Sukses

5 Tips Memperbaiki Keuangan Setelah Lebaran, Jangan Lupa Investasi

Kumpulan cara cerdas mengatur ulang keuangan setelah lebaran

Liputan6.com, Jakarta Setelah merayakan Lebaran dengan sukacita dan kebersamaan, saatnya untuk kembali memfokuskan perhatian pada keseimbangan keuangan pribadi. Terkadang, euforia liburan dapat membuat kita sedikit terbawa arus dan melupakan pentingnya merencanakan dan mengelola keuangan dengan bijak. Namun, di balik gemerlapnya suasana Lebaran, ada langkah-langkah sederhana namun kuat yang dapat membantu memperbaiki keuangan dan mencapai kestabilan finansial jangka panjang.

Dengan kembali mengevaluasi pengeluaran selama Lebaran dan membuat rencana anggaran baru, kita dapat memperbaiki keseimbangan keuangan setelah perayaan tersebut. Selain itu, mengembalikan disiplin keuangan dengan menyimpan sebagian pendapatan dan mengelola pengeluaran dengan bijak juga menjadi kunci penting dalam meraih kestabilan finansial. Selain itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara keinginan dan kebutuhan serta merencanakan investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih mapan secara finansial.

Melalui langkah-langkah cerdas ini, kita dapat memperbaiki keuangan setelah Lebaran dan melangkah lebih jauh dalam perjalanan menuju kesejahteraan finansial. Untuk langkah-langkah lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber kumpulan cara cerdas mengatur ulang keuangan setelah lebaran, pada Minggu (14/4).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Evaluasi Pengeluaran Lebaran

Ketika mengevaluasi pengeluaran selama periode Lebaran, penting untuk mencatat dengan teliti semua biaya yang terjadi. Misalnya, Anda bisa mencatat biaya untuk belanja baju baru (contoh: Rp1.500.000 untuk baju Lebaran), hantaran untuk keluarga dan tetangga (contoh: Rp500.000 untuk hantaran), serta santunan untuk anak-anak (contoh: Rp200.000 per anak). Total pengeluaran Anda selama Lebaran bisa mencapai Rp2.200.000.

Setelah mencatat semua pengeluaran, langkah berikutnya adalah membandingkan dengan anggaran yang telah Anda tetapkan sebelumnya. Misalnya, jika anggaran awal untuk Lebaran adalah Rp2.000.000, tetapi Anda akhirnya mengeluarkan Rp2.200.000, itu berarti Anda melebihi anggaran sebesar Rp200.000. Dalam hal ini, pertimbangkan untuk menyesuaikan strategi pengeluaran Anda di masa mendatang, mungkin dengan menetapkan anggaran yang lebih realistis atau mengurangi pengeluaran yang tidak begitu penting.

 
3 dari 6 halaman

2. Buat Rencana Anggaran Baru

Berdasarkan evaluasi pengeluaran Lebaran, langkah selanjutnya adalah membuat rencana anggaran baru untuk bulan-bulan mendatang. Prioritaskan pembayaran utang (jika ada) sebagai langkah pertama dalam memperbaiki keuangan. Misalnya, jika Anda memiliki utang kartu kredit sebesar Rp5.000.000 dengan bunga 2% per bulan, alokasikan sebagian dari pendapatan Anda untuk membayar utang tersebut secara bertahap.

Selain itu, alokasikan dana untuk kebutuhan penting seperti tagihan rutin (contoh: listrik sebesar Rp500.000 per bulan), tabungan (contoh: Rp1.000.000 per bulan untuk tabungan darurat), dan investasi jangka panjang (contoh: Rp500.000 per bulan untuk investasi reksa dana). Dengan memiliki rencana anggaran yang jelas dan disiplin dalam mengelola keuangan, Anda dapat mencapai kestabilan finansial yang lebih baik di masa depan.

4 dari 6 halaman

3. Kembalikan Disiplin Keuangan

Setelah periode liburan, seringkali kebiasaan disiplin keuangan bisa terganggu karena banyaknya pengeluaran yang dilakukan selama liburan. Namun, penting untuk kembali membangun disiplin keuangan agar keuangan pribadi tetap terjaga. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengembalikan kebiasaan menyimpan sebagian pendapatan dan mengelola pengeluaran dengan bijak. 

