis bagi individu dengan NPD bervariasi. Beberapa individu mungkin mengalami perbaikan kondisi melalui pengobatan dan dukungan yang tepat. Namun, pemulihan sepenuhnya tidak secara universal terjamin. Pentingnya pengobatan dan dukungan terletak pada meningkatkan kualitas hidup individu yang menderita NPD dan membantu mereka mengelola gejala dan pola perilaku yang merugikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.