Misalnya, tentukan persentase tertentu dari pendapatan bulanan Anda untuk disimpan sebagai tabungan darurat (contoh: 10% dari pendapatan bulanan sebesar Rp5.000.000 adalah Rp500.000). Dengan melakukan hal ini, Anda dapat membangun cadangan dana yang berguna untuk menghadapi kebutuhan mendesak di masa depan tanpa harus tergantung pada pinjaman atau utang.

Selain itu, buatlah target-tabungan bulanan dan patuhi untuk mencapainya. Contohnya, jika Anda ingin memiliki tabungan darurat sebesar Rp10.000.000 dalam waktu 1 tahun, maka tentukan target bulanan sebesar Rp833.333 untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan memiliki target yang jelas dan disiplin dalam menabung, Anda dapat mencapai kestabilan finansial yang lebih baik dan mengurangi risiko ketika menghadapi situasi darurat.

5 dari 6 halaman

4. Rencanakan Investasi Jangka Panjang

Selanjutnya, manfaatkan momentum pasca-Lebaran untuk merencanakan investasi jangka panjang. Pertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian dana untuk investasi seperti reksa dana, saham, atau properti. Misalnya, alokasikan sebesar Rp1.000.000 per bulan untuk investasi reksa dana dengan harapan mendapatkan return sebesar 8% per tahun. 

Dengan melakukan investasi secara teratur dan konsisten, Anda dapat memperoleh keuntungan yang signifikan di masa depan dan mencapai tujuan keuangan yang lebih besar seperti pensiun yang nyaman atau pendidikan anak-anak. Dengan menerapkan disiplin keuangan dan merencanakan investasi jangka panjang dengan bijak, Anda dapat membangun pondasi keuangan yang kuat dan mengarahkan keuangan pribadi Anda ke arah yang lebih stabil dan berkelanjutan.

6 dari 6 halaman

5. Jaga Keseimbangan Antara Keinginan dan Kebutuhan

Memelihara keseimbangan antara keinginan dan kebutuhan merupakan salah satu aspek kunci dalam mengelola keuangan dengan bijak. Hal ini melibatkan kesadaran akan perbedaan antara apa yang kita inginkan dan apa yang benar-benar kita butuhkan. Contohnya, saat Anda melihat sebuah gadget terbaru yang sangat menarik perhatian, pertimbangkan apakah gadget tersebut benar-benar diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ataukah hanya menjadi keinginan yang muncul karena iklan atau tren terkini. Misalnya, Anda dapat menetapkan batasan untuk pengeluaran keinginan, seperti tidak menghabiskan lebih dari 20% dari pendapatan bulanan untuk hal-hal yang bukan kebutuhan esensial.

Penting untuk menghindari godaan untuk menghabiskan uang secara impulsif untuk hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan. Sebagai contoh, saat Anda melihat diskon besar-besaran di akhir musim untuk pakaian dan aksesoris, pertimbangkan apakah Anda benar-benar membutuhkan item tersebut ataukah hanya tergoda untuk membeli karena harga murah. Dalam hal ini, penting untuk melakukan evaluasi diri secara jujur dan mengutamakan kebutuhan yang lebih penting seperti kebutuhan makanan, tagihan rutin, dan tabungan. Misalnya, jika Anda merencanakan belanja baju baru, tetapkan batasan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan Anda (contoh: maksimal Rp1.000.000 untuk belanja baju baru setiap bulan).

Sebelum membuat keputusan pembelian besar, pertimbangkan secara matang dan lakukan riset untuk memastikan bahwa keputusan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan Anda. Misalnya, sebelum membeli mobil baru dengan harga Rp200.000.000, pastikan bahwa Anda telah mempertimbangkan alternatif lain seperti memperbaiki mobil lama atau menggunakan transportasi umum, serta memastikan bahwa pembelian tersebut tidak akan mengganggu keuangan Anda dalam jangka panjang.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.